Kamis, 23 Desember 2010

KEAGUNGAN TUHAN MENGATASI LANGIT


MAZMUR 8:1-10

1. Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur Daud.
2. Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!
    Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan.
3. Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah
    Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu,
    untuk membungkamkan musuh dan pendendam.
4. Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu,
    bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan:
5. apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya?
    Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
6. Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah,
    dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.
7. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu;
    segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya:
8. kambing domba dan lembu sapi sekalian,
   juga binatang-binatang di padang;
9. burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut,
    dan apa yang melintasi arus lautan.
10. Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!


PSALMS 8:1-10

1)   (A psalm by David for the music leader.)
2)   1. O LORD, our Lord, how excellent is thy name in all the earth!
          who hast set thy glory above the heavens.
3)   2. Out of the mouth of babes and sucklings hast thou ordained strength
          because of thine enemies, that thou mightest still the enemy
          and the avenger.
4)   3. When I consider thy heavens, the work of thy fingers,
          the moon and the stars, which thou hast ordained;
5)   4. What is man, that thou art mindful of him? and the son of man,
          that thou visitest him?
6)   5. For thou hast made him a little lower than the angels,
          and hast crowned him with glory and honour.
7)   6. Thou madest him to have dominion over the works of thy hands;
          thou hast put all things under his feet:
8)   7. All sheep and oxen, yea, and the beasts of the field;
9)   8. The fowl of the air, and the fish of the sea,
          and whatsoever passeth through the paths of the seas.
10) 9. O LORD our Lord, how excellent is thy name in all the earth!

KEALLAHAN (KEPERCAYAAN AKAN ADANYA ALLAH)

Jerry H M Sumanti

A.  PENDAHULUAN

      Semua orang dengan berbagai macam ragam kebudayaan dan aliran keagamaan/kepercayaan  di seluruh penjuru dunia ini mempercayai bahwa di atas semua makhluk dan alam ini ada satu oknum yang berkuasa dan mahakuasa, sebagai yang menciptakan alam dan segala isinya yang disapa dengan berbagai ragam sebutan dan nama. Bagaimana dengan kepercayaan Kristen? Apa yang menjadi dasar kepercayaan Kristen tentang adanya Allah? Alkitab adalah Standar Iman/Pedoman Hidup Kristen. Apa yang kita lakukan dan imani dalam kehidupan percaya kita, haruslah berdasarkan pada ajaran Alkitab secara benar dan tepat.
      Alkitab adalah Firman Allah dan salah satu hal pokok yang diajarkan Alkitab adalah tentang Allah yang mengilhamkan dan mewahyukan Alkitab itu sendiri. Jadi Alkitablah yang menjadi landasan kepercayaan Kristen tentang keberadaan dan kebenaran adanya Allah.

B.   KEBENARAN TENTANG ADANYA ALLAH

      Manusia pada umumnya meyakini akan kebenaran bahwa Allah itu ada. Keyakinan itu nyata melalui kepercayaan manusia bahwa pasti ada oknum yang mengatasi dan menguasai alam ini. Alam ini diciptakan, sebagai ciptaan pastilah ada penciptanya, tidak akan ada alam ini kalau tidak ada yang mengadakannya. Perbuatan yang sangat ajaib yang kita lihat dalam penciptaan tentulah mempunyai perencana yang mahabesar.
Keyakinan akan adanya Allah tersebut diwujud nyatakan dalam berbagai-bagai cara, misalnya ada yang mengkramatkan tempat-tempat tertentu yang dipercayai didiami oleh roh, ilah, dewa dan sebagainya yang diyakini sebagai yang berkuasa dan yang menciptakan dan mengatur alam ini, dan di tempat-tempat tersebut dijadikan sebagai tempat pemujaan, pemberian korban-korban persembahan berupa korban benda maupun nyawa manusia. Ada pula yang mengekspresikan/ menyerupakan Allah itu dalam bentuk patung-patung kemudian disembah sebagai yang berkuasa. Ada pula yang mengkramatkan hari-hari atau bulan-bulan tertentu yang diyakini bahwa pada waktu-waktu tersebut yang berkuasa memberi berkat atau penghukuman dan sebagainya. Dalam pandangan manusiawi apa yang diekspresikan tersebut adalah wujud usaha manusia untuk memuja Allah, ilah atau apa yang disebut berkuasa dan semua itu dipandang benar, tetapi dalam pandangan Allah semua usaha tersebut adalah sia-sia belaka bahkan ada yang menjadi kekejian bagi-Nya. Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa semua usaha manusia dalam bentuk apapun untuk mewujudkan keberadaan dan rupa Allah tersebut adalah sia-sia, semua usaha manusia rusak dan tidak dapat memperkenankan Allah, bahkan tidak ada seorangpun yang mencari Allah, seorangpun tidak (Roma 3:10-12) Perhatikan contoh-contoh kasus dalam Alkitab: Kasus Orang Israel di bawah pimpinan Harun menyembah Allah dalam wujud patung anak lembuh emas (Keluaran 32); ilah-ilah sembahan orang Amori, Moab, Het, Kanaan; Allah menantang berhala-berhala (Yesaya 41:21-29); Kejatuhan Salomo karena terpaut kepada penyembahan berhala bersama istri-istrinya (1Raja-raja 11:1-13); Kesaksian Daniel menghadapi tantangan Nebukadnesar dan Darius; Kasus di Atena (Kisah Para Rarul 17); Kasus Demetrius di Efesus (Kisah Para Rasul 19)dan masih banyak kasus yang lain. Kasus-kasus penyembahan akan adanya Allah dalam kepercayaan-kepercayaan suku, misalnya: Kepercayaan Parmalin di Tanah Batak; Kaharingan di Kalimantan (Dayak); Panuntung/Ama Toa di Suku Bugis/Makasar; Alu Todolo/Alu Tomate di Tanah Toraja; Alifuru di Maluku; Opo-opo/Malesung di Minahasa; Aliran-aliran Kebatinan di Jawa; Pemujaan Alam di Banten/Badui, dan sebagainya. Dalam pandangan/ajaran Islam orang menyembah Allah harus berkiblat tepat ke Mekkah di mana terdapat Bait Allah. Allah itu transenden, jauh dan tidak mungkin menjadi serupa dengan manusia. Dalam pandangan Hindu, Allah itu dilukiskan tiga dewa yang masing-masing punya kekuasaan pada alam ini yakni Dewa Pencipta, Dewa Pemelihara dan Dewa Perusak. Bahkan dalam kepercayaan Hindu, Buddha, Shinto, Kong Fu Tju, Tao orang berinkarnasi sampai dapat menjadi Dewa/Dewi yang berkuasa dalam alam. Demikian contoh-contoh kasus yang ada baik yang dijelaskan dalam Alkitab maupun yang diluar Alkitab.
Bagaimana dengan keyakinan kita orang Kristen (Percaya) akan adanya Allah? Kita orang percaya meyakini kebenaran Keberadaan Allah itu ada sebagaimana diajarkan Alkitab. Alkitab adalah satu-satunya kitab yang mengajarkan yang benar tentang keberadaan Allah.

