Minggu, 29 April 2012

DISPENSASI PEMERINTAHAN MANUSIAWI


Oleh, Jerry H. M. Sumanti.

Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa Nuh dipilih dan dipanggil Tuhan untuk menjadi pemberita kebenaran. Ia dipilih karena ia adalah orang yang berjalan pada kebenaran. Ia orang benar dan hidup bergaul dengan Tuhan, karena itu ia mendapat kasih karunia di mata Tuhan. Kepada Nuh diperintahkan untuk membuat bahtera sebagai jalan orang dapat selamat dari murka yang akan Tuhan nyatakan ke dunia ini. Tuhan akan menghukum dunia ini karena kejahatan manusia semakin menjadi-jadi, manusia semakin tidak mengindahkan Tuhan. Nuh memberitakan kebenaran dan membuat bahtera kurang lebih 100 tahun lamanya. Ia sabar walaupun mendapat ejekan terhadap apa yang ia buat dan beritakan, sampai pada akhir masa yang ditentukan Tuhan tidak ada seorangpun yang mau menjadi percaya. Sehingga sampai pada saat Tuhan menjatuhkan hukumannya yakni mendatangkan air bah, hanya delapan orang saja yang selamat yakni Nuh dan keluarganya (Kejdian 7 – 8; 1Petrus 3:20, 2 Petrus 3:1-9). Setelah air bah surut - tidak ada lagi manusia serta mahkluk hidup lain, selain Nuh dan keluarganya serta mahkluk-mahkluk hidup yang menyertai Nuh dalam bahetra - Nuh dan keluarganya memulai kehidupan yang baru, di dunia ini yang telah dibersihkan oleh Tuhan dari segala kenajisan dosa. Kehidupan Nuh dan keluarganya ini memulai era baru dalam rumah tangga Tuhan. Kehidupan baru ini kita sebut sebagai Dispensasi Pemerintahan Manusiawi.

A.    KEHIDUPAN KELUARGA NUH SESUDAH AIR BAH
Hujan mengguyur bumi ini selama empat puh hari empat puluh malam lamanya, dan  air bah menggenangi seluruh permukaan bumi ini selama seratus lima puluh hari lamanya sehingga mati binasalah semua mahkluk hidup di atas bumi ini dan yang berada di luar bahtera (Kejadian 7 – 8). Setelah air bah surut, Nuh dan keluarganya serta semua mahkluk hidup yang menyertainya keluar dari dalam bahtera dan memulai kehidupan yang baru di atas muka bumi ini. Kehidupan baru dalam dispensasi baru.
Sebagai ucapan syukur atas keselamatan yang telah Tuhan berikan kepada mereka setelah berada kembali di daratan, Nuh dan keluarganya mengadakan ibadah ucapan syukur kapada Tuhan, Nuh mendirikan mezbah bagi Tuhan dan di atas mezbah itu Nuh mempersembahkan korban bakaran bagi Tuhan. Tuhan mengindahkan korban persembahan Nuh, dan Tuhan menyampaikan janjinya kepada Nuh bahwa Tuhan tidak lagi akan menghukum dunia ini dengan air bah. Tuhan meneguhkan janii-Nya ini dengan memberikan tanda di langit yakni sebuah busur melengkung di langit – yakni pelangi.  Pelangi menjadi tanda peneguh janji Tuhan bahwa Tuhan tidak akan menghukum dunia ini dengan air bah lagi (Kejadian 9). Ini adalah jaminan keselamatan bagi Nuh dan keluarganya dalam mengarungi kehidupan baru di dunia ini, kehidupan yang bersifat sementara, tetapi ada jaminan keselamatan bagi kehidupan kekal mereka dan kehidupan semua orang yang percaya dalam kekekalan, yakni beriman kepada Tuhan yang benar pada zamannya – Dispensasi Pemerintahan Manusiawi, dan iman kepada Yesus Kristus – bahtera kehidupan itu, pada zaman atau Dispensasi Anugerah sekarang ini pasti memiliki kehidupan yang kekal bersama dengan Tuhan untuk selamanya.

B.     KEHIDUPAN BARU DENGAN PERATURAN-PERATURAN BARU
Dalam dispensasi sebelumnya, Dispensasi Keinsyafan tidak ada peraturan-peraturan baru ditambahkan. Dalam dispensasi Keinsyafan, manusia berjalan menurut hati nurani, keinsyafan atau kesadaran sendiri. Sampai pada masa kehidupan Nuh, tinggTuhan Nuh dan keluarganya yang berjalan dengan hati nurani yang murni bergaul dengan Tuhan, yang lainnya dengan hati nurani kepada kejahatan. Oleh sebab itu Tuhan Tuhan mendatangkan penghukuman bagi dunia ini sehingga hanya Nuh dan keluarganya yang diselamatkan.
Kalau dalam Dispensasai sebelumnya Tuhan tidak memberikan peraturan dan perintah tambahan dari peraturan dan perintah sebelumnya, maka pada Dispensasi ini Tuhan menambahkan beberapa peraturan dan perintah untuk dijalankan oleh Nuh dan keluarganya serta keturunan mereka dikemudian hari. Peraturan-peraturan dan perintah-perintah yang dimaksudkan sebagaimana dicatat dalam Kejadian 9:1-17, yakni:
1.      Beranak cucu dan bertambah banyak
2.      Penuhi Bumi
3.      Segala yang bergerak (binatang dan tumbuhan) boleh dimakan
4.      Tidak boleh makan darah
5.      Tidak boleh membunuh (menumpahkan darah antara sesama)
6.      Hukuman mati bagi yang membunuh 
Itulah perintah dan peraturan yang ditambahkan Tuhan Tuhan dalam Dispensasi Pemerintahan Manusia ini. Dan kepada Nuh Tuhan Tuhan memberikan hak kekuasaan terhadap bumi dan segala isinya. Nuh menjadi kepada kepemerintah dalam Dispensasi Pemerintahan Manusiawi ini

C.     Kegagalan Kepemerintahan Nuh
Ketika air bah surut Nuh dan keluarganya keluar dari dalam bahtera untuk mengolah dan mengusahan tanah agar memberih kehidupan. Denganberpatokan pada perintah dan peraturan yang Tuhan berikan Nuh dan anak-anaknya mengusahakan tanah pada masa mereka agar memberikan hasil bagi kelangsungan kehidupan mereka dalam dunia yang telah dibaharui oleh Tuhan, dengan menyapu bersih segala kenajisan dunia ini melalui air bah.
Kepada mereka, sebagaimana telah diuraikan lalu, bahwa Tuhan menambahkan peraturan dan perintah baru untuk dilaksanakan. Nuh sebagai orangtua sekaligus menjadi tokoh/pemimpin dalam menjalankan perintah dan peraturan Tuhan. Nuh dan ketiga anaknya Sem, Ham dan Yafet berkembang biak dan memenuhi bumi. Dalam Kejadian 9:19 diceritakan bahwa Nuh menjadi Petani, dan dialah yang mula-mula membuat kebun anggur. Suatu ketika Nuh dan keluarganya menikmati hasil panennya dari kebun anggur, mungkin karena nikmatnya anggur Nuh pada akhirnya mabuk. Karena mabuk, maka tanpa sadar Nuh telah menjadi telanjang. Ham sebagai anak seharusnya menolong ayahnya dari kemabukkannya, tetapi Ham bahkan menggembar-gemborkan apa yang sedang dialami ayahnya. Dengan rasa hormat terhadap orang tua Sem dan Yafet bertindak untuk menyelamatkan ayah mereka dari kemabukkan. Mereka membentangkan selembar kain dan kemudian berjalan mundur untuk menutupi ketelanjangan ayah mereka, karena pantang bagi mereka melihat ayah mereka sedang telanjang. Setelah Nuh sadar apa yang sudah terjadi, maka Nuh menghukum Ham bahkan mengutuk salah seorang keturunan dari Ham, yakni Kanaan, dan Nuh memberkati Sem dan Yafet atas tindakan yang telah mereka lakukan. Selanjutnya Nuh dan keluarganya, Sem Yafet dan Ham mulai berkembang biak, bertambah banyak untuk memenuhi dan mengusahakan bumi ini.

D.    Menara Babel: Menara kekacauan
Sem, Yafet dan Ham kemudian bertambah banyak, dari merekalah terbentuk dan tersebar bangsa-bangsa ke seluruh muka bumi ini. Walaupun dunia ini telah dibersihkan dari segala kejahatan dan Nuh berserta keluarganya diselamatkan. Namun demikian kehidupan Nuh dan keluarganya masih tetap dibayangi dengan kehidupan lama/tabiat lama. Tabiat lama, tabiat dosa masih bercokol dalam kehidupan Nuh dan keluarganya. Nuh mabuk oleh anggur adalah salah satu bukti tabiat lama masih mempengaruhi kehidupan mereka. Tabiat lama akan tetap berpengaruh dan dapat menguasai kehidupan ini apabila tidak bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dan buahnya pastilah sangat tidak menguntungkan/menyenangkan. Buktinya seperti telah terjadi terhadap Nuh, ia mabuk dan kemabukannya membuahkan Ham dihukum dan salah satu keturunan Ham yakni Kanaan dikutuk. Kanaan menjadi hamba yang paling hina bagi Sem dan Yafet (Kejadian 9:18-28).
Selanjutnya keturunan Nuh yang karena tabiat dosa inilah mereka berusaha untuk mencari popularitas dan berontak terhadap Tuhan di bawa pimpinan Nimrod. Alkitab menceritakan bahwa Nimrod adalah orang yang mula-mula sekali berkuasa di bumi ini dan ia adalah seorang pemburu yang sangat perkasa. Nimrod lahir dari garis keturunan Ham, keturunan Kush (Kejadian 10:6-9). Nimrod yang mewarisi hukuman Ham dan yang gagah perkasa ini dengan keangkuhan hidupnya menyalah gunakan kekuasaan, memobilisasi masa untuk berontak kepada Tuhan dan melawan semua peraturan dan perintah yang telah Tuhan berikan kepada Nuh. Kepada Nuh Tuhan memberikan perintah supaya beranak cucu, bertambah bayak dan memenuhi bumi, tetapi Nimrod dengan warisan tabiat buruk, dan dengan kekuasaannya, ia memerintahkan untuk tidak berpencar tetapi berkumpul saja di satu tempat dan membangun pemukiman satu dengan rumah-rumahnya yang menjulang tinggi ke angkasa dengan satu menaranya.
Kejadian pasal 11 menceritakan kenekatan Nimrod dalam memobilisasi masa untuk mencapai tujuannya. Kronologinya adalah sebagai berikut,
1.      Pada mulanya seluruh bumi hanya ada satu bahasa dan logatnya
2.      Nimrod memimpin pengembaraan kesebelah timur dan menjumpai tanah datar Sinear dan menetap di sana.
3.      Membuat batu bata sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat.
4.      Dengan keputusan bersama merancangkan mendirikan sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit.
5.      Dengan tujuan mencari nama dan supaya tidak terserak ke seluruh bumi.
Poin ke lima inilah yang mencerminkan keangkuhan hidup mereka, melawan perintah yang telah diberikan Tuhan sebelumnya yakni memenuhi (berserak ke seluruh) bumi. Jelas hal ini tidak dikehendaki-Nya. Karena itu Tuhan menggagalkan tujuan mereka ini dan menghukum mereka. Tuhan membuat kacau bahasa dan logat mereka sehingga tidak lagi saling mengerti dan gagallah pembangunan kota dengan menaranya yang mereka rancangkan itu. Dengan demikian maka terseraklah mereka ke seluruh bumi. Kemudian tempat tersebut dinamakan Babel. Babel artinya kekacauan. Dari Babel Tuhan mengacaubalaukan bahasa seluruh bumi, dan dari Babel manusia berpencar ke seluruh muka bumi ini. Itulah yang dikehendaki Tuhan. Tuhan mau supaya setiap orang mengikuti jalan dan rencana-Nya, dan tidak mendahului rencana yang telah Ia canangkan. Rencana yang telah dicanangkan Tuhan adalah rencana bagi kemuliaan-Nya dan berkat bagi semua ciptaan-Nya. Rencana Tuhan pastilah yang terbaik. Tetapi sebaliknya mari kita belajar dari peristiwa kegagalan Babel.

