Sabtu, 26 Januari 2019

DISPENSASI TORAT (LANJUTAN) - HARI-HARI PERIBADATAN.




HARI-HARI PERIBADATAN

Oleh: Jerry H M Sumanti, STh

Dalam tulisan yang lalu telah membahas tentang Korban-korban persembahan yang adalah bagian dari Hukum-hukum (Ketentuan dan Peraturan) yang menyangkut kehidupan peribadatan di bawah Dispensasi Hukum Taurat. 

Berikut ini marilah kita memerhatikan mengenai hari-hari perayaan bangsa Israel yang berkaitan dengan ketentuan dan peraturan yang menyangkut kehidupan peribadatan tersebut: 
 
1.    Memeringati dan menguduskan hari Sabat (Keluaran 20:8-11) dengan ketentuan dan peraturannya. Sabat artinya PERHENTIAN, disebut juga hari ketujuh, pertama kali disebut dalam Kejadian 2:1-3. TUHAN berhenti (bukan beristirahat – karena sampai hari ini TUHAN tetap bekerja) dari mencipta (karena semua sudah selesai dan sungguh amat baik – Kejadian 1:31) pada hari ketujuh dan menguduskannya. Hari ketujuh ini atau hari Sabat kemudian diteguhkan TUHAN bagi umat Israel pada waktu pemberian hukum-hukum sebagai satu hari yang harus dilakukan oleh orang Israel, yakni menyediakan waktu khusus untuk mengsyukuri segala karya TUHAN dalam kehidupan ini. Hari ini dijadikan hari perhentian – hari peristirahatan penuh dari segala pekerjaan. Pada hari itu harus beristirahat total, tidak boleh melakukan pekerjaan apapun. Orang yang melanggar peraturan ini harus dihukum mati (Keluaran 35:1-3).

2.   Tahun Sabat (Keluaran 23:10-11, Imamat 25:1-7). Tahun Sabat atau Tahun ketujuh. Pada tahun ini bangsa Israel dilarang untuk mengolah perkebunan. Tahun ini adalah tahun peristirahatan penuh bagi tanah. Tumbuhan dibiarkan tumbuh begitu saja, hanya buahnya dapat diambil untuk dimakan.

3.  Tahun Yobel (Imamat 25:8-55; 27:17-24; Bilangan 36:4). Tahun Yobel atau Tahun Pembebasan. Tahun kelimapuluh setelah Tujuh kali tujuh Tahun Sabat. Pada tahun ini semua hutang diputihkan, Para budak dibebaskan, Tanah gadaian dikembalikan kepada pemiliknya. 

4.  Memperingati berbagai-bagai hari raya masing-masing dengan ketentuan-ketentuan persembahannya (Imamat 23). Disamping memperingati Hari Sabat, Tahun Sabat dan Tahun Yobel, berikut ini hari-hari raya yang sudah menjadi ketetapan yang harus dilakukan sebagai bagian dalam peribadatan bangsa Israel (berkaitan dengan pemberian korban-korban yang sudah dijelaskan pada tulisan yang lalu) adalah:

a.   Hari Raya Paskah (Keluaran 12:1-14, Imamat 23:5, Bilangan 9:1-14, Ulangan 16:1-7). Hari ini merupakan hari peringatan pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Pada hari ini bangsa Israel menyembelih dan memakan anak domba, bersama dengan sayuran pahit dan roti tidak beragi di rumah tangga masing-masing.

b.   Hari Raya Roti Tidak Beragi (Keluaran 12:15-20; 13:3-10; 34:18; Imamat 23:6-8; Bilangan 28:17-25; Ulangan 16:3-8). Hari ini berbarengan dengan Hari Paskah, mereka memakan roti tidak beragi, mengadakan berbagai pertemuan dan memberikan persembahan-persembahan tertentu.

c.    Hari Raya Buah Sulung (Imamat 23:9-14). Berbarengan dengan hari Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi. Pada hari ini bangsa Israel mempersembahkan hasil jelai yang pertama sebagai korban pengunjukan, dan mengadakan korban bakaran dan korban sajian.

d.  Hari Raya Penuaian (Hari Raya Tujuh Minggu)(Keluaran 23:16; 34:22; Imamat 23:15-21; Bilangan 28:26-31; Ulangan 16:9-12). Hari raya di mana bangsa Israel bersukacita sebagai ucapan syukur atas hasil penuaian di ladang. Hasil tuaian pertama sebagai buah bungaran (sulung) dipersembahkan kepada TUHAN. Pada hari ini mereka mempersembahan korban-korban yang diwajibkan maupun yang sukarela, termasuk buah sulung dari hasil penuaian.

e.    Hari Raya Serunai (Imamat 23:23-25; Bilangan 29:1-6). Hari Perhentian (pada bulan ketujuh – bulan Sabat) bangsa Israel mengadakan pertemuan dan peniupan Serunai dan memberikan korban-korban persembahan.

f.    Hari Pendamaian (Imamat 16; 23:26-32; Bilangan 29:7-11). Hari kesepuluh dari bulan ketujuh (bulan Sabat), bangsa Israel berpuasa dan mempersembahkan korban-korban pendamaian bagi para imam, umat, kemah suci dan mezbah.

g.    Hari Raya Pondok Daun (Pengumpulan hasil panen)(Keluaran 23:16; 34:22; Imamat 23:33-36, 39-43; Bilangan 29:12-34; Ulangan 16:13-15; Zakharia 14:16-19). Hari ke 14 bulan Sabat, minggu perayaan karena panen, mereka tinggal di dalam pondok daun dan mempersembahkan korban-korban.

h.    Hari Raya Perkumpulan (Imamat 23:36: Bilangan 29:35-38). Hari ke 21 bulan Sabat, sebagai hari perhentian dan mengadakan pertemuan serta mempersembahkan korban-korban.

i.     Hari Raya Purim ( Esther 9:18-32). Sebuah hari yang penuh sukacita bagi bangsa Israel, pada hari ini mereka mengadakan perayaan sambil saling membagi-bagikan hadiah.

Demikian berbicara mengenai Hari-hari Raya yang sudah menjadi ketetapan-ketetapan yang mesti dilakukan bangsa Israel turun temurun. Dalam Dispensasi Anugerah di mana kita hidup sekarang ini tidak ada ketetapan dan ketentuan hukum tentang hari perhentian (Sabat) dan Hari-hari Raya yang wajib dilaksanakan (Roma 14:1-6; Kolose 2:16-16). 

Walaupun saat ini orang percaya diseluruh dunia beribadah pada hari Minggu  yang bertolak dari Kisah Rasul 20:7 dengan asumsi bahwa hari pertama adalah hari Minggu (bukan berarti orang percaya terikat oleh hari itu saja untuk beribadah kepada TUHAN. 

Pasal-pasal awal Kisah Rasul bahkan menyebutkan bahwa orang-orang percaya tiap-tiap hari berkumpul, beribadah, belajar Alkitab dan mengadakan Perjamuan Tuhan/Perjamuan Kasih, (memecah-mecahkan roti, minum anggur memeringati pengorbanan Yesus di kayu salib, dan makan bersama sebagai ucapan syukur telah diselamatkan dan dipersatukan sebagai anggota Tubuh Kristus). 

Yang jelas Alkitab mengajarkan bahwa setiap orang percaya harus menyediakan waktu untuk berhenti (beristirahat) dari segala pekerjaan dan secara pribadi berkomunikasi dengan TUHAN kapan saja dan di mana saja, dan antara sesama orang percaya menyediakan waktu untuk berkumpul bersekutu bersama-sama, membagi kasih dan berkat Tuhan. (bersambung).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar