Kamis, 03 November 2011

DISPENSASI KEINSYAFAN (KEHIDUPAN KAIN DAN HABEL)

Jerry H M Sumanti




A. PENDAHULUAN
    Ketika manusia telah diusir dan hidup dalam penderitaan di luar Taman Eden, manusia mulai berkembang biak dan memenuhi bumi sesuai dengan peraturan yang diberikan Allah ketika masih di Taman Eden, sebelum manusia jatuh dalam dosa. Di luar Taman Eden lahirlah dua orang anak bagi Adam dan Hawa, yakni Kain dan Habel, dan selanjutnya Set kemudian Enos, dan anak-anak laki-laki dan perempuan, dan manusia terus berkembang biak sampai pada zaman Nuh, masing-masing berjalan menurut hati nurani (keinsyafan/kesadaran) sendiri (Kejadian 4 – 6).


B. Kehidupan Kain dan Habel yang berjalan menurut hati nurani 
         masing-masing
        Adam dan Hawa telah jatuh dalam dosa karena menyalahgunakan kebebasan yang Allah berikan kepada mereka. Adam dan Hawa sadar bahwa mereka telah menempuh jalan salah sehingga mereka mencoba melarikan diri dan bersembunyi di balik cawat dan pepohonan di Taman Eden. Allah menghukum mereka dan mengusir keluar Taman Eden, namun Allah tetap mengasihi mereka sehingga membuatkan mereka pakaian dari kulit binatang untuk menutupi ketelanjangan mereka serta mencegah mereka makan buah pohon kehidupan agar mereka tidak akan hidup terus menerus dalam dosa. Allah menjanjikan seorang penyelamat yang akan menghancurkan kekuasaan setan.
       Di luar taman Eden lahirkan dua putra bagi mereka yakni Kain dan Habel. Adam dan Hawa sadar bahwa mereka telah terjerumus dan tentunya mereka tidak menghendaki hal yang sama terjadi bagi keturunan mereka, namun apa daya karena manusia telah kehilangan kemuliaan dan kekudusan Allah dan manusia dipimpin oleh hati nurani sehingga keturunan mereka tidak semulus apa yang mereka kehendaki. Ketika Kain lahir, Hawa sangat mengucap syukur dan berpikir bahwa Kain inilah yang dijanjikan Allah dalam Kejadian 3:15. Hawa berkata, “Aku telah mendapatkan seorang anak laki-laki dengan pertolongan Tuhan.” Kemudian lahirlah anak kedua dan diberi nama Habel. Kedua anak ini merupakan contoh pertama di dalam Alkitab yang menunjuk bahwa di luar Taman Eden manusia berjalan menurut hati nurani masing-masing, apakah hati nurani itu ke arah kebaikan atau kejahatan.

  1. KAIN.
1.  Keberadaan KAIN.
KAIN adalah anak pertama di antara anak-anak pertama yang dilahirkan dalam Dispensasi Keinsyafan ini. Hawa mengatakan bahwa ia dilahirkan atas pertolongan Tuhan (Kejadian 4:1).
a.       Dijadikan bukan lagi dari debu tanah, tetapi dilahirkan sebagai hasil perkawinan penih-benih kehidupan yang ditaruh Allah di dalam kehidupan Adam dan Hawa (Kejadian 1:28).
b.      Dilahirkan dari benih-benih yang telah berdosa, dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23, 5:12).
c.       Dilahirkan sebagai seorang yang berpribadi, yang mempunyai kehendak bebas untuk memilih yang baik ataupun yang jahat, tetapi hati manusia (KAIN) cenderung kepada yang jahat (1 Yohanes 3:12).
d.      Kain, profesinya sebagai seorang petani (Kejadian 4:2). Ia melaksanakan profesinya dengan baik, yakni mengolah tanah sesuai dengan perintah yang diberikan Allah kepada orang tuanya dan menumbuhkan hasil perkebunan/pertanian yang baik.
e.       Namun ia mewariskan sifat pemberontakan Adam. Ia membunuh adiknya sebagai wujud perlawanan kepada Allah. Mengapa ia membunuh? Ia membunuh karena persembahannya ditolak oleh Allah. Mengapa persembahannya ditolak oleh Allah? Allah menolak persembahannya bukan karena jenis persembahannya. Persembahan yang ia berikan kepada Allah merupakan yang terbaik dari hasil perkebunannya, namun persembahannya tidak berkenan kepada Allah karena dasar hati KAIN yang tidak benar sehingga membuat persembahanannya menjadi tidak benar pula. Hatinya tidak benar, ia tidak beriman dan tidak takut kepada Allah, buktinya ia marah, hatinya panas dan Allah sudah memperingatkannya. Namun ia tidak peduli terhadap peringatan Allah, sehingga ia membunuh adiknya dan berdusta kepada Allah (Baca kembali Kejadian 4:1 dst., dan bandingkan dengan 1 Yohanes 3:12 dan Ibrani 11:4).
f.       Kain menjadi pendiri kota Henokh (Kejadian 5:17)(Kota ini dan kota-kota lainnya sampai pada zaman Nuh, sudah musnah oleh karena air bah).
2.  Kejatuhan Kain.
Sebagaimana Adam dan Hawa, demikian juga dengan Kain mempunyai kehendak bebas untuk memilih yang baik atau yang jahat. Kejatuhan Adam dan Hawa karena cenderung memilih yang jahat, demikian juga dengan Kain.
a.       Hatinya cenderung memilih yang jahat.
b.      Ia mengumpulkan yang terbaik dari semua hasil jerih lelahnya mengolah tanah perkebunan untuk dipersembahkan kepada Allah. Namun mengapa persembahannya ditolak dan tidak berkenan kepada Tuhan? Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa persembahannya ditolak oleh Tuhan bukan karena jenis persembahannya, melainkan karena dasar hati Kain yang tidak benar di hadapan Allah. Hatinya tidak beriman, Ia cenderung kepada yang jahat (Kejadian 4:2-7, 1 Yohanes 3:12.
c.       Sebagai bukti lanjut bahwa hatinya jahat adalah ia menjadi iri hati terhadap adiknya karena persembahan adiknya diterima sedangkan ia dan persembahannya ditolak oleh Tuhan. Tindakan lanjutnya yang ia lakukan, ia membunuh adiknya yang tidak tahu menahu akan hatinya (Kejadian 4:5 dst).
d.      Setelah ia membunuh adiknya, ia berani berdusta kepada Tuhan dan tidak mau mengakui dengan sejujurnya akan apa yang telah diperbuatnya di hadapan Allah yang Mahatahu (Kejadian 4:8-10).
3.      Hukuman bagi Kain dan akibatnya bagi kita semua.
Adam dan Hawa pada saat jatuh dalam dosa dihukum oleh Tuhan diusir keluar dari Taman Eden. Demikian pula dengan Kain. Allah menghukum Kain. Ia menerima hukuman dari Tuhan sebagai ganjaran terhadap perbuatan salahnya.
    1. Kain menanggung akibat penumpahan darah orang (Habel) yang tidak bersalah (Kejadian 4:8-10, band. Matius 23:25, Lukas 11:51, 1 Yohanes 3:12).
a.Kutukan Tuhan menimpa Kain sebagaimana menimpa Adam dan Hawa.
b.) Ia terbuang dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adiknya itu dari tangannya.
c.Tanah tidak akan memberikan hasil sepenuhnya baginya.
d.Ia menjadi seorang pelarian dan pengembara.
    1. Hukuman yang berlipat ganda bagi siapa yang melakukan penumpahan darah mengikuti jejak Kain (Kejadian 4:15).
 II.    HABEL
1.      Keberadaan Habel.
HABEl adalah anak kedua (adik Kain) yang dilahirkan dalam keluarga Adam.
a.       Sebagaimana Kain, demikin pula Habel, ia dijadikan bukan lagi dari debu tanah, melainkan dilahirkan sebagai hasil perkawinan Adam dan Hawa.
b.      Dilahirkan dari benih yang telah tercemar oleh dosa.
c.       Dilahirkan sebagai seorang berpribadi yang berkehendak bebas untuk memilih mana yang baik dan yang berkenan kepada Tuhan dan mana yang tidak. Berbeda dengan Kain, Habel memilih yang baik yang berkenan kepada Tuhan. Ia memilih jalan Iman, jalan yang berkenan kepada Allah.
d.      Habel profesinya sebagai peternak, penggembala kambing domba.
e.       Ia merupakan korban iri hati dan pembunuhan yang pertama di dunia ini.
f.       Ia adalah orang beriman, Berdasarkan hati yang takut kepada Allah yakni berdasarkan iman ia mempersembahkan korban persembahan kepada Allah, dan karena berdasarkan imannya itu sehingga ia dan persembahannya berkenan kepada Allah (Ibrani 11:4).
2.      Keimanan Habel.
Berbeda dengan kakaknya, Kain yang hatinya cenderung kepada yang jahat, Habel sebaliknya kepada kebaikan (1 Yohanes 3:12; Kejadian 4:4-10; Ibrani 11:40.
a.       Karena iman, Habel mempersembahan korban kepada Allah.
b.      Karena iman itulah sehingga ia dibenarkan di hadapan Allah dan persembahannya berkenan kepada Allah.
c.       Karena iman, ia masih berbicara, walaupun sudah mati.
d.      Habel disebutkan sebagai salah satu saksi iman dalam urutan saksi-saksi iman yang tercatat dalam Ibrani pasal 11.