C.  KEBERADAAN ALLAH

      Seperti telah dijelaskan di atas bahwa banyak orang berusaha untuk mengekspresikan bagaimana bentuk dan rupa keberadaan Allah, tetapi semuanya itu hanyanya imajinasi dan keinginan manusia belaka yang kebanyakan pada akhirnya mengantar manusia itu sendiri kepada penyembahan yang tidak benar akan kebenaran keberadaan Allah itu sendiri. Alkitab adalah satu-satunya kitab yang mengajarkan dengan benar akan keberadaan Allah. Keberadaan Allah diuraikan dengan jelas dalam Alkitab, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Untuk itu marilah kita melihat apa yang diajarkan Alkitab.

Allah adalah Roh adanya (Yohanes 4:24).
 Alkitab mengajarkan bahwa Allah adalah Roh adanya. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Allah itu tak dapat dilihat dengan mata jasmani, dan manusia tak dapat bahkan Allah sendiri sebagaimana dijelaskan dalam Alkitab, melarang manusia untuk menyerupakan Allah dengan bentuk apapun. Hal itu sudah ditegaskan dalam Perjanjian Lama khususnya dalam Torat yang diberikan kepada Musa, dan Perjanjian Baru meneguhkan-Nya. Hanya Allah sendirilah yang dapat menyatakan diri-Nya kepada manusia dalam bentuk yang kelihatan sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya dan melalui karya ciptaan-Nya.

Ada  tiga cara dalam mana Allah menyatakan keberadaan-Nya kepada manusia yakni:
Pertama, Melalui alam dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam alam ciptaan-Nya. Dalam Perjanjian Lama kita menemukan banyak contoh di mana Allah menggunakan alam dan karya cipta-Nya untuk menyatakan diri-Nya kepada manusia, misalnya, Ketika Allah memanggil Musa, Allah menampakkan diri-Nya melalui semak belukar yang menyala, tetapi tidak terbakar, Kepada bangsa Israel Allah menyatakan diri-Nya melalui tiang awan dan tiang api sebagai tanda penyertaan-Nya kepada Umat-Nya. Allah menurunkan api dari langit untuk menghukum orang-orang yang tidak mau bertobat (misalnya peristiwa Sodom dan Gomora) sebagai wujud kekuasaan Allah, dan lain sebagainya.
Kedua, Dalam Perjanjian Lama Allah menyatakan diri-Nya dalam rupa Malaekat, yang disebut Malaekat Tuhan dan disembah sebagai/disebut Tuhan oleh para leluhur.    Istilah Teologinya adalah Teofani yakni Penyataan diri Allah dalam rupa Malaekat. Juga disebut sebagai Allah Yehovah (Yahweh, Yosua, Yehosua) yang artinya Tuhan Juruselamat. Dalam Perjanjian Baru Allah menyatakan diri dalam rupa manusia melalui pribadi (oknum) Yesus Kristus, Allah datang ke dalam dunia dalam tubuh dan darah. Allah mengambil rupa seorang manusia, Allah menjadi manusia (dijelaskan dalam Yohanes 1:1-3, 14; Filipi 2:1-11). Karena Allah mengasihi manusia,  Dia  datang  mengambil  rupa  manusia untuk menebus/ menanggung dosa dan membebaskan/ menyelamatkan manusia dari hukuman (Yohanes 3:16).  
Ketiga, Melalui Alkitab Firman-Nya, dalamnya semua perbuatan tangan-Nya dan kehendak-Nya, dan apa yang akan terjadi kemudian menurut rencana-Nya dinyatakan secara tertulis melalui para hamba-Nya (Mazmur 8:1-10, Yohanes 1:1-3, 14, 18: Kolose 1:15; 2 Timotius 3:15-17;  Ibrani 1:3). Alkitab adalah Firman Tuhan (bagian dari penyataan Allah secara tertulis) diberikan untuk menjadi pedoman bagi kehidupan percaya.

Allah adalah Allah yang berpribadi.
      Ada banyak nama sebutan yang diberikan untuk menunjuk keperibadian-Nya Allah. Nama-nama sebutan pribadi dipergunakan untuk menunjuk langsung kepada Allah (Keluaran 3:14, Matius 11:25). Dalam Mazmur pasal 23 misalnya kita akan menemukan nama-nama sebutan bagi Allah dinyatakan secara tak langsung dalam hubungan dengan pemeliharaan-Nya bagi umat-Nya,
(1) Tuhan adalah Gembalaku (Yehovah Roi atau Yehovah Raah, ayat 1);
(2) Tuhan akan menyediakan (Yehovah Jireh, Takkan kekurangan aku, ayat 2, Kejadian 22:14);
(3) Tuhan Damai kita (Yehovah Shalom, Ia membimbing aku ke air yang tenang, ayat 2, Hakim-hakim 6:24);
(4) Tuhan Penyembuh (Yehovah Rhope, atau Yehovah Rhapa, Ia menyegarkan jiwaku, ayat 3, Keluaran 15:26);
(5) Tuhan Kebenaran kita (Yehovah Tsidkenu, Ia menuntun aku di jalan yang benar, ayat 3, Yeremia 23:6);
(6) Tuhan Panji-panjiku (Yehovah Nisi, Aku tidak takut bahaya, ayat 4, Keluaran 17:15);
(7) Tuhan Hadir di Situ (Yehovah Shammah, Engkau Besertaku, ayat 4, Yehezkiel 48:35);
(8) Tuhan yang Menguduskan (Yehovah Mekaddishkhem, Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak, ayat 5, Keluaran 31:13).

