Kamis, 27 September 2018

PENYATAAN TUHAN DI BUKIT SINAI




PENYATAAN TUHAN DI BUKIT SINAI 
(PERJANJIAN TUHAN KEPADA MUSA)

Oleh, Jerry H M Sumanti

Bangsa Israel tiba di padan gurun Sinai setelah tiga bulan lamanya perjalanan ke luar dari tanah Mesir, mengalami berbagai tantangan dan rintangan. Bangsa Israel berkemah di depan gunung Sinai. Selanjutnya Musa mendaki gunung Sinai untuk menghadap TUHAN (Keluaran 19).

Dari atas bukit Sinai TUHAN berpesan kepada Musa untuk menyampaikan kepada bangsa Israel bahwa,
  1. Bangsa Israel harus menyadari bahwa TUHAN telah menyelamatkan mereka dari perbudakan di Mesir dan dituntun keluar dari sana menuju tanah perjanjian. 
  2. Karenanya bangsa Israel harus patuh pada firrman TUHAN dan berpegang pada perjanjian TUHAN. 
  3. Apabila bangsa Israel melakukan firman TUHAN, maka mereka akan menjadi harta kesayangan TUHAN 
  4. Bangsa Israel akan menjadi kerajaan Imam dan bangsa yang kudus. 
  5. Sebagai bangsa yang kudus dan kerajaan imam, bangsa Israel harus hidup dalam kekudusan. 
  6. Setiap orang yang menghadap TUHAN harus hidup dalam kekudusan. 
  7. Tidak hidup dalam kekudusan akan mengalami hukuman TUHAN. 
Di gunung Sinai, TUHAN hanya mengizinkan Musa dan Harun untuk mendaki menghadap TUHAN. Di gunung Sinai TUHAN menyatakan perintah-perintah dan peraturan-peraturan untuk mengatur kehidupan bangsa Israel sebagai kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Sepuluh HUKUM diberikan dan dituliskan di atas dua Loh Batu sebagai dasar peraturan-peraturan lain yang mengikutinya (Keluaran 20 – 34), yakni.
  1. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-KU. 
  2. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit 
  3. Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu dengan sembarangan. 
  4. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat 
  5. Hormatilah ayah dan Ibumu 
  6. Jangan membunuh 
  7. Jangan berzinah 
  8. Jangan mencuri 
  9. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu 
  10. Jangan mengingini milik sesamamu. 
Pemberian Sepuluh HUKUM dan peraturan-peraturan yang mengikutinya kepada Musa di gunung Sinai ini merupakan awal dimulainya Dispensasi Baru, ditambahkan pada Dispensasi-dispensasi yang sedang berjalan (Keinsafan, Pemerintahan Manusiawi dan Perjanjian). Sesuai dengan pemberian Hukum-hukum, maka Dispensasi baru ini disebut sebagai DISPENSASI HUKUM (atau DISPENSASI HUKUM TAURAT). Pembahasan mengenai DISPENSASI HUKUM TAURAT ini akan dilanjutkan pada tulisan mendatang.

Perinsip-prinsip yang dapat kita pelajari dari peristiwa ini bagi kita yang hidup sebagai orang percaya sekarang ini adalah,
  1. Sebagai orang percaya kita dimintakan untuk patuh pada firman-Nya, setia, mengasihi Tuhan dan hidup selalu dalam kekudusan. 
  2. Sebagai orang percaya kita tidak akan kehilangan keselamatan apabila tidak hidup dalam kekudusan, namun sebagai anak yang dikasihi-Nya, Tuhan akan menghajar kita selagi kita hidup di dalam dunia ini. 
  3. Tuhan mau supaya kita hidup memuliakan Dia dan menjadi berkat bagi banyak orang. 
  4. Kita diselamatkan bukan karena melakukan Hukum Taurat, tetapi oleh karena Kasih Karunia di dalam Tuhan Yesus Kristus yang adalah kegenapan Taurat (Galatia 3). 
  5. Kita tidak hidup di bawah Dispensasi Hukum Torat tetapi di bawah Kasih Karunia, namun bukan berarti peraturan-peraturan Taurat tersebut di atas dapat kita lawan (band. Roma 3:31). 
Belajar dari kehidupan bangsa Israel, marilah kita setia dan patuh pada firman-Nya. Apapun yang kita lakukan dalam kehidupan percaya, kita lakukan untuk kemuliaan bagi-Nya. Terpujilah Tuhan Yesus di dalam kehidupan percaya kita.

TUHAN LEBIH BESAR DARI SEGALA ALLAH





TUHAN LEBIH BESAR DARI SEGALA ALLAH

Oleh, Jerry H M Sumanti

Kalimat ini diucapkan oleh Yitro, Imam di Midian, Mertua Musa (Keluaran 18:11), “Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN lebih besar dari segala allah: ....” Kalimat ini terucap ketika Yitro mendengar kesaksian langsung dari Musa atas pertolongan dan kemenangan yang telah diberikan Tuhan kepada bangsa Israel dalam perjalanan keluar dari perbudakan di Mesir, melewati rintangan-rintangan dan tantangan-tantangan baik dari Firaun dan pasukkannya, musuh-musuh dalam perjalanan dan rintangan alam dan dari bangsa Israel sendiri sampai akhirnya tiba dengan selamat di padang gurun Midian.

Berikut ini tentang Pertolongan Tuhan bagi bangsa Israel yang telah mereka alami dalam perjalanan,  


  1. Tuhan membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir;  
  2. Tuhan melindungi perjalanan mereka siang dan malam dengan tiang api dan tiang awan;  
  3. Tuhan menguakkan Laut Merah sehingga mereka dapat menyeberang;  
  4. Tuhan menyediakan air minum;  
  5. Tuhan memberikan roti dan daging dari Sorga (Manna dan Burung Puyuh);  
  6. Tuhan mengubah air pahit menjadi manis; 
  7. Tuhan memberikan kemenangan dalam berperang melawan orang Amalek; 
  8. Tuhan yang menjadi Panji Keselamatan yang menyertai sepanjang perjalanan mereka sampai di padang gurun Midian.

Sebagai ucapan syukur atas pertolongan Tuhan dan keselamatan yang telah diberikan Tuhan kepada bangsa Israel, Yitro, Mertua Musa, Imam di Midian mempersembahkan korban bakaran dan beberapa korban sembelihan bagi Tuhan. Harun dan semua tua-tua Israel datang untuk makan bersama dalam ucapan syukur ini. 

Selanjutnya kepada Musa, Yitro memberikan nasehat-nasehat bagaimana dapat mengatur bangsa yang besar. Yitro mengingatkan Musa, bahwa ia tidak dapat memimpin/mengatur bangsa ini seorang diri saja. Nasehat Yitro supaya Musa memilih pemimpin-pemimpin  untuk memimpin kelompok besar sampai kelompok kecil dan mengajarkan kepada mereka ketetapan-ketetapan, keputusan-keputusan, memberitahukan apa yang harus mereka jalani dan pekerjaan apa yang harus mereka lakukan. 

Kriteria-kriteria yang diberikan sebagai calon pemimpin adalah sebagai berikut, 

  1. Cakap memimpin; 
  2. Takut akan Allah; 
  3. Dapat dipercaya; 
  4. Benci terhadap pengejaran suap (Keluaran 18:1-27).

Kisah ini adalah kisah yang dialami/terjadi dalam kehidupan Musa dan bangsa Israel dalam Dispensasi Perjanjian. Namun kisah ini bukan sekedar dialami bangsa Israel saja tetapi karena pertolongan Tuhan dan hal itu ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita yang hidup di zaman akhir ini. 

  1. Tuhan Allah melindungi orang-orang yang percaya dalam sepanjang zaman. 
  2. Keselamatan dari Tuhan bagi kehidupan percaya adalah kekal selamanya. 
  3. Tuhan menghendaki orang percaya untuk selalu takut dan bergantung sepenuhnya kepada-Nya. 
  4. Sebagai orang percaya, tidak ada yang dapat berjalan sendiri untuk menggapai kemenangan melainkan antara sesama orang percaya saling membutuhkan satu sama lainnya.

Terpujilah Tuhan Allah yang telah menyatakan diri-Nya di dalam Tuhan Yesus Kristus Juruselamat kita dan dalam Persekutuan Roh Kudus yang membimbing dan mempersatukan kita di dalam persekutuan kasih-Nya. 

TUHAN PANJI KESELAMATAN






TUHAN PANJI KESELAMATAN

Oleh, Jerry H M Sumanti

Bangsa Israel telah keluar dari perbudakan di Mesir dan sedang berjalan menuju ke tanah perjanjian, tanah yang dijanjikan kepada Abraham nenek moyang mereka. Terlepas dari peerbudakan di Mesir, bukan berarti bangsa Israel dengan mulusnya berjalan melenggang menuju tanah perjanjian. Tantangan dan rintangan sebagai ujian iman harus mereka alami dalam perjalanan, karena kedegilan hati mereka. Mereka hanya bersenang dan bersukacita apabila dalam keadaan baik dan segala kebutuhan mereka terpenuhi, tetapi sungut-sungut apabila dalam kesusahan. Walaupun demikian Tuhan senantiasa memperhatikan serta melindungi kehidupan mereka dalam perjalanan, Tuhan melindungi mereka dari ancaman musuh dan bahaya-bahaya lainnya.
Setelah peristiwa di Masa dan Meriba, mereka melanjutkan perjalanan dan bertemu musuh yang menghadang dan mereka harus berperang dan melawan musuh yakni orang-orang Amalek (Keluarah 17:8-15). Menghadapi orang-orang Amalek, Musa memerintahkan Yosua untuk memilih orang-orang yang perkasa di antara orang Israel yang dapat berperang. Musa percaya bahwa Tuhan Allah menyertai dan akan memberikan kemenangan bagi mereka. Dengan tongkat Allah, Musa dengan bangsa Israel berperang melawan orang Amalek. Selama Musa mengakat tongkat Allah Allah di atas tangannya, bangsa Israel menang melawan orang Amalek, tetapi ketika tangan Musa turun maka orang Amalek menang. Untuk mengatasi supaya tangan Musa yang sudah penat tidak turun, maka diganjal baru Harun dan Hur menopang kedua tangan Musa sehingga tangan Musa tidak bergerak turun sampai matahari terbenam. Dengan demikian Musa, Yosua, Harun, Hur dan bangsa Israel menang mengalahkan orang-orang Amalek, karena Tuhan. Tuhan Panji Keselamatan (Keluaran 17:15-16).
Kemenangan bangsa Israel terhadap orang Amaelek adalah karena Tuhan diutamakan, dan atas kerjasama tim yang baik. Musa sebagai pemimpin ditopang oleh Harun dan Hur, dan Yosua sebagai pemimpin pasukan perang dan orang-orang yang dipilih untuk berperang terjun bersama berperang untuk menang. Tuhan memerintahkan Musa untuk mengabadikan peristiwa ini sebagai peringatan kepada bangsa Israel turun temurun, dituliskan dalam sebuah kitab (Keluaran 17:14). Peristiwa ini bukan hanya menjadi peringatan bagi bangsa Israel saja, tetapi juga menjadi pelajaran bagi kita sekarang ini (Roma 15:4). Pelajaran yang dapat kita petik dari peristiwa ini adalah,
1.    Tuhan adalah Panji Keselamatan, Dialah Sumber keselamatan dan kemenangan.
2.    Kepada-Nyalah kita harus bersandar/bergantung sepenuhnya.
3.    Kemenangan dan keberhasilan bukan hanya tergantung dari pemimpin, tetapi dari semua pihak.
4.    Kerjasama yang baik sangat diperlukan dalam mencapai keberhasilan.
5.    Antara sesama orang percaya saling kebergantungan satu dengan yang lainnya.
Tuhan menyertai dan memberkati kehidupan percaya. Ia adalah Panji Keselamatan.