             II. PERNYATAAN KASIH ALLAH BAGI KAIN, PERKENANAN ALLAH
                 TERHADAP HABEL DAN PEMULIHAN ALLAH BAGI SEMUA MANUSIA.
     
1.    Allah menolak persembahan Kain karena tidak berdasarkan iman dan menghukum pelanggarannya, namun dibalik penghukuman Allah tersebut, Allah memberikan perlindungan keselamatan baginya dalam pengembaraannya (Kejadian 4:15).
2.          Allah berkenan kepada Habel dan menerima persembahannya karena dilandaskan pada iman kepada Allah (Ibrani 11:4).
3.             Kain telah gagal dengan usahanya sendiri, yakni melakukan sesuatu yang tidak dilandaskan pada iman, tetapi pada keinginan hati sendiri, sehingga membawanya kepada malapetaka. Ia menyangka bahwa jalan yang ia tempuh adalah benar namun ternyata ujungnya menuju maut. Segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman adalah dosa (Roma 14:23 b), itulah yang ditempuh Kain.
4.      Habel dan persembahannya berkenan kepada Allah, karena Habel hidup oleh iman dan melakukan semuanya itu berdasarkan iman.
Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab siapa yang berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Alla ada, dan bahwa Alla memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia (Ibrani 11:6). Jalan inilah yang ditempuh oleh Habel. Ia berkenan kepada Allah karena ia sungguh-sungguh mencari Dia. Hal yang sama berlaku bagi kita sekarang ini, kita harus percaya kepada Allah yang benar. Allah yang benar adalah Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus yang sudah berkorban sekali untuk selamanya di kayu salib untuk menebus kita dari dosa dan memberikan keselamatan sekali untuk selamanya. Tuhan Yesus adalah satu-satunya Juruselamat dan penebus dosa, Ia adalah satu-satunya Jalan kepada Kebenaran dan Kehidupan (Yohanes 14:6, Kisah Para rasul 4:12, 1 Timotius 2:5) (Bersambung)

Rabu, 02 November 2011

DISPENSASI KEINSYAFAN (KEHIDUPAN ADAM DAN HAWA DI LUAR TAMAN EDEN)

Jerry H. M. Sumanti, S.Th.


Pendahuluan
Dispensasi Kesucian dimulai pada Awal pencitaan di mana Allah menempatkan Adam dan Hawa di taman Eden, dan berakhir pada saat mereka jatuh dalam dosa dan diusir keluar taman Eden. Di luar taman Eden tersebut kemudian Allah memulai dengan Dispensasi yang baru yakni Dispensasi Keinsyafan.
Peristiwa kegagalan Adam dan Hawa serta hukuman yang menimpa mereka dalam Dispensasi Kesucian dan akibatnya bagi semua manusia dan makhluk hidup lainnya dalam dispensasi-dispensasi berikutnya, ditulis untuk menjadi contoh, pelajaran, peringatan dan kebaikan bagi mereka yang mau mengasihi Tuhan (Roma 15:4, Roma 8:28, 1 Korintus 10:6, 11). Kita tidak lagi hidup dalam Dispensasi Kesucian, namun Allah melalui Firman-Nya mengingatkan kita untuk hidup dalam kesucian (1 Petrus 1:16).
Dispensasi Kesucian telah berakhir karena kegagalan Adam dan Hawa mematuhi perintah Allah. Mereka sekarang mengetahui dan sadar akan dosa dan kematian. Bumipun terkutuk adanya disebabkan oleh dosa manusia – penderitaan jasmani dan rohani, kelelahan, penyakit, kerja keras dan kematian sekarang menjadi bagian dalam kehidupan manusia. Dosa (tidak patuh pada Allah) harus ada hukumannya, dan kematian menjadi hukuman bagi dosa (Roma 6:23a). Pada masa itu Allah tidak mengangkat seseorang sebagai raja atau penguasa sekalipun. Keinsyafan atau hati nurani manusialah yang menjadi pedomannya, karena manusia sudah dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat (Kejadian 3:14-19).