Sebagai satu pribadi, Allah mempunyai pengetahuan (Yesaya 55:9-10), Dialah Sumber Pengetahuan dan tak ada yang tersembunyi di hadapan-Nya, karena Dialah Allah yang Mahatahu. Ia mempunyai suasana hati atau perasaan (Kejadian 6:6),  sehingga Ia dapat murka,  sedih,  dan  mengasihi.   Ia mempunyai kehendak (Yosua 3:10) sehingga segala sesuatu harus berjalan sesuai dengan kehendak-Nya.

Allah adalah Esa adanya.
      Alkitab mengajarkan dengan sangat jelas bahwa hanya ada satu Allah (Ulangan 6:4-5; 1 Timotius 2:5) Pengajaran yang mengatakan  bahwa  ada  banyak  Allah/ilah, adalah sangat bertentangan  dengan  pikiran  yang waras. Kepercayaan Kristen adalah berdasarkan ajaran Alkitab bahwa Allah itu Esa adanya adalah jelas.    Tuduhan bahwa kekristenan menyembah tiga Allah adalah sangat tidak berdasar. Keyakinan Kristen bahwa Allah yang Esa itu adalah Allah Tritunggal bukan berarti menyembah tiga Allah. Ketritunggalan Allah dijelaskan berikut ini.

Allah yang Esa itu adalah Allah Tritunggal.
Alkitab mengajarkan dengan jelas bahwa hanya ada satu Allah, tetapi juga bahwa Allah yang Esa itu beroknum tiga. Tiga oknum (pribadi) dalam satu keberadaan Allah yaitu: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Tritunggal, Tiga Oknum (pribadi) dalam Satu Keberadaan Allah. Memang ini adalah satu rahasia bagi pikiran manusia. Meskipun rahasia itu tak dapat atau sulit dimengerti, tetapi kebenaran tersebut dapat dipercaya karena demikianlah diajarkan Alkitab Firman Allah, dan bahkan melalui pernyataan tersebut nyata kebenaran Allah dalam Kemahakuasan dan Kemahaberadaan-Nya Allah. Allah kita adalah Allah yang Mahakuasa dan Ajaib, tak ada yang mustahil bagi-Nya.
Perkataan Tritunggal atau Trinitas secara hurufiah memang tidak terdapat di dalam Alkitab, tetapi kebenaran rumusannya jelas terdapat dan diajarkan di dalam Alkitab, misalnya pada waktu pembaptisan Tuhan Yesus ketiga oknum disebut (Matius 3:16-17), dan pada waktu perintah menginjil disampaikan kepada para rasul, ketiga oknum juga disebut dengan jelas (Matius 28:19). Juga dalam pemberian berkat ( 2 Korintus 13:13). Dalam Roma 1:7 Bapa disebut Allah, sedangkan dalam Ibrani 1:8 Anak disebut Allah, dan dalam Kisah Para Rasul 5:3-4 Roh Kudus disebut Allah. Ketiga-Nya disapa Allah, tetapi bukan tiga Allah melainkan satu Allah adanya. Tiga oknum (pribadi) dalam satu esensi (keberadaan) Allah yang Esa.

D.  SIFAT-SIFAT ALLAH      

 Adalah sangat sulit untuk menerangkan tentang wujud Allah itu. Salah satu jalan yang terbaik ialah dengan menguraikan beberapa sifat atau atribut-Nya.
     
Allah itu Mahahadir (Omnipresent):
Ini berarti bahwa Allah itu berada di mana-mana pada waktu yang bersamaan (Yeremia 23:24). Ia adalah Allah yang transenden dan juga Imanen artinya Allah ada (jauh) di sana tetapi juga Allah berada (dekat) di sini. Dalam hubungan dengan kekekalan-Nya Allah, Kemahahadiran Allah tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Allah bukan berada dalam ruang dan waktu tetapi sebaliknya ruang dan waktu berada di dalam Allah, Allah memenuhi ruang dan waktu.
     
Allah itu Mahatahu (Omniscience):
Allah mengetahui segala sesuatu. Ia mengetahui tiap-tiap pikiran dan perbuatan manusia (Amsal 15:3). Ia mengetahui semua perkara yang terjadi dalam alam, sampai kepada matinya seekor burung pipit sekalipun dan jumlah rambut di kepala kita diketahui-Nya (Matius 10:29-30).

Allah itu Mahakuasa (Omnipotent):
Ia mempunyai segala kekuasaan. Ia menjadikan semesta  alam dan mengaturnya sesuai dengan rencana  dan dalam kehendak dan kekuasaan-Nya. Tidak ada sesuatu apapun yang tidak dapat diperbuat-Nya (Matius 19:26).

Allah itu Kekal:
Keberadaan Allah adalah kekal adanya. Sebelum segala sesuatu ada/diciptakan, Allah ada. Ia-lah yang mengadakan/menciptakan segala sesuatu. Ia tidak mempunyai permulaan dan Ia tidak berkesudahan (Mazmur 90:2). Dalam kaitan dengan kemahahadiran, kemahatahuan dan kemahakuasaan, Allah tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Ruang dan waktu ada dalam kekekalan-Nya.

Allah itu tidak berubah:
(Maleakhi 3:6). Allah adalah tetap dalam keberadaan-Nya. Allah ada sebagaimana Allah ada. Ketika Allah memanggil Musa untuk diutus membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir, Musa bertanya kepada Allah apa yang harus ia katakan kepada bangsa Israel. Allah menjawab Musa dan mengatakan “Aku adalah” , atau “ Akulah Aku”, atau “Aku adalah Aku”. Dalam Perjanjian Baru hal yang sama dikatakan Yesus “Aku adalah”, “Aku dan Bapa satu adanya”. Dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru telah dijelaskan bahwa Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia dalam berbagai cara, tetapi hal tersebut tidak mengubah akan keberadaan-Nya Allah, karena Allah adalah kekal ada-Nya yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Ia ada sebagaimana Ia ada.

Allah itu suci adanya:
Ia suci semata-mata dan tidak berdosa. Allah mengasihi manusia yang berdosa tetapi Ia membenci dosa dan mencintai kebenaran (Amsal 15:9,26). Karena Ia mengasihi manusia yang berdosa sehingga berulangkali dalam berbagai cara Allah menawarkan dan menyediakan jalan agar manusia kembali ke dalam kesucian Allah. Namun banyak orang tidak mengindahkan-Nya sehingga Ia menjauhkan diri dari orang-orang berdosa,yang tidak mau bertobat dan Ialah Allah yang harus menghukum dosa (Yesaya 59:1,2). Allah membenci dan menghukum orang-orang yang tidak mau bertobat sebagai bukti bahwa Allah adalah Adil.

Allah itu adil:
Segala perbuatan-Nya benar dan jujur. Ia adalah Sumber segala kebenaran, karena Ia sendiri adalah Kebenaran. Allah di dalam pribadi Yesus Kristus mengatakan, “Akulah … Kebenaran … (Yohanes 14:6).” Ia menggenapi segala janji-Nya (Mazmur 119:137). Keadilan Allah nyata dalam mana Ia menyelamatkan orang berdosa yang bertobat dan menghukum mereka yang tidak mau bertobat.  Ia berbuat demikian karena Ia adalah Allah yang adil.

Allah kasih adanya: 
Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa walaupun Allah membenci dosa, namun Ia mengasihi orang-orang yang berdosa (Yohanes 3:16). Ia mau supaya semua orang yang berdosa bertobat dan diselamatklan (2 Petrus 3:9). Dalam keseluruhan Alkitab dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru, berulang kali Allah menyatakan kasih-Nya untuk menyelamatkan manusia, tetapi manusia tidak mengindahkan kasih-Nya sehingga begitu banyak yang harus mengalami/menjalani penghukuman Allah.

E.   PENUTUP

      Pembahasan tentang Keallahan tersebut di atas adalah dalam keterbatas pemikiran dan kemampuan pengetahuan manusia. Karena siapakah yang dapat mengerti dan memahami akan kedalaman pengetahuan Allah (Mazmur 139, Roma 11:33-36)?  Bukan berarti kita tidak perlu mempelajari dan mengetahui tentang Allah. Justru sebaliknya sampai di mana pemahaman dan pengetahuan kita tentang Allah. Adakah kita benar-benar meyakini akan keberadaan Allah dan mewujudnyatakan dalam kehidupan kita sebagai orang yang percaya dan meyakini bahwa Allah itu ada?  Allah yang benar adalah Allah yang diajarkan dalam Alkitab, yakni Allah itu ada sebagaimana Ia ada. Ia adalah Allah yang Esa yang Tritunggal. Keesaan Allah dalam Tritunggal dan Ketritunggalan Allah dalam keesaan yakni Bapa, Anak (Yesus Kristus), dan Roh Kudus. Ketiganya adalah esa dalam keberadaan dan Keesaan dalam tiga pribadi (oknum) Ialah (Elohim) yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya (Kejadian 1:1). Kita meyakini keberadaan Allah itu sebagaimana diajarkan Alkitab. Keberadaan Allah hanya dapat dimengerti dan diyakini oleh akal yang didasarkan pada iman percaya.
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh Firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat. Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barang siapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia (Ibrani 1:1,3,6).”
Orang yang mengatakan dan mengajarkan bahwa Allah itu tidak ada adalah orang bodoh. “Orang bebal (bodoh) berkata dalam hatinya: “Tidak ada Allah!” Busuk dan jijik kecurangan mereka, tidak ada yang berbuat baik (Mazmur 53:2).”      
Demikian pula  Allah  tidak berkenan  kepada orang-orang yang menyembah ilah-ilah lain, atau menyembah Allah lebih dari satu dan yang menyerupakan Allah dengan berhala-berhala (Keluaran 20:1-3; Ulangan 6:4-5; 1 Korintus  8:1-13).

MAZMUR 121: TUHAN PENJAGA KITA


MAZMUR 121


1. Nyanyian ziarah. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung;
    dari manakah akan datang pertolonganku?
2. Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.
3. Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap.
4. Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.
5. TUHANlah Penjagamu, TUHANlah naunganmu di sebelah tangan kananmu.
6. Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang,
    atau bulan pada waktu malam.
7. TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan;
    Ia akan menjaga nyawamu.
8. TUHAN akan menjaga keluar masukmu,
    dari sekarang sampai selama-lamanya.


PSALMS 121

1. I look to the mountains; where will my help come from?
2. My help will come from the LORD, who made heaven and earth.
3. He will not let you fall; your protector is always awake.
4. The protector of Israel never dozes or sleeps.
5. The LORD will guard you; he is by your side to protect you.
6. The sun will not hurt you during the day, nor the moon during the night.
7. The LORD will protect you from all danger; he will keep you safe.
8. He will protect you as you come and go now and forever.

POKOK-POKOK PEMBERITAAN INJIL ANUGERAH


Jerry H M Sumanti

Sebab aku tidak malu terhadap Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya dinyatakan pembenaran oleh Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman,seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman.” (Roma 1:16-17 TB – LAI 1999).

