Kamis, 23 Desember 2010

POKOK-POKOK PEMBERITAAN INJIL ANUGERAH


Jerry H M Sumanti

Sebab aku tidak malu terhadap Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya dinyatakan pembenaran oleh Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman,seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman.” (Roma 1:16-17 TB – LAI 1999).

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa Injil Anugerah adalah Injil yang dinyatakan oleh Allah kepada dan diberitakan oleh Rasul Paulus, dan Injil yang diberitakan dalam Dispensasi Anugerah di mana kita hidup dan berada sampai sekarang ini. Injil yang diberitakan Rasul Paulus ini adalah Injil yang ditujukan kepada semua orang, tanpa perbedaan dari suku bangsa mana asalnya (Roma 10:12), itu sudah dinyatakan kepada Ananias (Kisah Para Rasul 9:1-18), sebelum Rasul Paulus dikhususkan dan diutus memberitakan Injil tersebut (Kisah Para Rasul 13:1-3, 46-49), berbeda dengan Injil yang diberitakan oleh para Rasul sebelumnya yakni Injil Kerajaan, yang terpusat kepada orang Yahudi saja.
Pemberitaan Injil Kerajaan secara Dispensasi berakhir pada saat bangsa Israel menolak pemberitaan Para Rasul (termasuk Paulus yang bergiat bersama Para Rasul tersebut) ditolak oleh bangsa Israel. Para Rasul dalam perjalanan pelayanan, mereka selalu mencari dan masuk serta mengajar di rumah-rumah ibadah orang Yahudi.
Nanti sesudah penolakkan bangsa Yahudi, perjalanan pelayanan lanjut dilakukan oleh Rasul Paulus, disamping mengajar di rumah-rumah orang Yahudi, ia juga mulai mencari dan memasuki tempat-tempat peribadatan bangsa bukan Yahudi, tempat-tempat penyembahan berhala, misalnya di Atena Yunani Paulus masuk dan mengajar di kuil Areopagus tempat penyembahan berhala (Kisah Para Rasul 17:16-34), kuil dewi Artemis di Efesus (Kisah Para Rasul 19:21-40).
Injil harus diberitakan kepada semua orang tanpa perbedaan. Injil inilah yang dinyatakan oleh Allah dan yang diberitakan oleh Rasul Paulus dalam Dispensasi Anugerah, Injil yang di dalamnya nyata kebenaran Allah yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman dan Injil inilah yang membenarkan orang percaya oleh iman dan orang benar akan hidup oleh iman.
Injil Anugerah yang dinyatakan kepada Rasul Paulus inilah yang harus dijalankan dan diberitakan melalui kehidupan percaya dan pelayanan yang Allah nyatakan kepada semua orang percaya dalam dispensasi Anugerah sekarang ini.

Pokok-pokok yang ditekankan oleh Rasul Paulus dalam pemberitaan Injil Anugerah sebagaimana telah ditulis secara singkat dalam tulisan sebelumnya, akan dibahas kembali secara terinci pada bagian ini. Pokok-pokok tersebut adalah sebagai berikut,


A.  Kebutuhan akan keselamatan.Roma 3:10,23, 5:12, Efesus 2:1,5.

Sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, maka semua manusia yang adalah keturunan mereka mewarisi dosa yang upahnya adalah maut (Kejadian pasal 3, Roma 3:23, 6:23). Maut di sini artinya adalah keterpisahan.
Hubungan manusia dengan Allah menjadi tidak harmonis, manusia menjadi terpisah dan takut untuk bertemu dengan Allah (Kejadian 3:8-9, Yesaya 59:2). Keterpisahan manusia dengan Allah ini, mengakibatkan manusia menjadi seteru Allah (Roma 5:10).
Selain kehidupan manusia dengan Allah terputus, kehidupan manusia di bumipun dihukum oleh Allah, manusia berada di bawah kutuk, baik manusia pertama Adam dan Hawa, maupun manusia yang adalah keturunan mereka sampai pada kita sekarang ini. Baik jasmani maupun rohani kehidupan manusia menjadi menderita. Kehidupan jasmani manusia mengalami berbagai penderitaan, kelelahan, kelemahan dan sakit-penyakit (Keluaran 9:3, 9:10, 15:24, 16:3, 2 Raja-raja 4:38, 5:27, Mazmur 107:5, 17-18, Matius 10:8, 11:28, Roma 8:17-18), khusus kaum wanita mengalami sakit bersalin (Kejadian 3:16, 2 Raja-raja 2:19, 21). Manusia harus bersusah payah bekerja mencari nafkah untuk menopang kehidupannya (Kejadian 3:17-19). Hidup manusia menjadi rapuh dan sementara (Kejadian 5, 6:3, Mazmur 90:9-10) dan pada akhirnya mati (Kejadian 3:19; Ibrani 9:27). Demikian pula kehidupan rohani, manusia dihantui perasaan takut (Kejadian 3:10), serta saling menuduh dan membenarkan diri dan mempersalahkan yang lainnya (Kejadian 3:12-13), merasa malu dan rendah diri (1 Samuel 18:8-14), mengalami kegelisahan dan kecemasan (Mazmur 55:3-6, 107:6, 13, 19, 28). Juga mengalami keletih lesuan baik jasmani maupun rohani (Mazmur 107:5, Matius 11:28), Di dalam kehidupan manusia terjadi pertentangan batin, dan sangat sulit untuk mengambil keputusan di antara pertentangan yang terjadi (Roma 7:15-23, Galatia 5:17).
Bukan hanya itu saja melainkan juga lingkungan alam dan sosial terjadi perseteruan, manusia dengan sesama manusia dan dengan makhluk hidup lainnya menjadi tidak bersahabat (Kejadian 3:14-15, 2 Raja-raja 2:24). Tanah menumbuhkan semak belukar dan rumput duri sehingga manusia harus berusaha dengan susah payah mengolahnya untuk dapat memberi hasil yang maksimal untuk kelangsungan kehidupan manusia di bumi ini (Kejadian 3:18).
Terlebih dari semuanya itu, hidup manusia berada di bawah ancaman hukuman kekal. Hukuman yang kekal merupakan keterpisahan untuk selama-lamanya dengan Tuhan. Hal ini akan dialami oleh manusia yang tidak mau berbalik ke jalan Tuhan. Pada akhir dunia ini, mereka yang tidak percaya dan menerima Tuhan Yesus akan mengalami penghukuman kekal ini (Amsal 14:12, 16:25, Matius 24:13,Yohanes 3:36, Roma 6:23, Wahyu 20:14-15). Itulah sebabnya manusia butuh keselamatan. Baik melalui kesaksian Alkitab maupun yang nampak kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari, berbagai cara dan jalan ditempuh dan dicari manusia untuk beroleh keselamatan (jasmani maupun rohani), namun semua usaha manusia tersebut tidak berkenan dan tidak dapat menyenangkan Allah (Roma 2:4-11, Roma 3:10-12, 23).
Allah menghendaki tidak ada orang yang binasa, sehingga berbagai cara pula dinyatakan Allah kepada manusia bagaimana caranya agar manusia dapat selamat terhindar dari hukuman kekal. Mulai dari Taman Eden, Allah membuatkan pakaian bagi Adam dan Hawa untuk menutupi ketelanjangan akibat pelanggaran mereka, dan Allah mencegah agar mereka jangan makan buah pohon kehidupan yang akan membuat mereka hidup terus menerus dalam dosa (Kejadian 3:21-24). Ketika pada zaman Nuh manusia semakin jahat dan tidak percaya lagi kepada Allah, Allah berfirman kepada Nuh bahwa Allah akan membinasakan manusia dan seluruh isi dunia ini, namun disamping itu Allah menawarkan keselamatan melalui Bahtera yang dibuat Nuh atas perintah Allah, tetapi tak seorangpun mengindahkan pernyataan Allah tersebut dan percaya kecuali Nuh dan keluarganya (Kejadian 6-9, 1 Petrus 3:20).
Karya Allah berlangsung terus sampai pada akhirnya Allah sendiri yang datang dalam rupa manusia di dalam Kristus Yesus  dan mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia (Yohanes 1:1-3, 14, Yohanes 3:16, Filipi 2:1-11, Ibrani 1:1-4). Sampai sekarang, di dalam Dispensasi Anugerah, di mana Rasul Paulus dan kita hidup, manusia butuh keselamatan, dan hal itu hanya dapat diperoleh melalui percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, yang sudah datang dalam rupa manusia dan mati bagi dosa manusia.
Inilah salah satu pokok dalam pemberitaan Injil Anugerah, yakni manusia butuh keselamatan, dan keselamatan itu adalah anugerah Allah semata-mata dan hanya dapat diterima melalui percaya saja bukan dengan hasil pekerjaan perbuatan baik (Efesus 2:8-9).