A.    ADAM DAN HAWA DIUSIR KELUAR DARI TAMAN EDEN
Dalam pelajaran yang lalu telah dijelaskan bahwa Adam dan Hawa diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, diciptakan untuk menjadi partner Allah dalam mengelolah ciptaan-Nya. Mereka ditempatkan di Taman Eden, diberikan segala fasilitas dengan lengkap dan aturan-aturan yang mesti mereka patuhi. Namun mereka gagal dalam mematuhi semua perintah dan peraturan yang diberikan Allah walaupun sebelumnya sudah diberitahukan akibatnya apabila tidak mengindahkannya. Mereka memilih mati dari pada hidup. Akibatnya Tuhan Allah menghukum mereka dan diusir keluar dari Taman Eden untuk menjalani kehidupan di bawa penghukuman. Bumi terkutuk, tanah menumbuhkan semak duri tetapi manusia harus mengusahakannya dengan berpeluh demi kelangsungan kehidupan.  Adam dan Hawa hidup di bawa bayang-bayang pengetahuan baik dan jahat, dikendalikan oleh hati nurani. Di luar Taman Eden ini dimulailah Dispensasi baru, Dispensasi Keinsyafan. Adam dan Hawa dalam dispensasi iniberbeda dengan Adam dan Hawa dalam dispensasi Kesucian. Adam dan Hawa dalam dispensasi Kesucian adalah Adam dan Hawa yang suci, tanpa dosa, segambar dengan Allah. Sedangkan Adam dan Hwa dalam dispensasi Keinsyafan ini adalah Adam dan Hawa yang sudah berubah sifat dan karakter, merekatelah kehilangan gambar dan rupa Allah, kehilangan kesempurnaan, damai dan sukacita, hidup dalam berdosa karena melanggar perintah Allah (lihat kembali pelajaran yang lalu).
Kegagalan Adam dan Hawa mengakibatkan  semua manusia mati dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa sehingga sama sekali tidak dapat menyenangkan Allah (Roma 8:7-8, Efesus 2:1-2). Semuanya ini teerjadi pada saat Adam dan Hawa melanggar peraturan/hukum Allah. Adam dan Hawa jatuh dalam dosa. Kejatuhan mereka mengakibatkan perubahan yang sangat drastis dalam kehidupan mereka dan manusia pada umumnya. Kemuliaan Allah dalam diri manusia sirna seketika. 

B.     PENYEBAB KEJATUHAN MANUSIA KE DALAM DOSA
      Ada empat oknum yang terlibat, yang menjadi penyebab kejatuhan manusia dalam dosa,

  1. Lucifer
Dalam Alkitab (Yesaya 14:12) terjemahan bahasa Inggeris (KJV) kita temukan nama ini, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan “Bintang Timur, Putra Fajar”. Dialah yang menjadi penyebab utama kejatuhan manusia ke dalam dosa. Lucifer pada mulanya adalah malaekat suci, malaekat mulia yang diciptakan oleh Allah. Namun akhirnya ia terbuang oleh karena pemberontakannya kepada Allah. Yang membuat ia terbuang adalah karena ingin menjadi sama derajat dengan Allah (Yesaya 14:12-14; Yeheskiel 28:11-19). Ia menjadi Setan, yang artinya adalah musuh Allah dan manusia (Efesus 6:11-12), atau Iblis yang artinya adalah pendusta/bapa segala dusta (Yohanes 8:44).

  1. Ular
Oknum kedua menyebab kejatuhan manusia ke dalam dosa adalah ular. Ular adalah ular bukan Setan, tetapi dalam beberapa kasus di Alkitab ular menjadi lambang atau simbol Setan. Dalam Kejadian 3:1-5, ular disebut sebagai binatang yang paling cerdik dari semua binatang yang diciptakan Allah. Karena kecerdikannya ini maka ia diperalat oleh Setan. Ia menjadi pengantara Setan yang licik untuk merusak kehidupan manusia yang suci.

  1. Hawa
Hawa adalah manusia kedua yang diciptakan Allah. Ia diciptakan dari sebuah tulang rusuk Adam. Diciptakan untuk menjadi penolong dan pendamping Adam untuk mengolah, menguasai dan menaklukkan serta memenuhi bumi ini (Kejadian 2:21-25; 1:26-28; 2:18). Dalam Kejadian 3:6, ia terpedaya dan terpikat oleh janji muluk Lucifer yang mengumpat dan memutar balikkan Firman Allah. Ia termakan oleh tipu rayuan gombal Setan dengan perantaraan Ular (2 Korintus 11:3; 1 Timotius 2:14).

  1. Adam
Adam, masunia pertama yang diciptakan Allah menurut gambar dan rupa-Nya. Kepadanya pada mulanya Allah memberikan perintah dan peraturan yang sangat tegas, tetapi apa yang terjadi? Tanpa bantahan dan penolakan, ia menerima dan menikmati buah yang dilarang oleh Allah untuk dimakan (Kejadian 3:6,17; 2:16-17; Roma 5:12, 15, 17).

C.     AKIBAT KEJATUHAN MANUSIA KE DALAM DOSA
Akibat manusia mengikuti jejak Lucifer, melanggar perintah Allah, memakan buah yang dilarang oleh Allah maka manusia jatuh dalam dosa dan membuat seluruh umat manusia keturunan mereka sampai sekarang berdosa (Roma 3:10-12, 23; Roma 5:12), dunia dengan segala isinya menjadi terkutuk (Kejadian 3:1 dst).
1.      Hubungan manusia dengan Allah terputus (Kejadian 3:8-9).
Hubungan manusia dengan Allah yang terputus ini, mengakibatkan manusia menjadi seteru Allah (Roma 5:10). Manusia menjadi terpisah dari dan dengan Allah (Yesaya 59:2). Manusia menjadi takut bertemu dengan Allah (Kejadian 3:8-9).
2.      Kehidupan manusia di bumi terkutuk.
Ketika manusia jatuh dalam dosa, bukan saja hubungan manusia dengan Allah terputus, melainkan juga kehidupan manusia di dunia ini menjadi terkutuk, baik manusia pertama Adam dan Hawa, juga manusia keturunan mereka sampai pada kita sekarang ini. Baik jasmani maupun rohani kehidupan manusia menjadi menderita.
a.       Dari segi jasmani, manusia khususnya kaum wanita mengalami sakit bersalin (Kejadian 3:16; 2 Raja-raja 2:19, 21). Manusia harus bersusah payah bekerja mencari nafkah untuk menopang kehidupannya (Kejadian 3:17-19) dan mengalami berbagai penderitaan jasmani (Keluaran 9:3, 9:10, 15:24, 16:3; 2 Raja-raja 4:38, 5:27; Mazmur 107:17-18; Matius 10:8; Roma 8:17-18). Hidup manusia menjadi rapuh dan sementara (Kejadian 5, 6:3; Mazmur 90:9-10) dan pada akhirnya mati (Kejadian 3:19; Ibrani 9:27).
b.      Dari segi rohani, manusia dihantui perasaan takut (Kejadian 3:10) dan saling menuduh serta mempersalahkan (Kejadian 3:12-13), merasa malu dan rendah diri (1 Samuel 18:8-14), mengalami kegelisahan dan kecemasan (Mazmur 55:3-6, 107:6, 13, 19, 28). Juga mengalami keletih lesuan baik jasmani maupun rohani (Mazmur 107:5; Matius 11:28).
c.       Dalam kehidupan manusia terjadi pertentangan batin (Galatia 5:17; Roma 7:15-23).Dari segi lingkungan sosial, terjadi permusuhan antara manusia dengan sesama dan dengan makhluk hidup lainnya (Kejadian 3:14-15; 2 Raja-raja 2:24). Tanah menumbuhkan semak belukar dan rumput duri sehingga manusia harus berusaha mengolahnya untuk dapat memberi hasil (Kejadian 3:18).
3.      Manusia berada di bawah ancaman hukuman kekal.
Kejatuhan manusia dalam dosa membuat hubungan manusia dengan Allah dan hubungan antara sesama manusia serta dengan mahluk yang lain dan juga dengan alam ini menjadi tidak harmonis dan tidak bersahabat. Dan juga terlebih dari semuanya itu, hidup manusia berada di bawah ancaman hukuman kekal. Hukuman yang kekal merupakan keterpisahan untuk selama-lamanya dengan Tuhan. Hal ini akan dialami oleh manusia yang tidak mau berbalik ke jalan Tuhan. Pada akhir dunia ini, mereka yang tidak percaya dan menerima Tuhan Yesus akan mengalami penghukuman ini (Amsal 14:12; 16:25; Matius 24:13; Yohanes 3:36; Roma 6:23a; Wahyu 20:14-15).

D.    PENYATAAN KASIH ALLAH BAGI ADAM DAN HAWA
Manusia telah jatuh dalam dosa dan berada dalam ancaman keterpisahan selamanya dengan Tuhan, tetapi Tuhan tidak menghendaki demikian. Tuhan menghukum manusia yang berdosa, tetapi Dia juga mengasihi manusia dan menghendaki manusia untuk kembali dan diselamatkan. Pada saat manusia pertama Adam dan Hawa terpedaya oleh Iblis yang mengumpat dan memutar balikkan Firman Allah, pada saat itu pula mereka berdosa dan semua manusia menjadi berdosa dan tidak ada seorangpun yang benar, mencari Allah dan berbuat baik (Roma 3:10-12). Namun dalam ketidak berdayaan manusia mencari selamat, Allah datang dan menyatakan cara-Nya dari zaman ke zaman bagaimana manusia dapat selamat. Allah datang dan mencari manusia yang telah dihantui oleh ketakutan akibat melanggar perintah yang diberikan Allah. Dia datang mencari manusia karena Dia mengasihi manusia
Bukti kasih Allah nyata ketika Dia datang dan mencari Adam dan Hawa dan mengorbankan binatang dan membuatkan pakaian dari kulit binatang tersebut untuk menutupi ketelanjangan manusia (Kejadian 3:21). Apabila mereka tidak menerima pakaian rancangan Allah pastilah mereka akan tetap telanjang dan malu. Allah mencegah mereka makan buah pohon kehidupan agar mereka tidak akan terus menerus hidup dalam dosa (Kejadian 3:24). Dan bagi semua manusia, Allah menjanjikan seorang penyelamat (Kejadian 3:15 di samping berbicara akan hukuman perseteruan antara manusia dengan ular dan makhluk hidup yang lain, di dalamnya tersirat nubuatan seorang penyelamat yang akan menghukum Iblis). Janji ini telah digenapi di mana Allah sendiri datang ke dalam dunia ini menjadi manusia di dalam pribadi Tuhan Yesus Kristus,  menjadi hamba dan taat sampai mati di kayu salib untuk menebus manusia dari dosa dan Dia bangkit dari kematian sebagai tanda kemenangan bahwa maut telah dikalahkan (1 Korintus 15:1 dst; Galatia 3; Filipi 2:1 dst). Siapa yang percaya kepada-Nya (menerima Dia menjadi Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi) pasti diselamatkan dan yang tidak percaya pasti dihukum.

E.     PERATURAN-PERATURAN DALAM DISPENSSI KEINSYAFAN
       Manusia telah jatuh dalam dosa akibat tidak mematuhi peraturan yang merupakan larangan yang diberikan Allah kepada mereka di Taman Eden yakni, Jangan makan buah pengetahuan baik dan jahat sebab kalau memakannya mereka akan mati. Manusia telah menyerahkan diri berada di bawah akibat tuntutan hokum dari pada mematuhinya. Manusia mati. Hubungan dengan Allah menjadi putus, demikian pula dengan hubungan antara sesama mahluk hidup. Juga alam semesta ini menjadi tidak bersahabat.
        Kecuali peraturan larangan makan buah pengetahuan baik dan jahat ini telah dilangkahi, dan secara dispensasi ini telah berakhir/tidak berlaku lagi setelah mereka diusir keluar dari taman eden, Namun peraturan-peraturan lain yang disebutkan dalam Kejadian 1:26-30 tetap berlaku dan dilaksanakan dalam Dispensasi Keinsyafan ini, dan tidak ada aturan tambahan bagi manusia dalam menapai kehidupan di luar taman Eden. Kehidupan manusia berjalan menurut hati nurani masing-masing. Kehidupan manusia berjalan di bawah kutuk, di bawah ancaman hukuman dan penderitaan.
        Tanah terkutuk, menghasilkan rumput duri, tetapi manusia harus mengolahnya demi untuk kelangsungan kehidupan. Kehidupan menjadi tidak harmonis, tidak ada damai sejahtera, antara sesama makhluk hidup saling bermusuhan. Perempuan akan melahirkan anak-anak namun dalam penderitaan sakit bersalin. Kaum pria akan bekerja keras berpeluh dalam mengusahakan tanah ini. Dan pada akhirnya manusia dan makhluk hidup lainnya akan mati. Dampak dari semua ini tetap kita alami sampai saat ini dan akan berlangsung terus selama masih ada kehidupan di dunia ini dalam kecemaran dosa.
       
F.      Manusia berjalan menurut hati nurani sendiri
     Seperti telah dijelaskan di atas bahwa dalam dispensasi Keinsyafan ini tidak ada peraturan yang ditambahkan untuk mengatur kehidupan manusia. Manusia dalam dispensasi ini berjalan menurut hati nurani sendiri-sendiri, kemurut kesadaran sendiri. Manusia berbuat sesuatu menurut pandangannya sendiri entah itu baik atau jahat. Berikut ini contoh kehidupan manusia ketururan Adam dan Hawa yang berjalan dan berbuat menurut kehendak masing-masing.
        Ketika manusia telah diusir dan hidup dalam penderitaan di luar Taman Eden, manusia mulai berkembang biak dan memenuhi bumi sesuai dengan peraturan yang diberikan Allah ketika masih di Taman Eden, sebelum manusia jatuh dalam dosa. Di luar Taman Eden lahirlah dua orang anak bagi Adam dan Hawa, yakni Kain dan Habel, dan selanjutnya Set kemudian Enos, dan anak-anak laki-laki dan perempuan, dan manusia terus berkembang biak sampai pada zaman Nuh, masing-masing berjalan menurut hati nurani (keinsyafan/kesadaran) sendiri (Kejadian 4 – 6). (Bersambung)

Kamis, 07 April 2011

DISPENSASI KESUCIAN (KISAH KEHIDUPAN ADAM DAN HAWA)


Jerry H. M. Sumanti




Kitab Kejadian pasal 1 dan 2 menceritakan bagaimana keadaan bumi dan segala isinya pada awal diciptakan sampai manusia jatuh dalam dosa. Segala sesuatu diciptakan dalam keadaan “sungguh amat baik” (Kejadian 1:31). Termasuk di dalamnya adalah Manusia (Adam dan Hawa). Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, hidup dalam keadaan damai sejahtera, suci dan tanpa dosa. Itulah sebabnya Dispensasi pertama ini kita menyebutnya “Dispensasi Kesucian”.

A.    Tokoh
Adam adalah tokoh dalam Dispensasi Kesucian ini. Ia adalah manusia pertama yang diciptakan Allah sebagai makhluk hidup untuk menjadi partner Allah dalam mengelola serta mengatur dan memelihara dunia ini dengan segala isinya (Kejadian 1:27, 2:7, 15-23, 3:1 dst.)
1.      Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah.
a.       Diciptakan dari Debu tanah, menurut gambar dan rupa Allah.
b.      Diciptakan sebagai seorang yang hidup yang memperoleh nafas hidup langsung dari Allah.
c.       Diciptakan sebagai seorang pribadi yang mempunyai kehendak bebas.
2.      Sebagai manusia pertama ciptaan Allah,
a.       Ia menjadi seorang suami/kepala rumah tangga yang pertama dan merupakan nenek moyang bangsa manusia.
b.      Ia merupakan seorang pemimpin dunia yang pertama yang mengemban tugas, perintah dan peraturan dari Allah (Kejadian 1:28-29).
3.      Namun sebagai manusia pertama, ia pula yang menjadi salah satu oknum penyebab kejatuhan seluruh umat manusia ke dalam dosa.

B.     Peraturan-Peraturan
Peraturan-peraturan dalam Dispensasi ini ditulis dalam Kejadian 1:28-29, 2:15-17 adalah,
1.      Peraturan-peraturan untuk dilaksanakan,
a.       Beranak cucu dan bertambah banyak,
b.      Memenuhi dan menaklukkan bumi,
c.       Makan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohon yang buahnya berbiji,
d.      Mengusahakan dan memelihara taman Eden,
2.      Peraturan yang merupakan larangan
Tidak boleh makan buah pohon pengetahuan baik dan jahat

C.     Pelanggaran (Kegagalan Manusia)
Kejadian pasal 3 mencatat mengenai pelanggaran atau kegagalan adam dan Hawa mentaati peraturan Allah. Iblis menggoda Adam dan Hawa dengan cara-cara yang sangat licik yakni,
1.      Firman Allah dipersoalkan,
2.      Firman Allah dipertentangkan,
3.      Firman Allah dihujat.
Pada saat Allah menciptakan Adam dan Hawa, Allah menciptakan mereka dalam keadaan bebas untuk memilih. Adam dan Hawa mempunyai kebebasan memilih untuk percaya kepada Allah ataukah percaya kepada Iblis. Namun ternyata mereka menyalahgunakan kebebasan yang diberikan Allah, mereka memilih mempercayai Iblis daripada mempercayai Allah. Adam dan Hawa gagal mentaati Firman Allah.
a.       Akar kegagalan Adam dan Hawa adalah mengabaikan perintah/larangan dari Allah (Kejadian 2:16-17). Tanpa bantahan ataupun penolakan Adam menerima buah yang dilarang Allah dari Hawa, istrinya kemudian mereka memakannya.
b.      Tindak lanjut kejatuhan Adam dan Hawa, ialah tidak mau mengakui secara jujur akan pelanggaran yang telah mereka lakukan. Adam dengan sadar mengetahui bahwa dirinya telah bersalah, namun tindakan yang dilakukannya bertentangan dengan kesadarannya,
1.      Adam dan Hawa berusaha menutupi dan menyembunyikan kesalahan mereka di balik sematan daun pohon ara,
2.      Mereka lari bersembunyi untuk menghindarkan diri dari pertemuan dengan Allah.
3.      Mereka saling mempersalahkan. Adam mempersalahkan membela dirinya di hadapan Allah dengan menuding Hawa sebagai biang keladinya, sedangkan Hawa mempersalahkan Ular.
Karenanya Allah menghukum manusia sesuai dengan Firman-Nya. Keadaan damai sejahtera tanpa dosa berubah, menjadi rasa bersalah dan hidup dalam ketakutan.

D.    Hukuman
Allah menghukum manusia sesuai dengan Firman-Nya karena tidak mentaati-Nya. Perhatikan Kejadian pasal 3, Allah menghukum Adam dan Hawa karena pelanggaran mereka. Adam seharusnya menjadi partner Allah dalam mengelola serta memelihara dan mengatur ciptaan Allah di bumi ini, tetapi sebaliknya yang mereka lakukan. Adan dan Hawa berontak terhadap Allah hanya karena ingin menjadi serupa dengan Allah mengikuti jejak dan tawaran Iblis.
Oleh sebab itu Allah menghukum Adam dan Hawa, karena tindakan Adam dan Hawa bukan tindakan iman. Hal itu tidak berkenan kepada Allah (Ibrani 11:6, Roma 14:23b). Adam dan Hawa seharusnya menjadi pola anutan iman, tetapi sebaliknya mereka membawa malapetaka bagi diri mereka sendiri dan bagi semua manusia yang menjadi keturunan mereka. Oleh sebab itu pula sehingga Adam dan Hawa tidak disebutkan di antara saksi-saksi iman dalam Ibrani pasal 11.
  1. Hubungan manusia dengan Allah terputus. Hal itu dinyatakan melalui perasaan malu dan takut bertemu dengan Allah (Kejadian 3:8-10).
  2. Gambar dan rupa Allah hilang. Itu dinyatakan melalui keadaan manusia dalam keadaan telanjang (Kejadian 3:10, Roma 3:23).
  3. Terjadi permusuhan antara Manusia dengan makhluk hidup lainnya, alam semesta dan sesama makhluk hidup lainnya (Kejadian 3:15).
  4. Hawa dan semua perempuan akan menderita sakit bersalin, susah payah melahirkan keturunan (Kejadian 3:16).
  5. Kehidupan Manusia dan semua makhluk hidup lainnya dibatasi oleh umur. Hidup manusia menjadi rapuh dan penuh dengan berbagai macam penderitaan jasmani dan rohani. Manusia akan mati, kembali kepada debu (Kejadian 3:19, Kejadian pasal 5, Ibrani 9:27).
  6. Adam dan semua manusia keturunannya dengan bersusah payah, berpeluh untuk mencari nafkah bagi kelangsungan kehidupan di bumi ini (Kejadian 3:17-19).
  7. Adam dan Hawa kemudian diusir keluar dari taman Eden (Kejadian 3:24). Mereka mengembara dan berjuang keras untuk kelangsungan kehdupan dan pelayanan di dunia ini.
  8. Adam dan Hawa dan semua manusia keturunan mereka menjadi berdosa dan berada dalam ancaman hukuman maut kekal (Roma 3:23, 5:12, 6:23a).

E.     Janji Keselamatan dari Allah
(Pernyataan Kasih Allah bagi Adam dan Hawa, dan Pemulihan Bagi Semua Umat Manusia).

Allah membenci dosa dan menghukum para pelakunya. Allah menghukum Adam dan Hawa karena pelanggaran mereka, namun Allah mengasihi mereka. Oleh karenanya sebelum mereka diusir keluar dari taman Eden, Allah membuatkan mereka pakaian dari kulit binatang menggantikan pakaian dari daun hasil buatan mereka sendiri.
1.      Allah menjanjikan seorang penebus yang akan melepaskan manusia dari belenggu dosa (Kejadian 3:15).
Secara harafiah ayat ini berbicara tentang permusuhan antara manusia dengan ular. Ular akan mematuk kaki manusia sedangkan manusia akan meremukkan kepada ular. Namun dibalik itu berbicara mengenai nubuatan janji seorang penyelamat yang akan datang nanti untuk mengalahkan oknum yang berada di balik ular yakni Iblis. Janji ini adalah nubuatan tentang Tuhan Yesus Kristus yang lahir sebagai Anak Manusia untuk mengalahkan kuasa maut (Galatia 4:4-5, 1 Korintus 15:54-57).
2.      Allah mengorbankan seekor binatang, kemudian membuatkan pakaian dari kulit binatang tersebut bagi Adam dan Hawa sebagai ganti pakaian dari daun untuk menutupi ketelanjangan mereka (Kejadian 3:21). Bagi semua manusia, korban binatang ini merupakan symbol Kristus Yesus sebagai Anak Domba Allah yang mengangkut dosa dunia ini (Yohanes 1:29).
3.      Allah menutup jalan ke arah pohon kehidupan untuk mencegah manusia mengambil dan memakan buah tersebut untuk mencegah agar mereka tidak akan terus menerus hidup dalam dosa (Kejadian 3:22).
4.      Adam sudah gagal untuk menjadi partner Allah. Namun ada Adam kedua yang menjadi Pemulih hubungan manusia dengan Allah, yakni Tuhan Yesus Kristus (Roma 5:12-15, 1 Korintus 15:45-48).
a.       Adam adalah gambaran dari Dia yang akan datang kemudian, tetapi keduanya itu tidak sama (Roma 5:14-15 BIS).
b.      Adam sebagai pendosa. Kristus adalah Penebus Dosa.
c.       Adam bersifat jasmani, Kristus bersifat Rohani.
d.      Adam berasal dari debu tanah, Kristus berasal dari surga.
e.       Adam pembawa kematian, Kristus pemberi hidup.
f.       Adam merupakan kepala rumah tangga/keluarga dunia, Kristus sebagai Kepala Rumah Tangga/Keluarga Surgawi (Gereja). 

F.      Prinsip-prinsip dalam Dispensasi Kesucian
Rasul Paulus menulis kepada orang-orang percaya di Roma dan Korintus bahwa segala sesuatu yang terjadi pada zaman dahulu, ditulis untuk menjadi pelajaran, contoh dan peringatan bagi kita yang hidup di zaman akhir (Roma 15:4, 1 Korintus 10:6, 11). Demikian juga dengan peristiwa Adam dan Hawa dalam Dispensasi Kesucian. Prinsip-prinsip atau pelajaran yang dapat dipetik dari Dispensai Kesucian adalah sebagai berikut,
1.      Allah menghendaki agar manusia taat pada Firman-Nya
Pengabaian atau ketidak taatan kepada Firman-Nya mendatangkan hukuman (Amsal 13:13, Roma 6:23a). Buktinya Allah menghukum Adam dan Hawa karena ketidak taatan mereka.
2.      Allah menghukum setiap pelanggaran, tetapi sedalam-dalamnya manusia jatuh, Allah tetap menanti, menawarkan dan memberikan jalan bagi manusia untuk berbalik kepada-Nya. Buktinya Allah mengukum Adam, namun di balik hukuman tersebutAllah menjanjikan seorang penyelamat. Allah membuatkan pakaian bagi mereka untuk menutupi ketelanjangan, dan Ia tidak membiarkan mereka untuk hidup terus dalam dosa (Kejadian 3:16, Yehezkiel 33:11, Yohanes 3:16, Roma 6:23a, 3 Petrus 3:9).
3.      Allah berpribadi, adil dan berkedaulatan. Kepribadian, kedaulatan dan kedaulatan Allah dinyatakan dalam pemberian kehendak bebas dalam diri makhluk ciptaan-Nya serta pernyataan hukuman bagi mereka yang melanggar hukum, dan pernyataan kasih penyelamatan bagi mereka yang bertobat (Kejadian 2:16-17, 3:1 dst, Mazmur 145:17, Yohanes 3:16).
4.      Allah mahatahu, tak ada sesuatu apapun yang tersembunyi di hadapan-Nya (Mazmur 139).
5.      Allah mahatinggi, mahahadir, mahakuasa. Tak ada sesuatu makhluk apapun yang dapat menyamai-Nya. Ingin menyamai-Nya, maka bencana dan hukuman yang akan diterima. Buktinya Adam dan Hawa yang ingin menjadi serupa dengan Allah, tetapi apa yang terjadi kemudian? Hukumanlah yang menimpa mereka.
6.      Keselamatan merupakan anugerah Allah semata-mata, itu bukan hasil usaha manusia. Buktinya Adam dan Hawa berusaha menutupi ketelanjangan dengan menyemat daun pohon ara, tetapi kemudian Allah menggantikannya dengan pakaian dari kulit binatang. Mengapa? Karena daun pasti cepat layu, kering dan gugur yang mengakibatkan Adam dan Hawa telanjang lagi (Yesaya 64:6).
7.      Mengakui secara jujur akan setiap dosa. kesalahan dan pelanggaran-pelanggran baik kepada Allah maupun kepada sesama manusia, saling mengasihi dan mengampuni serta menerima antara satu dengan lainnya sebagaimana Tuhan sudah terlebih dahulu mengasihi, mengampuni dan menerima (Amsal 28:13, Efesus 4:32, Kolose 3:12-14).

G.    Penutup
Dispensasi Kesucian dimulai pada Awal pencitaan di mana Allah menempatkan Adam dan Hawa di taman Eden, dan berakhir pada saat mereka jatuh dalam dosa dan diusir keluar taman Eden. Di luar taman Eden tersebut kemudian Allah memulai dengan Dispensasi yang baru yakni Dispensasi Keinsyafan (yang akan kita pelajari pada bagian berikut).
Peristiwa kegagalan Adam dan Hawa serta hukuman yang menimpa mereka dalam Dispensasi Kesucian dan akibatnya bagi semua manusia dan makhluk hidup lainnya dalam dispensasi-dispensasi berikutnya, ditulis untuk menjadi contoh, pelajaran, peringatan dan kebaikan bagi mereka yang mau mengasihi Tuhan (Roma 15:4, Roma 8:28, 1 Korintus 10:6, 11). Kita tidak lagi hidup dalam Dispensasi Kesucian, namun Allah melalui Firman-Nya mengingatkan kita untuk hidup dalam kesucian (1 Petrus 1:16).

Sabtu, 02 April 2011

PEMBAGIAN ALKITAB SECARA TEPAT DAN BENAR

Jerry H. M. Sumanti


Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau. (1 Timotius 4:16).

Dalam pelajaran yang lalu kita sudah mempelajari mengenai penting dan tujuan kita belajar Alkitab secara tepat dan benar, ringkasnya yakni sebagaiberikut,


1)  Supaya kesaksian hidup Kristen kita nampak dan benar. Kehidupan kerohanian kita bertumbuh dengan baik/normal,

2)   Supaya ajaran kita benar. Kita dapat menempatkan Firman Allah secara tepat dan benar dalam kehidupan percaya kita,

3)  Supaya kita dapat menyampaikan berita keselamat kepada orang lain sehingga yang belum selamat diselamatkan, dan mengajarkan kepada orang lain  prihal ajaran yang benar.

Bacalah dan renungkan kembali 1 Timotius 4:16 yang menjadi landasan pembelajaran kita pada seri pembelajaran yang lalu, kemudian aplikasikan ke dalam kehidupan secara pribadi apakah hal itu sudah atau sedang diterapkan. Ingatlah bahwa itu adalah perintah Tuhan untuk kita laksanakan dalam kehidupan kita. Alkitab mengajarkan kepada kita supaya apa yang kita lakukan dalam kehidupan percaya kita, kita melakukan semuanya itu untuk Tuhan Yesus (Kolose 3:17) dan menjadi berkat bagi orang lain ( 1 Timotius 4:11-13). Segala sesuatu yang kita lakukan dalam kehidupan percaya kita akan dipertanggungjawabkan kemudian (Pengkhotbah 12:14; 2 Korintus 5:10).
      
      Perhatikan kembali kutipan ayat-ayat Alkitab berikut ini yang menganjurkan kita untuk belajar, yakni:
“Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak  usah   malu,  yang  berterus  terang  memberitakan  perkataan  kebenaran itu” (2 Timotius 2:15).
“Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu.  Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau (1 Timotius 4:16)”
 
Berkaitan dengan kedua yata Alkitab tersebut maka dalam lembar pembelajaran  ini kita membahas mengenai  Bagaimana mengetahui/ belajar Alkitab secara tepat dan benar, Perhatikan kembali kalimat terakhir dari 2 Timotius 2:15, yakni yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu” Kalimat ini dalam salah satu terjemahan bahasa Inggeris (KJV) adalah Rightly Deviding The Word Of Truth diterjemahkan secara bebas sebagai Membagi Firman Kebenaran itu dengan tepat.
Membagi di sini, bukan berarti bahwa kitalah yang membagi-bagi Alkitab itu. Sama sekali, kita tidak mempunyai hak untuk membagi-bagi  Alkitabitu, melainkan Allah sendirilah yang telah memberikan Alkitab itu kepada kita sesuai dengan pengaturan/pembagian dari Allah sendiri. Allah sendirilah yang telah membagi Alkitab itu secara tepat dan benar dan kita menjalankan/memberitakan dengan berterus terang akan perkataan kebenaran itu dengan tepat. 
          Jadi untuk mengetahui Alkitab secara tepat dan benar maka kita mesti mempelajarinya. Kita belajar agar berkenan kepada Allah dan menjadi pekerja yang tidak perlu malu yang dapat mempertanggung jawabkan secara tepat dan benar apa yang kita percayai. 
Alkitab adalah Firman Tuhan dan merupakan otoritas mutlak san satu-satunya bagi kehidupan percaya. Alkitab adalah berisi peraturan-peraturan Allah untuk dilaksanakan dengan sebenarnya dalam kehidupan percaya kita sebagai anggota keluarga Allah, agar kehidupan percaya kita berada dalam keteraturan sebab Allah menghendaki adanya kesopanan dan keteraturan (1 Korintus 14:40). Jadi Allah mengatur rumah tangga-Nya sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya. Bagaimana Allah mengatur rumahtangga-Nya, semuanya sudah tersistem dalam Alkitab. Oleh sebab itu Alkitab mesti dipelajari dan dilaksanakan dengan tepat dan benar. 
Pengaturan atau tugas penyelenggaraan  Rumahtangga Allah diterjemahkan dari kata Yunani “Oikonomia”. Kata ini adalah gabungan dua kata “Oikos” yang artinya Rumah, dan “Nomos” atau “Nemo” yang artinya Ketentuan atau aturan. Jadi Oikonomia artinya Ketentuan atau aturan rumah. Karena kata ini dikaitkan dengan rumahtangga Allah maka kata ini berarti Ketentuan atau pengaturan rumahtangga Allah. Dalam Alkitab kita bahasa Indonesia (LAI), diterjemahkan “Urusan” (Lukas 16:2), “Jabatan” (Lukas 16:3,4), “Tugas Penyelenggaraan” (1 Korintus 9:17, Efesus 3:9), dan “tugas” (Kolose 1:25). Jadi Allah mengatur rumahtangga-Nya, dan Alkitab adalah Firman Allah diberikan kepada manusia supaya manusia mengerti apa kehendak-Nya pada setiap waktu, situasi, dan setiap orang atau kumpulan orang.
Untuk mengerti dan mengetahui kehendak Allah, maka kita harus mempelajari Alkitab. Melalui Alkitab kita akan mengetahui bagaimana Allah mengatur pembagian ketentuan-ketentuan-Nya sesuai dengan waktu, situasi dan orang yang secara langsung bersangkutan dengan aturan atau perintah tertentu.
Belajar Alkitab dengan tepat dan benar akan melepaskan dan menolong kita dari:
1)  Anggapan bahwa ayat-ayat Alkitab saling bertentangan
2)  Kebingungan akibat dari perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam bagian-bagian Alkitab
3) Kesalahan penerapan perintah-perintah yang sebenarnya tidak ditujukan kepada kita sekarang
4) Ketakutan karena kegagalan mentaati Firman Tuhan yang mamang bukan untuk kita laksanakan sekarang
5)  Mengetahui di mana tempat kita dalam sejarah kemanusiaan
6)  Menerapkan Firman Allah secara tepat dan benar
7)  Mengetahui kehendak Allah bagi kita sekarang ini
8)  Melayani Tuhan sebagaimana yang dituntut-Nya.
Dasar dari semuanya itu adalah karena Allah yang kita sembah adalah Allah yang menghendaki adanya kesopanan dan keteraturan (Perhatikan kembali 1 Korintus 14:40).
Dalam pembelajaran yang lalu kita sudah mempelajari pembagian Alkitab sesuai dengan urutan nama kitab dalam Alkitab, dan telah dilampirkan pula Bagan Panorama Alkitab. Bagan mana dibuat oleh penulis untuk menggambarkan secara ringkas isi Alkitab secara keseluruhan dari Kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu, yakni tentang rencana dan program Allah bagi kehidupan manusia dari zaman ke zaman sampai pada kekekalan. Menunjuk pada Bagan tersebut, kita akan membahas pembagian Alkitab berdasarkan pokok-pokok berikut ini secara berkesinambungan dalam pertemuan-pertemuan berikut, yakni: 
A.  Allah sebagai Pencipta
B.  Proses Penciptaan
C.  Pembagian/Pengaturan Rumahtangga Allah (yang selanjutnya kita sebut Dispensasi)
  1. Dispensasi Kesucian
  2. Dispensasi Keinsafan
  3. Dispensasi Pemerintahan Manusiawi
  4. Dispensasi Perjanjian
  5. Dispensasi Hukum Torat
  6. Dispensasi Anugerah
  7. Tribulasi (Masa Sengsara)
  8. Dispensasi Millenium (Kerajaan)
D.  Surga/Kerajaan Allah
E.  Harmagedon
F.   Gog dan Magog
G.  Alam maut (Seol/Hades)
H.  Kebangkitan Orang mati
I.    Lautan Api
J.   Pembaharuan Alam Ciptaan
  1. Pemusnahan Total
  2. Langit dan bumi baru.

Mari kita belajar terus dengan perpedoman pada Firman Tuhan, “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.” Amsal 1:7.