E.     TERBENTUKNYA BANGSA-BANGSA
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu perintah Tuhan kepada Nuh adalah beranakcucu dan penuhi bumi. Tetapi keturunan Nuh, Nimrod di bawah garis keturunan Ham mempengaruhi semuanya untuk berkumpul di tanah Sinear, membangun pemukiman satu dengan menaranya menjulang tinggi ke angkasa. Karena tujuan Nimrod bertolak belakang dengan rencana Tuhan maka Tuhan datang mengacaukan bahasa mereka sehingga tujuan dan rencana mereka tidak tercapai. Babel artinya kekacauan. Dari Babel Tuhan mengacaukan bahsa mereka sehingga tidak saling mengerti lagi, komunikasi menjadi kacau balau. Sehingga mereka terpaksa harus berserak ke seluruh bumi, sesuai dengan tujuan dan rencana Tuhan Dari Babellah terbentuk bangsa-bangsa dengan bahasa dan logat masing-masing. Bangsa-bangsa yang dimaksud diuraikan secara rinci di dalam Kejadian pasal 10.
Banyak orang sering mempersoalkan mengenai Kejadian pasal 10 dan 11, “Kan bangsa-bangsa sudah ada duluan baru terjadi kekacauan!” “Pasal 10 menjelaskan sudah ada bangsa-bangsa sedangkan kekacauan nanti pasal 11, bagaimana?”  Ya kalau memperhatikan urutan pasal memanglah demikian. Tetapi sebenarnya pasal 11 dapat ditempatkan di antara pasal 9 dan 10, artinya pasal 11 tersebut menjelaskan bagaimana sehingga terjadinya bangsa-bangsa yang telah berpencar dan bertambah banyak dalam pasal 10 sesuai dengan perintah Tuhan dalam pasal 9. Jadi tidak ada yang perlu dipersoalkan dalam pasal-pasal ini karena memanglah demikian adanya.

F.      KETURUNA SEM – Garis keturunan penerus janji.
Dalam pasal 9 pada saat Nuh mengalami kegagalan dalam kepemimpinannya karena ia memberi teladan yang tidak baik yakni mabuk oleh anggur, yang menyebabkan Ham dihukum karena melihat aurat Nuh ayahnya dan Kanaan salah seorang keturunan Ham menerima kutukan dari Nuh menjadi budak Sem dan Yafet Sedangkan Sem dan Yafet menerima berkat dari Nuh. Sem menerima berkat kesulungan. Sem merupakan bagian dari jalur keselamatan, jalur untuk penggenapan janji yang telah diberikan kepada Adam dan Hawa yakni untuk menaklukkan kekuasaan Setan (Kejadian 3:15). Secara khusus keturunan Sem diuraikan dalam Kejadian 10:26. Sem masuk jalur Mesianik, dan dari keturunan Sem lahirlah Terah, kemudian dari Terah ke Abraham. Sementara itu dunia semakin sesat, manusia kembali semakin bejak moral. Manusia tidak lagi mengindahkan Tuhan, bahkan mereka menyembah berhala. Babel dengan Menaranya merupakan pusat di mana manusia memuji diri sendiri “marilah kita mencari nama”, Manusia tidak lagi menyembah Tuhan yang benar, Tuhan yang telah menyelamatkan Nuh dan keluarganya dari air bah. Namun demikian Abraham dan keluarganya tetap setia kepada Tuhan, sehingga pada suatu ketika datanglah panggilan bagi Abraham untuk melanjutkan tujuan dan rencana Tuhan bagi manusia di dunia ini. Tuhan datang dan memanggil Abraham untuk penggenapan janji-Nya. Tuhan memanggil Abraham untuk keluar dari tanah kelahirannya untuk menuju ke tanah perjanjian yang akan Tuhan tentukan kemudian. Abraham bersama istrinya Sarah, dan ikut serta Lot memenuhi panggilan Tuhan meninggalkan keluarga dan tanah kelahirannya mengikuti pimpinan Tuhan menuju ke tanah perjanjian. Melalui pemanggilan Abraham, Tuhan memulai program baru bagi dunia ini, dalam penggenapan janji-Nya. Tuhan tetap setia pada janji-Nya, oleh sebab itu marilah kita belajar setia kepada-Nya seperti Abraham. Walaupun mayoritas manusia pada zamannya tidak setia bahkan tidak menyembah Tuhan, namun Abraham dan keluarganya tetap setia kepada-Nya, karenanya Abraham dipanggil Tuhan untuk meneruskan janji-Nya.