B.  Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan.Roma 1:16-17.

Injil sebagaimana telah dijelaskan dalam bagian pelajaran sebelumnya, bahwa kabar baik atau berita kesukaan adalah berita kesukaan dari Allah tentang karya Allah bagi keselamatan manusia dari keterpisahan untuk selamanya dengan Allah.
Karya Allah untuk keselamatan bagi manusia sebagaimana dijelaskan di atas, telah dinyatakan oleh Allah sendiri dalam berbagai cara sampai pada akhirnya Allah sendiri yang datang mengambil rupa manusia dan mati bagi dosa manusia, dan bangkit dari kematian mengalahkan maut dan sebagai tanda kemenangan bagi yang percaya (1 Korintus 15:1-4). Ini adalah isi dari Injil yang adalah kabar baik bagi manusia, yang dinyatakan dan ditegaskan Allah kepada Rasul Paulus untuk diberitakan dalam Dispensasi Anugerah di mana Rasul Paulus dan kita berada.
Injil ini adalah Injil yang ditujukan kepada semua orang tanpa perbedaan dan diberikan Allah secara cuma-cuma (Anugerah), dan siapa yang percaya pasti diselamatkan. Rasul Paulus menyebut bahwa Injil ini adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan semua orang yang percaya dan memimpin orang percaya untuk hidup benar oleh iman.


C.  Anugerah Allah. Roma 3:24, Efesus 2:8-9, Titus 3:5-7.

Anugerah, seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa itu berarti “Pemberian atau penghargaan yang diberikan kepada orang yang sebenarnya tidak layak untuk menerimanya dan mau menerimanya, yang diberikan dengan cuma-cuma, tanpa syarat apapun kecuali hanya percaya saja. Berkaitan dengan Anugerah keselamatan, maka itu merupakan kemurahan hati dari Allah yang diberikan kepada manusia, terlepas dari nilai atau jasa-jasa atau perbuatan mereka yang menerimanya, yang seharusnya tidak pantas menerimanya. Di dalam Roma 3:21-25, Paulus menjelaskan bahwa kita dibenarkan oleh Allah melalui iman dalam Yesus Kristus, yakni pembenaran oleh Anugerah yang diberikan dengan cuma-cuma melalui penebusan dalam Kristus Yesus. Juga kepada jemaat di Efesus Rasul Paulus menegaskan hal yang sama bahwa oleh anugerah kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, itu bukan hasil pekerjaanmu, tetapi pemberian Allah (Efesus 2:8-9). Juga kepada Titus, Paulus menegaskan bahwa kita diselamatkan bukan karena perbuatan benar kita, melainkan oleh anugerah Allah, dan sebagai orang yang sudah dibenarkan berdasarkan anugerah Allah, berhak menerima hidup yang kekal (Titus 3:5-7).


D.  Salib Kristus. 1 Korintus 1:17-18, Galatia 6:14, Kolose 1:20.

Di dalam Perjanjian Lama, mulai dari Dispensasi Torat sampai pada zaman Yesus ada berbagai macam dan cara hukuman mati dikenakan kepada orang-orang yang dianggap berdosa dan tak terampunkan, ada yang dirajam dengan batu, ada yang diasingkan, dipasung (dibelenggu), mata dicungkil, tangan dipenggal, dan yang paling mengerikan adalah hukuman penyaliban.
Salib dalam Perjanjian Lama menjadi simbol penghukuman yang sangat mengerikan. Orang yang disalibkan adalah orang yang sangat jahat yang tak mungkin mengalami pengampunan lagi. Orang yang disalibkan adalah orang yang dianggap sebagai orang yang terkutuk (Ulangan 21:22-23, Galatia 3:13).
Sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, dan akibat dari dosa itu Allah menghukum manusia dan dunia ini (Kejadian pasal 3), maka sejak saat itu manusia berada di bawah kutuk, kutuk dosa. Manusia berada pada ancaman hukuman maut (Roma 3:23, 6:23). Tak ada jalan lain yang dapat membebaskan manusia dari kutuk ini, selain dari Salib Kristus. Kematian Kristus di kayu salib menanggung kutuk semua orang, dan bagi yang percaya mengalami pembebasan dari kutuk, dibenarkan dan diselamatkan oleh iman (Galatia 3:1-14).


E.  Darah Kristus. Kisah Para Rasul 20:28, Roma 3:25, 5:9, Efesus 1:7, Kolose 1:14, Ibrani 9:22.

Sebagaimana Salib menjadi simbol penghukuman (kutuk) yang mengerikan, dan Salib Kristus adalah simbol pembebasan manusia dari kutuk, demikian pula dengan darah menjadi simbol penghukuman, pembebasan dan penyelamatan. Darah menjadi simbol penghukuman dan pembebasan serta penyelamatan dimulai ketika bangsa Israel akan dibebaskan keluar dari perbudakan di tanah Mesir.
Ketika bangsa Israel sudah menjadi besar di Tanah Mesir, bangsa Israel diperbudak oleh orang Mesir. Akibat dari perbudakan tersebut bangsa Israel hidup tertekan dan menderita. Allah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir melalui pimpinan Musa, namun sebelumnya Allah mengadakan mujizat bagi bangsa Israel di hadapan orang-orang Mesir. Allah memerintahkan supaya dikorbankan seekor anak domba atau kambing  jantan, dan tidak bercela, mengambil darah domba tersebut dan memercikkan pada pintu rumah-rumah orang Israel sebagai tanda perlindungan dari hukuman yang akan ditimpakan Tuhan kepada orang Mesir yakni kematian anak-anak sulung orang Mesir baik anak manusia maupun ternak (Keluaran 12). Orang Israel selamat dari penghukuman kematian anak-anak sulung dan mereka diizinkan Firaun untuk meninggalkan Mesir menuju tanah perjanjian.
Korban Darah inilah yang kemudian menjadi bagian dalam peribadatan bangsa Israel sebagai memperingati pembebasan dan keselamatan keluar dari tanah Mesir. Darah menjadi simbol keselamatan, simbol pembebasan dan penebusan dosa dan kesalahan. Korban persembahan Darah menjadi bagian dan keharusan dalam peribadatan turun temurun bangsa Israel kepada Allah yang diteguhkan dalam peraturan hukum Torat (Dispensasi Torat). Korban darah sebagai Korban keselamatan dan penebusan dosa (Ibrani 9:22-23). Korban ini dilakukan secara rutin sebagai peringatan pembebasan dari tanah Mesir, dan juga dilaksanakan berulang-ulang kali setiap kali orang Israel melakukan perbuatan dosa di hadapan Allah dan bangsanya. Penulis Ibrani menjelaskan bahwa semua ini telah dilakukan sekali untuk selamanya oleh pengorbanan Tuhan Yesus ketika darah-Nya mengalir mulai Ia diderah sampai pada kayu salib (Baca keseluruhan Surat Ibrani). Sejak kematian Yesus Kristus di salib maka semua persyaratan Torat tersebut tidak berlaku lagi, karena Kristus telah menggenapi semuanya itu dalam dirinya sebagai Anak Domba Allah sekali untuk selamanya. Hal itu pula yang dijelaskan dan ditegaskan oleh Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia bahwa Kristus sudah tersalib menanggung segala kutuk manusia, dan Kristus sudah memerdekakan manusia dari kutuk (Bacalah dan telitilah keseluruhan Surat Galatia terutama pasal 3-5). Kepada Jemaat di Roma Paulus menjelaskan bahwa Kristus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian melalui iman, dalam darah-Nya (Roma 3:25), darah-Nya membenarkan orang percaya, dan memberi jaminan kepastian keselamatan (Roma 5:8-11), hal yang sama ditegaskan Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus bahwa melalui darah Kristus kita memperoleh penebusan yaitu pengampunan dosa (Efesus 1:7).


F.   Kematian, Penguburan, dan Kebangkitan Tuhan Yesus. Roma 6:1-4, Roma 10:9, 1 Korintus 15:1-4, 54-58, 2 Korintus 5:15.

        Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa Tuhan Yesus Kristus mati, dikuburkan dan bangkit dari antara orang mati. Kematian Yesus Kristus merupakan satu bukti nyata bahwa Dia adalah sungguh-sungguh manusia. Kematian-Nya adalah untuk menebus dan mengangkut dosa isi dunia ini (1 Korintus 15:3, 1 Timotius 2:6, band. Yohanes 1:29,36, 1 Petrus 1:18). Dia mati menanggung dosa dan mengalahkan maut untuk menggantikan  dan menyelamatkan orang berdo­sa atau yang tidak benar (Roma 6:23, 1 Korintus 15:25-28, 53-57, 2 Korintus 5:21, Titus 2:13-14, Kolose 1:13, band. Yohanes 3:36, 5:24, Ibrani 2:9-10, 1 Petrus 3:18). Dia mati untuk mendamaikan dan memulihkan hubungan manusia dengan Allah dan antara manusia dengan sesamanya serta menjadikan yang percaya sempurna dan kudus (Roma 3:25, Efesus 2:13-17, Kolose 1:22, band. Ibrani 10:14).
      Kematian Yesus Kristus membenarkan orang percaya dan menjadikan yang percaya milik-Nya serta memerdekakan mereka dari perhambaan dosa dan melucuti kekuasaan setan (Roma 5:1, 6:18, 8:1-2, 1 Korintus 6:19-20, Kolose 2:15, band. Yohanes 12:31). Kematian Yesus Kristus adalah satu bukti nyata kasih Allah terhadap manusia (2 Korintus 5:21, band. Yohanes 3:16, 1 Yo­hanes 3:16). Tetapi Dia bangkit, dan Dia hidup. Kebangkitan-Nya merupakan bukti nyata bahwa maut tidak berkuasa atas-Nya (1 Korintus 15:54-57, band. Kisah Rasul 2:24-32).
      Kebangkitan-Nya tidak dapat dipisahkan dengan kematian-Nya, sebab kebangkitan-Nya menyempurnakan dan melengkapi makna dan tujuan kematian-Nya menjadi Penebus dosa. Melalui kematian-Nya, Dia melaksanakan penebusan dan pengampunan dosa bagi semua orang dan bagi yang percaya mengalami penebusan dan pengampunan dan melalui kebangkitan-Nya, Dia membebaskan dan menyelamatkan manusia dari kuasa maut dan memberikan hidup yang kekal mereka yang percaya (Roma 4;25, 1 Korintus 15:3, 15:53-57, band. Yohanes 5:24). Kebangkitan-Nya membuktikan bahwa Dia adalah Allah (Band. Kisah Para Rasul 2:24-28, Yohanes 11:25).
      Kebangkitan-Nya adalah pengajaran yang sangat penting dalam kehidupan percaya. Kebangkitan Yesus Kristus adalah sangat penting dalam kehidupan percaya, karena kebangkitan-Nya adalah dasar kebangkitan manusia nanti (1 Korintus 15:13-18). Kebangkitan-Nya menjadi dasar dari apa yang kita beritakan (1 Korintus 15:14) dan menjadi dasar kesaksian Para Rasul (1 Korintus 15:1-11,15) serta dasar iman dan pengharapan orang percaya (1 Korintus 15:17, 19).
      Alkitab membuktikan dengan sangat jelas bahwa Tuhan Yesus Kristus benar-benar bangkit dari antara orang mati. Perjanjian Lama telah berulang-ulang kali menu­buatkannya dan Tuhan Yesus Kristus sendiri mengatakannya (Matius 16:21). Kubur yang kosong adalah bukti yang nyata yang disaksikan oleh para murid dan para Ahli Torat serta Perajurit Romawi. Kemudian berulang kali Dia menampakkan diri-Nya sesudah kebangkitan-Nya dari antara orang mati (1 Korintus 15:4-9). Dia menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena (band. Yohanes 20:14-16), dan kepada kaum wanita ketika itu (band. Matius 28:8-10). Dia menampakkan diri kepada Petrus (band. Lukas 24:34), dan kepada dua orang yang sedang berjalan menuju Emaus (band. Lukas 24:13-31), Dia menampakkan diri kepada kesepuluh murid (band. Markus 16:14), kemudian kepada kesebelas murid (band. Yohanes 20:26), selanjutnya kepada tujuh murid di Galilea (band. Matius 28:16-17) dan kepada keduabelas murid (1 Korintus 15:5). Juga Dia menampakkan diri kepada lebih dari 500 orang (1 Korintus 15:6), kepada Yakobus (1 Korintus 15:7), dan kepada murid-murid-Nya ketika akan terangkat ke surga (Lukas 24:44-54).  
       Selanjutnya Dia menampakkan diri kepada Stefanus setelah beberapa waktu terangkat ke surga (1 Korintus 15:7). Berikut pengalaman Paulus ketika menyaksikan penampakan Yesus Kristus kepadanya (Kisah Rasul 9:1-22, 22:6-21, 26:4-23).
      Alkitab membuktikan bahwa Dia bangkit. Kebang­kitan-Nya menjadi batu penjuru bagi yang percaya (Band. Kisah Para Rasul 4:10-12). Kebangkitan-Nya mengalahkan kuasa maut, memberikan kemenangan dan hidup bagi yang percaya (1 Korintus 15:54-57).

Injil Anugerah adalah Injil yang diberitakan dalam Dispensasi Anugerah, Injil yang dinyatakan oleh Allah kepada dan diberitakan oleh Rasul Paulus, dan yang harus diberitakan oleh semua orang percaya, yakni Injil yang tidak membeda-bedakan orang, Injil yang menekankan bahwa keselamatan hanya diperoleh melalui iman (percaya) saja. Keselamatan diperoleh melalui percaya saja, tidak disertai atau ditambah dengan embel-embel apapun, termasuk perbuatan baik dan sebagainya. Perbuatan baik secara otomatis menjadi bagian dalam kehidupan percaya dan harus dilakukan sebagai tanda ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan yang sudah menganugerahkan keselamatan itu dengan cuma-Cuma (Efesus 2:10).
Di atas telah diuraikan tentang pokok-pokok penekanan dalam pemberitaan Injil Anugerah tersebut. Dengan uraian di atas dan sehubungan dengan pembelajaran sebelumnya, sebagai orang percaya yang mau berjalan dan berdiri pada kebenaran firman Allah, Injil apa yang kita beritakan dan apa pokok-pokok dari Injil yang diberitakan?
Waspadalah dan marilah kita memperhatikan penegasan Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia, “Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari surga yang memberitakan kepadamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan sebelumnya, sekarang kukatakan sekali lagi: Jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia (Galatia 1:8-9 TB –LAI 1999)”, dan juga penegasan Rasul Paulus kepada Timotius agar supaya berwaspada dan menjaga kemurnian kehidupan percaya dan kemurnian pengajaran, “Awasilah dirimu sendiri dan ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau (1 Timotius 4:16 TB – LAI 1999).” 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar