Rabu, 22 Desember 2010

FILIPI 2:5-11: IA MENGAMBIL RUPA MANUSIA


FIPILI 2:5-11: IA MENGAMBIL RUPA MANUSIA

5. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama,
    menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
6. yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan
    dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
7. melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri,
    dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
8. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya
    dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
9. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia
    dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
10. supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit
      dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
11. dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan,"
      bagi kemuliaan Allah, Bapa!



SELAMAT NATAL 25 DESEMBER 2010 DAN TAHUN BARU 01 JANUARI 2011

WAKTU DAN TUJUAN NATAL KRISTUS

Jerry H M Sumanti

 
Waktu Natal Kristus:

Alkitab sama sekali tidak memberi catatan pasti mengenai hari dan tanggal peristiwa kelahiran Kristus. Alkitab hanya memberitahukan kepada kita berdasarkan catatan dalam Lukas 1:26-38 bahwa Maria mulai mengandung pada bulan ke enam. Bulan ke enam dalam penanggalan Ibrani adalah bulan Elul, dan bulan itu dalam penanggalan modern adalah bulan Agustus-September. Jadi jika kehamilan normal 9 bulan, maka kelahiran Yesus diperkirakan pada akhir April (Zuv) atau awal Mei (Siwan).
            Menurut penanggalan Ibrani, Bulan April adalah bulan di mana orang Israel merayakan Hari Raya Paskah, Roti tidak beragi dan Buah Sulung. Kalau kelahiran Kristus sebagai penggenapan Nubuatan di mana Dia akan menjadi Korban Paskah dan Dia disebut sebagai Anak (Buah) Sulung, dan jika benar Paskah mengikuti kalender sekarang maka hal ini akan lebih menguatkan Yesus lahir pada bulan April bukan pada bulan Desember (lalu mengapa sekarang mengapa bulan Desember? Perhatikan Kembali penjelasan Asal Usul Perayaan Natal di atas). Beberapa alasan mengapa Yesus tidak lahir pada bulan Desember sebab Bulan Desember dalam penanggalan Ibrani adalah bulan Kislew. Pada bulan itu adalah hujan musim dingin (di beberapa tempat ada salju). Berdasarkan Lukas 2:7-8 dan Matius 2:2 adalah tidak tepat Yesus lahir pada bulan Desember, karena tidaklah mungkin seorang bayi yang lahir hanya dibungkus dengan kain lampin, sedangkan pada musim dingin orang memakai baju berlapis-lapis. Juga tidaklah mungkin para gembala sedang menggembalakan kambing dombanya sedangkan padang penggembalaan diselimuti salju. (Tulisan ini tidak bermaksud untuk membatalkan perayaan-perayaan Natal baik di bulan Desember ini dan bulan Januari, tetapi dengan ini kita dapat memaknai dengan benar akan perayaan Natalnya Kristus. Merayakan natal pada bulan Desember atau Januari atau kapan saja itu dilaksanakan, benar-benar kita dapat mensyukuri karena kita punya Allah yang tidak terbatas dan dibatasi oleh ruang dan Waktu, Allah yang Mahakuasa dan kasih sehingga Dia rela mengambil rupa manusia untuk menyelamatkan manusia dari dosa.

           
Tujuan Natal Kristus:

            Tujuan Natal Kristus sebagaimana ditulis oleh Matius dalam Injil Matius 1:21-23 adalah:
1.      Tujuan utama Natal Kristus adalah untuk menyelamatkan manusia dari dosa.
Peristiwa besar ini dilakukan oleh Allah di dalam Yesus karena Allah mengasihi manusia (Yohanes 3:16: Roma 5:8), sebagai penggenapan janji-Nya dalam nubuatan Perjanjian Lama.  Dia menghendaki agar supaya tidak ada yang binasa melainkan semuanya diselamatkan (2 Petrus 3:9). Dia telah merendahkan diri-Nya sampai mati di kayu salib (Filipi 2:8) dan Dia mati karena dosa-dosa kita (1 Korintus 15:3).
      Kiranya peristiwa besar ini menjadi renungan dalam kehidupan percaya kita setiap saat,
a.       Sudahkah karya-Nya yang besar ini menjadi bagian dalam kehidupan percaya kita?
b.      Adakah keyakinan dalam kehidupan percaya kita bahwa dosa sudah dilunasi Yesus di kayu salib (1 Korintus 6:20a)?
c.       Adakah keyakinan dalam kehidupan percaya kita bahwa melalui percaya kepada-Nya kita sudah dibenarkan (2 Korintus 5:21)?
Renungkanlah bahwa Karya Allah yang besar ini hanya dapat terjadi di dalam kehidupan saudara apabila saudara mau percaya, ya percaya saja (Yohanes 1:12; Yohanes 3:16). Tidak ada jalan lain, hanya oleh percaya saja!

2.      Bangkit dari kematian sebagai tanda kemenangan.
Yesus mati dan dikuburkan karena dosa-dosa kita. Namun kematian tidak berkuasa atas-Nya. Pada hari yang ketiga sesuai dengan Kitab Suci, Yesus bangkit dari antara orang mati (1 Korintus 15:4). Dia bangkit sebagai tanda kemenangan, bahwa maut dapat dikalahkan. Yesus telah mengalahkan maut.
Kebangkitan Yesus memberikan kemenangan bagi manusia, bahwa manusia tidak akan dihukum di dalam neraka (Yohanes 5:24; Roma 5:9-10). Dia telah melakukannya sekali untuk selamanya (Ibrani 10:10). Karya Allah ini hanya dapat terjadi di dalam setiap orang apabila mau mempercayainya dengan sungguh-sungguh, menerima Tuhan Yesus menjadi juruselamatnya secara pribadi.
Sehubungan dengan itu, berikut ini bebrapa pertanyaan untuk direnungkan dalam kehidupan percaya kita,
a.       Sudahkah karya-Nya yang besar ini juga menjadi bagian dalam kehidupan saudara?
b.      Yakinkah saudara bahwa saudara sudah berpindah dari maut ke dalam hidup?
c.       Yakinkah saudara bahwa saudara sudah diselamatkan, pasti akan ke surga?
Sekali lagi ditegaskan bahwa hal ini hanya dapat terjadi oleh karena hanya percaya saja. Percaya Tuhan Yesus pasti diselamatkan!

3.      Menyertai Kehidupan Percaya.
Imanuel adalah salah satu nama yang diberikan kepada Yesus sesuai dengan nubuatan sebagaimana disebutkan dalam Matius 1:23, yang artinya adalah “Allah menyertai kita.” Janji ini akan menjadi bagian dalam kehidupan percaya. Ketika seseorang percaya (menerima) Tuhan Yesus menjadi Juruselamatnya secara pribadi, ia bukan sekedar diselamatkan, melainkan juga Allah “Imanuel” menjadi bagian di dalam kehidupannya. Allah menyertai kita, Allah menyertai orang percaya. Allah ada di sini. Allah berada di dalam kehidupan kita. Yakinkah saudara bahwa Allah beserta kita? Allah tidak pernah ingkar janji. Janji Allah adalah janji yang pasti. Dia berkata bahwa Dia akan menyertai, maka Dia akan menyertai saudara! Yakinkah?
Berikut ini beberapa pertanyaan untuk menjadi renungan dalam kehidupan percaya  kita, apabila benar “Allah Beserta kita” telah menjadi bagian dalam kehidupan percaya kita,
a.       Apakah yang kita lakukan dalam kehidupan percaya kita, mencerminkan “Allah beserta kita” setiap saat di manapun kita berada?
b.      Apakah yang kita lakukan baik dalam perkataan maupun perbuatan dalam kehidupan percaya kita setiap hari menjadi kemulian bagi Tuhan?”
c.       Apakah kehidupan percaya kita menjadi saluran berkat bagi banyak orang?
d.      Adakah keyakinan dalam kehidupan percaya kita  bahwa kita sudah mengalami/mendapat bagian dalam penebusan dosa, sehingga mempunyai rasa takut untuk berbuat dosa?
e.       Adakah keyakinan dalam kehidupan percaya kita bahwa kita sudah diselamatkan, pasti ke surga, sehingga hidup mau memuliakan Tuhan?
f.       Adakah keyakinan dalam kehidupan percaya kita bahwa kita sudah dibenarkan, sehingga dalam praktik hidup mau hidup benar?
Ya, kiranya beberapa hal ini perlu menjadi perenungan dalam kehidupan percaya kita setiap saat dimanapun kita berada dan apapun yang kita lakukan, dan masing-masing menjawabnya secara pribadi, sebagai peneguhan bahwa benarlah janji Allah “Allah beserta kita” nyata dan dirasakan di dalam kehidupan percaya kita secara pribadi.

ASAL USUL DAN SIMBOL-SIMBOL PERAYAAN NATAL


JERRY H M SUMANTI
ASAL USUL

            Tak seorangpun mengetahui dengan pasti kapan Yesus Kristus dilahirkan sebagai manusia di dunia ini. Perayaan Natal baru dimulai pada abad III, abad-abad sebelumnya belum ada perayaan Natal. Itupun tidak ada kesepakatan yang jelas di kalangan Gereja untuk menetapkan tanggal perayaan tersebut.
Pada mulanya Natal dirayakan pada tanggal 6 Januari di Mesir (abad III), di Galia thn 360 dan di Spanyol thn 380. Tanggal 6 Januari merupakan hari raya kafir untuk memperingati hari lahir Aion, suatu ilah pujaan, yang dianggap mewakili “waktu yang kekal.” Hari perayaan kekafiran ini kemudian, oleh gereja pada waktu itu mengalihkan perayaan tersebut menjadi pesta Kristen yang pada mulanya masih bercampur baur dengan kebiasaan kafir. 
Berbeda dengan di Roma, pada tahun 354, Paus Liberius memutuskan untuk merayakan Natal pada tanggal 25 Desember. Pada masa itu orang-orang kafir merayakan festival Romawi yang dikenal sebagai “Roman Saturnalia” pada tanggal 25 Desember untuk merayakan pesta kelahiran ‘Sol Invictus’ (matahari tak terkalahkan) yang dianggap sebagai Dewa Hortikultura mereka. Kaisar Aurelianus sebagai kaisar Romawi pada akhir abad II menjadikan dewa matahari sebagai dewa istana dan negara. Gereja berniat menobatkan para penyembah Sol Invictus dengan menjadikan tanggal 25 Desember sebagai hari Natal Kristus sekaligus memproklamasikan Kristus sebagai satu-satunya ‘Sol Iustitae’ (Matahari Kebenaran) seperti yang dinyatakan dalam Maleakhi 4:2.
Gereja-gereja di sebelah Timur segera mencontohi apa yang dilakukan oleh Gereja di Roma. Mereka merayakan Natal 25 Desember sekaligus sebagai sikap melawan ajaran bidat Arianisme yang mengajarkan Kristus pada hakekatnya tidak mempunyai wujud.
Di Nederland Natal baru diterima sebagai salah satu hari raya gerejani resmi pada tahun 1618, sedangkan di Inggeris nanti pada tahun 1660 dan di New England nanti pada tahun 1856 sedangkan di Amerika nanti mulai populer pada abad 19 dan sekarang ini bentuknya semakin komersial.
Kapan perayaan Natal di Indonesia mulai? Perayaan Natal di Indonesia mulai dikenal tahun 1624, dibawa masuk oleh Badan-badan Sending dan Gereja Barat yang datang memberitakan Injil.


SIMBOL-SIMBOL NATAL

1.      Santa Claus.
St. Nicholas adalah Bishop di Myra, Asia Kecil pada tahun 300 M. Ia dilahirkan pada tahun 280 M. Keluarganya adalah orang Kristen yang taat. Mereka telah dengan tekun mengajar Nicholas menjadi orang yang taat dan suka menolong orang yang dalam kesulitan. Ia bukanlah Santa Claus sebagaimana yang digambarkan bertubuh gemuk, berambut dan jenggot lebat putih yang berpakaian serba merah. Ia meninggal pada tanggal 6 Desember 343 M. Tanggal kematiannya ini yang kemudian oleh Gereja Katolik ditetapkan sebagai hari peringatan baginya “Hari Santa Claus” (Sinter Klaas – Belanda).
Dalam perkembangan selanjutnya, ia kemudian telah menjadi simbol Natal. Natal tidaklah semarak kalau tidak ada Santa Claus. Ia pada akhirnya kelihatan lebih menonjol dari pada Kristus dalam perayaan-perayaan Natal (Hal ini seharusnya tidak boleh terjadi, Yesus Kristus lah yang menjadi inti dari semuanya).
 
2.      Pohon Natal
Beberapa kisah tentang pohon Natal dapat dikemukakan di sini, antara lain: Orang-orang Kafir di Skandinavia mempunyai kebiasaan menyembah pohon-pohon yang hijau (everygreen holly) pada musim dingin sebagai jaminan akan kembalinya sang matahari. Ketika mereka menjadi Kristen, mereka mengambil alih kebiasaan ini menjadi bagian dari festival Kristen, terutama Natal.
Berikut satun kisah legenda tentang awal penggunaan pohon Natal, yakni dimulai ketika Winfrid (Bonifacius) seorang misionaris Inggeris yang mengalami mujizat sekitar abad ke 8. Winfrid mengadakan perjalanan ke Jerman bagian utara. Pada suatu hari ia menemukan sekelompok orang kafir berada pada sebuah pohon dalam suatu pemujaan diap mempersembahkan ‘Little Prince Asulf’ kepada Dewa Thor. Winfrid mencoba menghentikan penyembahan tersebut dan memotong pohon penyembahan itu. Ketika pohon itu roboh, muncullah secara tiba-tiba pohon cemarah muda di hadapan mereka. Winfrid segera menjelaskan kepada mereka bahwa pohon tersebut adalah pohon kehidupan yang mengibaratkan tentang Kristus.
Kemudian sesudahnya orang-orang mendekorasi rumah-rumah mereka dan Gereja dengan pohon hijau pada perayaan Natal.  Penggunaan pohon hijau rupanya dikembangkan di Jerman dengan berbagai assesoris seperti bintang, malaekat, boneka, lilin dan sebagainya sebagai peralatan Natal. Berbarengan dengan perkembangan dan penyebaran Kristen ke seluruh dunia, demikian pula cara-cara ini turut terbawa dalam penyebaran Injil. Termasuk di Indonesia dibawa oleh Badan-badan Sending dan Gereja-gereja Barat.

3.      Kado Natal
Berdasarkan pada kisah pemberian orang-orang Majus kepada bayi Kristus, orang menerapkannya dalam perayaan Natal dengan cara memberi cuma-cuma atau saling tukar kado. Natal seolah-olah sepi kalau tak ada kado.

4.      Kartu Natal
Pertama kali dicetak oleh suatu perusahaan di London pada tahun 1843, kemudian berkembang pencetakannya menjadi sarana bisnis, baik oleh perusahaan pencetak, penyalur, maupun pengirim kartu Natal dijadikan sebagai kontak persahabatan. Sekarang berbagai macam variasi kartu Natal dicetak, bahkan sampai kartu-kartu Natal elektronik via internet ditawarkan dan dapat diakses secara gratis bagi pengguna internet.

5.      Lukisan Natal
Berbagai ekspresi Natal dituangkan dalam lukisan-lukisan. salah satu di antaranya lukisan oleh Goobalathaldin, kelahiran Pulau Morningstone, Australia. Lukisan berjudul ‘Nativity’ (Kelahiran Kristus) yang dibuatnya tidak menunjukan adanya bayi, Maria dan Yusuf. tetapi yang digambarkan adalah seorang lelaki muda berhasil menangkap ikan yang baik bagi wanita yang baru dinikahinya. Mitologi suku bangsa di Pulau itu menyatakan bahwa lali-laki yang baru beristri itu, mendapatkan ikan sebagai pertanda akan melahirkan bayi yang kelak menjadi berkat bagi banyak orang.

6.      Lagu-lagu Natal
Lagu Natal pertama diciptakan oleh Pastor Joseph Mohr pada tahun 1818 yakni lagu “Stille Nacht” yang tercipta ketika beliau sedang dalam perjalanan pelayanan  antara Jerman Belanda dan Belgia. Kemudian sesudah itu bermunculanlah gubahan berbagai macam lagu-lagu yang dikhususkan untuk Natal. Natal menjadi sepi kalau tidak dikidungkan lagu-lagu Natal.

Itulah beberapa simbol yang digunakan dalam perayaan Natal. Semuanya itu diusahakan oleh yang merayakan Natal untuk melengkapi perayaan natal. Tanpa semuanya itu sepertinya perayaan Natal tidaklah lengkap dan semarak.