Sabtu, 28 Februari 2015

YAKUB PENERUS PERJANJIAN



YAKUB PENERUS PERJANJIAN
(LANJUTAN DISPENSASI PERJANJIAN)

Oleh, Jerry HM Sumanti, STh

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Ishak dan Ribkah mempunyai anak kembar yakni Esau dan Yakub. Kepada Ribkah Allah telas memberitahukan bahwa, dua bangsa ada dalam kandungan Ribkah dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalamnya; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada yang muda (Kejadian 25:23). Esau anak yang lebih dahulu lahir (tua) kemudian Yakub (muda). Dengan demikian berarti Yakublah yang akan menjadi bangsa yang kuat, dan kepadanyalah Esau dan keturunannya akan tunduk. Dan dengan demikian Yakub adalah penerus perjanjian yang telah dinyatakan kepada Abraham kakeknya sebelumnya dan dilanjutkan kepada Ishak ayahnya, kemudian diturunkan kepadanya. Janji Tuhan adalah janji yang pasti dan akan terlaksana sesuai dengan rencana dan kehendak serta waktu Tuhan yang tepat. Tuhan tidak pernah membatalkan janji yang telah Ia berikan walaupun penerima janji tersebut tidak berjalan sesuai dengan rencana-Nya, tetapi Ia akan menghukum apabila tidak berjalan sesuai kehendak-Nya.

Tetapi sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, Yakub berdasarkan binaan ibunya (Ribkah) menempuh jalan yang salah untuk mencapai tujuan ini. Ia merebut hak kesulungan dari Esau dengan menukarnya dengan kacang merah, dan rela menipu ayahnya untuk memperoleh berkat hak kesulungan. Yakub (atas desakan ibunya) tidak sabar menanti waktu Tuhan sehingga berbuat demikian. Yakub tidak berjalan sesuai dengan rencana dan kehendak-Nya. Akibat dari semuanya itu membuat ia dan seluruh keluarganya menderita. Ketakutan, rasa bersalah, penyesalan, kebencian, dendam berkecamuk dalam kehidupan keluarga. Esau membenci Yakub, dan Yakub menjadi seorang pelarian dan pengembara. Yakub berhasil dengan apa yang dia inginkan, namun semuanya itu mebuat ia menderita, tidak ada ketenteraman dalam kehidupannya dan tidak ada damai sejahtera. Ia harus menapaki jalan yang telah ia tempuh dengan penderitaan, berbagai tantangan dan rintangan harus ia lalui dengan susah payah, yang seharusnya tidaklah demikian apabila ia sabar menunggu waktu-Nya Tuhan. 

Ketika ia berhasil mengelabui Esau dengan kacang merah dan menipu ayahnya dengan menyamar sebagai Esau untuk mendapatkan berkat, ia lari karena ketakutan terhadap Esau karena Esau menaruh dendam terhadapnya dan berniat akan membunuhnya. Ia lari dan pergi tempat saudara ibunya (Laban) di Haran, Mesopotamia – Kejadian 27:41 dst). Ishak dan Ribkah dengan berat hati harus melepaskan kepergian (pelarian) Yakub demi keselamatannya dan memberi pesan agar ia pergi ke keluarga ibunya dan menikah di sana dan tidak boleh menikah dengan bangsa Kanaan. Tuhanpun melindungi Yakub dalam pengembaraannya, sebagai bukti bahwa kasih Tuhan dalam kehidupan percaya tidak pernah berubah, walaupun kehidupan percaya berubah-ubah dan tidak patuh pada-Nya, seperti yang telah dilakukan Yakub. Tuhan menghukum dan menghajar orang-orang yang dikasihi-Nya yang tidak taat kepada-Nya. Itu pula yang dialami Yakub, Tuhan menghukumnya sehingga harus berpisah dengan keluarga dan menjadi pelarian. Tetapi Tuhan tetap melindungi-Nya dan tidak pernah membatalkan janji-Nya. Dalam pelariannya, Tuhan menampakkan diri-Nya kepadanya pada saat ia sedang tertidur (melalui mimpi) di atas tanah berbantalkan batu di Betel. Melalui mimpi tersebut, Tuhan menegaskan (mengulangi) janji yang telah diberikan kepada Abraham dan Ishak, bahwa tempat di mana ia berbaring itu akan diberikan kepadanya; Tuhan akan membuatnya menjadi bangsa besar (seperti debu tanah banyaknya); Keturunannya akan menjadi berkat bagi semua kaum di bumi; Tuhan menyertai dan melindungi; Tuhan akan tetap melakukan apa yang dijanjikan-Nya. Setelah penampakan Tuhan tersebut, Yakub berjanji bahwa ia akan menyembah Tuhan dan melayani-Nya. Tempat di mana Tuhan menampakkan diri-Nya  tersebut kemudian dinamakan Betel yang artinya Rumah Tuhan (sesungguhnya Tuhan ada di tempat ini; rumah Allah, pintu gerbang Sorga – Kejadian 28:16-17). Janji Tuhan tetap dan pasti tergenapi walaupun para penerima janji tidak berjalan sesuai dengan rencana dan kehendak-Nya dalam penggenapan janji Tuhan. Mulai dari Abraham, kemudian kepada Ishak dan sampai kepada Yakub, Tuhan berjanji tetap melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya (Kejadian 28:15). Dari Yakub kemudian menjadi bangsa Israel melalui jalan yang berliku-liku (yang nantinya akan dijelaskan kemudian).

Belajar dari kehidupan Yakub secara khususnya (walaupun kita bukan keturunannya, tetapi prinsip-prinsip kehidupan sebagai anak Tuhan yang mendapat bagian berkat dari keturunannya) bahwa, sebagai orang percaya, Tuhan menghendaki kita untuk setia, patuh dan taat kepada-Nya; hidup sesuai dengan rencana dan kehendak-Nya; hidup dan damai, kasih, kebenaran dan keadilan. Hidup memuliakan Tuhan dan sadar bahwa di manapun kita berada Tuhan senantiasa beserta dengan kita dan bahwa berkat-berkat rohani dari Tuhan yakni sukacita dan damai sejahtera-Nya menjadi bagian dalam kehidupan percaya.