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa Injil Anugerah adalah Injil yang dinyatakan oleh Allah kepada dan diberitakan oleh Rasul Paulus, dan Injil yang diberitakan dalam Dispensasi Anugerah di mana kita hidup dan berada sampai sekarang ini. Injil yang diberitakan Rasul Paulus ini adalah Injil yang ditujukan kepada semua orang, tanpa perbedaan dari suku bangsa mana asalnya (Roma 10:12), itu sudah dinyatakan kepada Ananias (Kisah Para Rasul 9:1-18), sebelum Rasul Paulus dikhususkan dan diutus memberitakan Injil tersebut (Kisah Para Rasul 13:1-3, 46-49), berbeda dengan Injil yang diberitakan oleh para Rasul sebelumnya yakni Injil Kerajaan, yang terpusat kepada orang Yahudi saja.
Pemberitaan Injil Kerajaan secara Dispensasi berakhir pada saat bangsa Israel menolak pemberitaan Para Rasul (termasuk Paulus yang bergiat bersama Para Rasul tersebut) ditolak oleh bangsa Israel. Para Rasul dalam perjalanan pelayanan, mereka selalu mencari dan masuk serta mengajar di rumah-rumah ibadah orang Yahudi.
Nanti sesudah penolakkan bangsa Yahudi, perjalanan pelayanan lanjut dilakukan oleh Rasul Paulus, disamping mengajar di rumah-rumah orang Yahudi, ia juga mulai mencari dan memasuki tempat-tempat peribadatan bangsa bukan Yahudi, tempat-tempat penyembahan berhala, misalnya di Atena Yunani Paulus masuk dan mengajar di kuil Areopagus tempat penyembahan berhala (Kisah Para Rasul 17:16-34), kuil dewi Artemis di Efesus (Kisah Para Rasul 19:21-40).
Injil harus diberitakan kepada semua orang tanpa perbedaan. Injil inilah yang dinyatakan oleh Allah dan yang diberitakan oleh Rasul Paulus dalam Dispensasi Anugerah, Injil yang di dalamnya nyata kebenaran Allah yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman dan Injil inilah yang membenarkan orang percaya oleh iman dan orang benar akan hidup oleh iman.
Injil Anugerah yang dinyatakan kepada Rasul Paulus inilah yang harus dijalankan dan diberitakan melalui kehidupan percaya dan pelayanan yang Allah nyatakan kepada semua orang percaya dalam dispensasi Anugerah sekarang ini.

Pokok-pokok yang ditekankan oleh Rasul Paulus dalam pemberitaan Injil Anugerah sebagaimana telah ditulis secara singkat dalam tulisan sebelumnya, akan dibahas kembali secara terinci pada bagian ini. Pokok-pokok tersebut adalah sebagai berikut,


A.  Kebutuhan akan keselamatan.Roma 3:10,23, 5:12, Efesus 2:1,5.

Sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, maka semua manusia yang adalah keturunan mereka mewarisi dosa yang upahnya adalah maut (Kejadian pasal 3, Roma 3:23, 6:23). Maut di sini artinya adalah keterpisahan.
Hubungan manusia dengan Allah menjadi tidak harmonis, manusia menjadi terpisah dan takut untuk bertemu dengan Allah (Kejadian 3:8-9, Yesaya 59:2). Keterpisahan manusia dengan Allah ini, mengakibatkan manusia menjadi seteru Allah (Roma 5:10).
Selain kehidupan manusia dengan Allah terputus, kehidupan manusia di bumipun dihukum oleh Allah, manusia berada di bawah kutuk, baik manusia pertama Adam dan Hawa, maupun manusia yang adalah keturunan mereka sampai pada kita sekarang ini. Baik jasmani maupun rohani kehidupan manusia menjadi menderita. Kehidupan jasmani manusia mengalami berbagai penderitaan, kelelahan, kelemahan dan sakit-penyakit (Keluaran 9:3, 9:10, 15:24, 16:3, 2 Raja-raja 4:38, 5:27, Mazmur 107:5, 17-18, Matius 10:8, 11:28, Roma 8:17-18), khusus kaum wanita mengalami sakit bersalin (Kejadian 3:16, 2 Raja-raja 2:19, 21). Manusia harus bersusah payah bekerja mencari nafkah untuk menopang kehidupannya (Kejadian 3:17-19). Hidup manusia menjadi rapuh dan sementara (Kejadian 5, 6:3, Mazmur 90:9-10) dan pada akhirnya mati (Kejadian 3:19; Ibrani 9:27). Demikian pula kehidupan rohani, manusia dihantui perasaan takut (Kejadian 3:10), serta saling menuduh dan membenarkan diri dan mempersalahkan yang lainnya (Kejadian 3:12-13), merasa malu dan rendah diri (1 Samuel 18:8-14), mengalami kegelisahan dan kecemasan (Mazmur 55:3-6, 107:6, 13, 19, 28). Juga mengalami keletih lesuan baik jasmani maupun rohani (Mazmur 107:5, Matius 11:28), Di dalam kehidupan manusia terjadi pertentangan batin, dan sangat sulit untuk mengambil keputusan di antara pertentangan yang terjadi (Roma 7:15-23, Galatia 5:17).
Bukan hanya itu saja melainkan juga lingkungan alam dan sosial terjadi perseteruan, manusia dengan sesama manusia dan dengan makhluk hidup lainnya menjadi tidak bersahabat (Kejadian 3:14-15, 2 Raja-raja 2:24). Tanah menumbuhkan semak belukar dan rumput duri sehingga manusia harus berusaha dengan susah payah mengolahnya untuk dapat memberi hasil yang maksimal untuk kelangsungan kehidupan manusia di bumi ini (Kejadian 3:18).
Terlebih dari semuanya itu, hidup manusia berada di bawah ancaman hukuman kekal. Hukuman yang kekal merupakan keterpisahan untuk selama-lamanya dengan Tuhan. Hal ini akan dialami oleh manusia yang tidak mau berbalik ke jalan Tuhan. Pada akhir dunia ini, mereka yang tidak percaya dan menerima Tuhan Yesus akan mengalami penghukuman kekal ini (Amsal 14:12, 16:25, Matius 24:13,Yohanes 3:36, Roma 6:23, Wahyu 20:14-15). Itulah sebabnya manusia butuh keselamatan. Baik melalui kesaksian Alkitab maupun yang nampak kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari, berbagai cara dan jalan ditempuh dan dicari manusia untuk beroleh keselamatan (jasmani maupun rohani), namun semua usaha manusia tersebut tidak berkenan dan tidak dapat menyenangkan Allah (Roma 2:4-11, Roma 3:10-12, 23).
Allah menghendaki tidak ada orang yang binasa, sehingga berbagai cara pula dinyatakan Allah kepada manusia bagaimana caranya agar manusia dapat selamat terhindar dari hukuman kekal. Mulai dari Taman Eden, Allah membuatkan pakaian bagi Adam dan Hawa untuk menutupi ketelanjangan akibat pelanggaran mereka, dan Allah mencegah agar mereka jangan makan buah pohon kehidupan yang akan membuat mereka hidup terus menerus dalam dosa (Kejadian 3:21-24). Ketika pada zaman Nuh manusia semakin jahat dan tidak percaya lagi kepada Allah, Allah berfirman kepada Nuh bahwa Allah akan membinasakan manusia dan seluruh isi dunia ini, namun disamping itu Allah menawarkan keselamatan melalui Bahtera yang dibuat Nuh atas perintah Allah, tetapi tak seorangpun mengindahkan pernyataan Allah tersebut dan percaya kecuali Nuh dan keluarganya (Kejadian 6-9, 1 Petrus 3:20).
Karya Allah berlangsung terus sampai pada akhirnya Allah sendiri yang datang dalam rupa manusia di dalam Kristus Yesus  dan mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia (Yohanes 1:1-3, 14, Yohanes 3:16, Filipi 2:1-11, Ibrani 1:1-4). Sampai sekarang, di dalam Dispensasi Anugerah, di mana Rasul Paulus dan kita hidup, manusia butuh keselamatan, dan hal itu hanya dapat diperoleh melalui percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, yang sudah datang dalam rupa manusia dan mati bagi dosa manusia.
Inilah salah satu pokok dalam pemberitaan Injil Anugerah, yakni manusia butuh keselamatan, dan keselamatan itu adalah anugerah Allah semata-mata dan hanya dapat diterima melalui percaya saja bukan dengan hasil pekerjaan perbuatan baik (Efesus 2:8-9).


B.  Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan.Roma 1:16-17.

Injil sebagaimana telah dijelaskan dalam bagian pelajaran sebelumnya, bahwa kabar baik atau berita kesukaan adalah berita kesukaan dari Allah tentang karya Allah bagi keselamatan manusia dari keterpisahan untuk selamanya dengan Allah.
Karya Allah untuk keselamatan bagi manusia sebagaimana dijelaskan di atas, telah dinyatakan oleh Allah sendiri dalam berbagai cara sampai pada akhirnya Allah sendiri yang datang mengambil rupa manusia dan mati bagi dosa manusia, dan bangkit dari kematian mengalahkan maut dan sebagai tanda kemenangan bagi yang percaya (1 Korintus 15:1-4). Ini adalah isi dari Injil yang adalah kabar baik bagi manusia, yang dinyatakan dan ditegaskan Allah kepada Rasul Paulus untuk diberitakan dalam Dispensasi Anugerah di mana Rasul Paulus dan kita berada.
Injil ini adalah Injil yang ditujukan kepada semua orang tanpa perbedaan dan diberikan Allah secara cuma-cuma (Anugerah), dan siapa yang percaya pasti diselamatkan. Rasul Paulus menyebut bahwa Injil ini adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan semua orang yang percaya dan memimpin orang percaya untuk hidup benar oleh iman.


C.  Anugerah Allah. Roma 3:24, Efesus 2:8-9, Titus 3:5-7.

Anugerah, seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa itu berarti “Pemberian atau penghargaan yang diberikan kepada orang yang sebenarnya tidak layak untuk menerimanya dan mau menerimanya, yang diberikan dengan cuma-cuma, tanpa syarat apapun kecuali hanya percaya saja. Berkaitan dengan Anugerah keselamatan, maka itu merupakan kemurahan hati dari Allah yang diberikan kepada manusia, terlepas dari nilai atau jasa-jasa atau perbuatan mereka yang menerimanya, yang seharusnya tidak pantas menerimanya. Di dalam Roma 3:21-25, Paulus menjelaskan bahwa kita dibenarkan oleh Allah melalui iman dalam Yesus Kristus, yakni pembenaran oleh Anugerah yang diberikan dengan cuma-cuma melalui penebusan dalam Kristus Yesus. Juga kepada jemaat di Efesus Rasul Paulus menegaskan hal yang sama bahwa oleh anugerah kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, itu bukan hasil pekerjaanmu, tetapi pemberian Allah (Efesus 2:8-9). Juga kepada Titus, Paulus menegaskan bahwa kita diselamatkan bukan karena perbuatan benar kita, melainkan oleh anugerah Allah, dan sebagai orang yang sudah dibenarkan berdasarkan anugerah Allah, berhak menerima hidup yang kekal (Titus 3:5-7).


D.  Salib Kristus. 1 Korintus 1:17-18, Galatia 6:14, Kolose 1:20.

Di dalam Perjanjian Lama, mulai dari Dispensasi Torat sampai pada zaman Yesus ada berbagai macam dan cara hukuman mati dikenakan kepada orang-orang yang dianggap berdosa dan tak terampunkan, ada yang dirajam dengan batu, ada yang diasingkan, dipasung (dibelenggu), mata dicungkil, tangan dipenggal, dan yang paling mengerikan adalah hukuman penyaliban.
Salib dalam Perjanjian Lama menjadi simbol penghukuman yang sangat mengerikan. Orang yang disalibkan adalah orang yang sangat jahat yang tak mungkin mengalami pengampunan lagi. Orang yang disalibkan adalah orang yang dianggap sebagai orang yang terkutuk (Ulangan 21:22-23, Galatia 3:13).
Sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, dan akibat dari dosa itu Allah menghukum manusia dan dunia ini (Kejadian pasal 3), maka sejak saat itu manusia berada di bawah kutuk, kutuk dosa. Manusia berada pada ancaman hukuman maut (Roma 3:23, 6:23). Tak ada jalan lain yang dapat membebaskan manusia dari kutuk ini, selain dari Salib Kristus. Kematian Kristus di kayu salib menanggung kutuk semua orang, dan bagi yang percaya mengalami pembebasan dari kutuk, dibenarkan dan diselamatkan oleh iman (Galatia 3:1-14).


E.  Darah Kristus. Kisah Para Rasul 20:28, Roma 3:25, 5:9, Efesus 1:7, Kolose 1:14, Ibrani 9:22.

Sebagaimana Salib menjadi simbol penghukuman (kutuk) yang mengerikan, dan Salib Kristus adalah simbol pembebasan manusia dari kutuk, demikian pula dengan darah menjadi simbol penghukuman, pembebasan dan penyelamatan. Darah menjadi simbol penghukuman dan pembebasan serta penyelamatan dimulai ketika bangsa Israel akan dibebaskan keluar dari perbudakan di tanah Mesir.
Ketika bangsa Israel sudah menjadi besar di Tanah Mesir, bangsa Israel diperbudak oleh orang Mesir. Akibat dari perbudakan tersebut bangsa Israel hidup tertekan dan menderita. Allah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir melalui pimpinan Musa, namun sebelumnya Allah mengadakan mujizat bagi bangsa Israel di hadapan orang-orang Mesir. Allah memerintahkan supaya dikorbankan seekor anak domba atau kambing  jantan, dan tidak bercela, mengambil darah domba tersebut dan memercikkan pada pintu rumah-rumah orang Israel sebagai tanda perlindungan dari hukuman yang akan ditimpakan Tuhan kepada orang Mesir yakni kematian anak-anak sulung orang Mesir baik anak manusia maupun ternak (Keluaran 12). Orang Israel selamat dari penghukuman kematian anak-anak sulung dan mereka diizinkan Firaun untuk meninggalkan Mesir menuju tanah perjanjian.
Korban Darah inilah yang kemudian menjadi bagian dalam peribadatan bangsa Israel sebagai memperingati pembebasan dan keselamatan keluar dari tanah Mesir. Darah menjadi simbol keselamatan, simbol pembebasan dan penebusan dosa dan kesalahan. Korban persembahan Darah menjadi bagian dan keharusan dalam peribadatan turun temurun bangsa Israel kepada Allah yang diteguhkan dalam peraturan hukum Torat (Dispensasi Torat). Korban darah sebagai Korban keselamatan dan penebusan dosa (Ibrani 9:22-23). Korban ini dilakukan secara rutin sebagai peringatan pembebasan dari tanah Mesir, dan juga dilaksanakan berulang-ulang kali setiap kali orang Israel melakukan perbuatan dosa di hadapan Allah dan bangsanya. Penulis Ibrani menjelaskan bahwa semua ini telah dilakukan sekali untuk selamanya oleh pengorbanan Tuhan Yesus ketika darah-Nya mengalir mulai Ia diderah sampai pada kayu salib (Baca keseluruhan Surat Ibrani). Sejak kematian Yesus Kristus di salib maka semua persyaratan Torat tersebut tidak berlaku lagi, karena Kristus telah menggenapi semuanya itu dalam dirinya sebagai Anak Domba Allah sekali untuk selamanya. Hal itu pula yang dijelaskan dan ditegaskan oleh Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia bahwa Kristus sudah tersalib menanggung segala kutuk manusia, dan Kristus sudah memerdekakan manusia dari kutuk (Bacalah dan telitilah keseluruhan Surat Galatia terutama pasal 3-5). Kepada Jemaat di Roma Paulus menjelaskan bahwa Kristus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian melalui iman, dalam darah-Nya (Roma 3:25), darah-Nya membenarkan orang percaya, dan memberi jaminan kepastian keselamatan (Roma 5:8-11), hal yang sama ditegaskan Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus bahwa melalui darah Kristus kita memperoleh penebusan yaitu pengampunan dosa (Efesus 1:7).


F.   Kematian, Penguburan, dan Kebangkitan Tuhan Yesus. Roma 6:1-4, Roma 10:9, 1 Korintus 15:1-4, 54-58, 2 Korintus 5:15.

        Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa Tuhan Yesus Kristus mati, dikuburkan dan bangkit dari antara orang mati. Kematian Yesus Kristus merupakan satu bukti nyata bahwa Dia adalah sungguh-sungguh manusia. Kematian-Nya adalah untuk menebus dan mengangkut dosa isi dunia ini (1 Korintus 15:3, 1 Timotius 2:6, band. Yohanes 1:29,36, 1 Petrus 1:18). Dia mati menanggung dosa dan mengalahkan maut untuk menggantikan  dan menyelamatkan orang berdo­sa atau yang tidak benar (Roma 6:23, 1 Korintus 15:25-28, 53-57, 2 Korintus 5:21, Titus 2:13-14, Kolose 1:13, band. Yohanes 3:36, 5:24, Ibrani 2:9-10, 1 Petrus 3:18). Dia mati untuk mendamaikan dan memulihkan hubungan manusia dengan Allah dan antara manusia dengan sesamanya serta menjadikan yang percaya sempurna dan kudus (Roma 3:25, Efesus 2:13-17, Kolose 1:22, band. Ibrani 10:14).
      Kematian Yesus Kristus membenarkan orang percaya dan menjadikan yang percaya milik-Nya serta memerdekakan mereka dari perhambaan dosa dan melucuti kekuasaan setan (Roma 5:1, 6:18, 8:1-2, 1 Korintus 6:19-20, Kolose 2:15, band. Yohanes 12:31). Kematian Yesus Kristus adalah satu bukti nyata kasih Allah terhadap manusia (2 Korintus 5:21, band. Yohanes 3:16, 1 Yo­hanes 3:16). Tetapi Dia bangkit, dan Dia hidup. Kebangkitan-Nya merupakan bukti nyata bahwa maut tidak berkuasa atas-Nya (1 Korintus 15:54-57, band. Kisah Rasul 2:24-32).
      Kebangkitan-Nya tidak dapat dipisahkan dengan kematian-Nya, sebab kebangkitan-Nya menyempurnakan dan melengkapi makna dan tujuan kematian-Nya menjadi Penebus dosa. Melalui kematian-Nya, Dia melaksanakan penebusan dan pengampunan dosa bagi semua orang dan bagi yang percaya mengalami penebusan dan pengampunan dan melalui kebangkitan-Nya, Dia membebaskan dan menyelamatkan manusia dari kuasa maut dan memberikan hidup yang kekal mereka yang percaya (Roma 4;25, 1 Korintus 15:3, 15:53-57, band. Yohanes 5:24). Kebangkitan-Nya membuktikan bahwa Dia adalah Allah (Band. Kisah Para Rasul 2:24-28, Yohanes 11:25).
      Kebangkitan-Nya adalah pengajaran yang sangat penting dalam kehidupan percaya. Kebangkitan Yesus Kristus adalah sangat penting dalam kehidupan percaya, karena kebangkitan-Nya adalah dasar kebangkitan manusia nanti (1 Korintus 15:13-18). Kebangkitan-Nya menjadi dasar dari apa yang kita beritakan (1 Korintus 15:14) dan menjadi dasar kesaksian Para Rasul (1 Korintus 15:1-11,15) serta dasar iman dan pengharapan orang percaya (1 Korintus 15:17, 19).
      Alkitab membuktikan dengan sangat jelas bahwa Tuhan Yesus Kristus benar-benar bangkit dari antara orang mati. Perjanjian Lama telah berulang-ulang kali menu­buatkannya dan Tuhan Yesus Kristus sendiri mengatakannya (Matius 16:21). Kubur yang kosong adalah bukti yang nyata yang disaksikan oleh para murid dan para Ahli Torat serta Perajurit Romawi. Kemudian berulang kali Dia menampakkan diri-Nya sesudah kebangkitan-Nya dari antara orang mati (1 Korintus 15:4-9). Dia menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena (band. Yohanes 20:14-16), dan kepada kaum wanita ketika itu (band. Matius 28:8-10). Dia menampakkan diri kepada Petrus (band. Lukas 24:34), dan kepada dua orang yang sedang berjalan menuju Emaus (band. Lukas 24:13-31), Dia menampakkan diri kepada kesepuluh murid (band. Markus 16:14), kemudian kepada kesebelas murid (band. Yohanes 20:26), selanjutnya kepada tujuh murid di Galilea (band. Matius 28:16-17) dan kepada keduabelas murid (1 Korintus 15:5). Juga Dia menampakkan diri kepada lebih dari 500 orang (1 Korintus 15:6), kepada Yakobus (1 Korintus 15:7), dan kepada murid-murid-Nya ketika akan terangkat ke surga (Lukas 24:44-54).  
       Selanjutnya Dia menampakkan diri kepada Stefanus setelah beberapa waktu terangkat ke surga (1 Korintus 15:7). Berikut pengalaman Paulus ketika menyaksikan penampakan Yesus Kristus kepadanya (Kisah Rasul 9:1-22, 22:6-21, 26:4-23).
      Alkitab membuktikan bahwa Dia bangkit. Kebang­kitan-Nya menjadi batu penjuru bagi yang percaya (Band. Kisah Para Rasul 4:10-12). Kebangkitan-Nya mengalahkan kuasa maut, memberikan kemenangan dan hidup bagi yang percaya (1 Korintus 15:54-57).

Injil Anugerah adalah Injil yang diberitakan dalam Dispensasi Anugerah, Injil yang dinyatakan oleh Allah kepada dan diberitakan oleh Rasul Paulus, dan yang harus diberitakan oleh semua orang percaya, yakni Injil yang tidak membeda-bedakan orang, Injil yang menekankan bahwa keselamatan hanya diperoleh melalui iman (percaya) saja. Keselamatan diperoleh melalui percaya saja, tidak disertai atau ditambah dengan embel-embel apapun, termasuk perbuatan baik dan sebagainya. Perbuatan baik secara otomatis menjadi bagian dalam kehidupan percaya dan harus dilakukan sebagai tanda ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan yang sudah menganugerahkan keselamatan itu dengan cuma-Cuma (Efesus 2:10).
Di atas telah diuraikan tentang pokok-pokok penekanan dalam pemberitaan Injil Anugerah tersebut. Dengan uraian di atas dan sehubungan dengan pembelajaran sebelumnya, sebagai orang percaya yang mau berjalan dan berdiri pada kebenaran firman Allah, Injil apa yang kita beritakan dan apa pokok-pokok dari Injil yang diberitakan?
Waspadalah dan marilah kita memperhatikan penegasan Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia, “Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari surga yang memberitakan kepadamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan sebelumnya, sekarang kukatakan sekali lagi: Jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia (Galatia 1:8-9 TB –LAI 1999)”, dan juga penegasan Rasul Paulus kepada Timotius agar supaya berwaspada dan menjaga kemurnian kehidupan percaya dan kemurnian pengajaran, “Awasilah dirimu sendiri dan ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau (1 Timotius 4:16 TB – LAI 1999).”