Selasa, 21 Desember 2010

TUHAN adalah gembalaku.


MAZMUR 23

1.  Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
2.  Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau,
     Ia membimbing aku ke air yang tenang;
3.  Ia menyegarkan jiwaku.
     Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
4.  Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman,
     aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku;
     gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
5.  Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku;
     Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
6.  Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku;
     dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.


 PSALMS 23
1. The LORD is my shepherd; I have everything I need.
2. He lets me rest in fields of green grass
    and leads me to quiet pools of fresh water.
3. He gives me new strength.
    He guides me in the right paths, as he has promised.
4. Even if I go through the deepest darkness,
    I will not be afraid, LORD, for you are with me.
    Your shepherd's rod and staff protect me.
5. You prepare a banquet for me, where all my enemies can see me;
    you welcome me as an honored guest and fill my cup to the brim.
6. I know that your goodness and love will be with me all my life;
    and your house will be my home as long as I live.

IMAN DAN PERBUATAN

 Jerry H. M. Sumanti


 PENDAHULUAN

Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya.  Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. Efesus 2:8-10.

Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barang siapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Ibrani 11:6.

Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakikatnya adalah mati. Yakobus 2:17.

 ARTI IMAN

Apakah arti dari Iman itu? Penulis Surat Ibrani mendefinisikan Iman itu sebagai berikut, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Ibrani 11:1.
Akar dari istilah Iman adalah “Percaya”[1] atau “mempercayakan.” Kata ini  dalam Alkitab  bahasa Yunani pisteuo (pisteuw) yang diterjemahkan percaya dan pistis (pistiV) yang diterjemahkan iman.

 IMAN DASAR KEHIDUPAN KRISTEN

Iman mendasari semua pengalaman Kristen Sejati.[2] Penulis Surat Ibrani menuliskan bahwa tanpa Iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah (Ibrani 11:6). Jadi dengan Iman membuat seseorang itu berkenan kepada Allah. Iman apa dan bagaimana yang dimaksud? Charles Stanley menulis bahwa iman bukanlah kekuatan yang dapat kita gunakan sewaktu-waktu. Iman bukanlah sebuah  jerat yang kita kalungkan ke leher Allah untuk memaksakan kehendak kita terhadap-Nya. Iman bukanlah suatu tombol yang dapat kita tekan untuk mendorong Allah bertindak, melainkan iman adalah kepercayaan bahwa Allah akan melakukan apa yang telah Ia janjikan.[3]
  
HUBUNGAN IMAN DAN PERBUATAN DALAM KONTEKS KESELAMATAN 

Perhatikan kembali Ibrani 11:6 ada dua hal penting yang ditulis oleh penulis surat tersebut yakni, 

Pertama, barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada. Bagian ini adalah berbicara tentang Iman dalam kaitan dengan Keselamatan. Barang siapa  berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada dan menyelamatkan. Allah yang dimaksudkan oleh penulis Ibrani ini sebagaimana sudah ditulis dan dijelaskan sebelumnya dalam pasal 1-10, yakni Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus yang sudah mempersembahkan diri-Nya menjadi korban sekali untuk selamanya untuk keselamatan bagi semua orang yang percaya. Dan Keselamatan dari Allah di dalam Tuhan Yesus adalah Anugerah Allah semata-mata, bukan karena hasil usaha atau perbuatan baik kita (Efesus 2:8-9).
Kedua, Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Bagian ini adalah berbicara tentang Iman dalam kaitan dengan Perbuatan, atau bukti Keselamatan.  Keselamatan adalah anugerah Allah semata-mata, dan itu diperoleh setiap orang berdasarkan Iman, dan Iman itu dinyatakan melalui perbuatan. Dalam Ibrani 11:1 di sana ditulis bahwa Iman itu adalah dasar atau bukti dari segala sesuatu.
Dengan kata lain Iman itu adalah dasar atau bukti dari Keselamatan dan  Perbuatan, sehingga tepatlah apa yang ditulis oleh Yakobus, bahwa Iman yang tidak disertai perbuatan adalah mati (Yakobus 2:17, 26).  Rasul Paulus menulis dalam Efesus 2:10 bahwa ketika seseorang diselamatkan oleh Iman di dalam Anugerah Allah, maka kepadanya juga dianugerahkan pekerjaan atau perbuatan baik dan Allah mau supaya hidup di dalam pekerjaan atau perbuatan baik tersebut.
Juga kepada Jemaat di Filipi Paulus menulis bahwa sebagai seorang yang sudah diselamatkan, haruslah mengerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar (Filipi 2:12) dan itu menjadi bukti ketaatan dan bukti bahwa mau melakukan pekerjaan baik karena sudah diselamatkan, dan hal ini berkaitan dengan pembenaran dan pengudusan secara praktis sesudah terlebih dahulu mengalami pembenaran dan pengudusan secara status. Pembenaran dan Pengudusan secara status sudah terjadi sekali untuk selamanya pada saat seseorang menerima anugerah keselamatan di dalam Tuhan Yesus. Sedangkan pembenaran dan pengudusan secara praktis berlangsung terus menerus sesuai dengan ketaatan kita selama di dunia ini sampai tiba pada pembenaran dan pengudusan final (Roma 8:23)
Jadi melalui beberapa kutipan ayat Alkitab tersebut di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Iman dan Perbuatan itu adalah dua hal yang berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Iman Selamat harus dinyatakan melalui Iman Perbuatan. Iman dalam kaitan dengan keselamatan adalah Iman yang  berhubungan dengan pengubahan status kita dari orang berdosa, tidak selamat menjadi orang benar dan diselamatkan. Sedangkan Iman dalam kaitan dengan Perbuatan adalah Iman dalam kehidupan praktis, sesudah diselamatkan, yakni Iman yang terus menerus diperbaharui sampai pada kesempurnaan di Sorga (Efesus 4:23-24; Kolose 3:10). Ibrani 11 adalah contoh orang-orang yang diselamatkan oleh Iman dan mereka membuktikan atau menunjukkan iman mereka tersebut melalui perbuatan. Hal inilah yang disampaikan dalam Yakobus 2:18, Tetapi mungkin ada orang berkata: “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan”, aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.”
Iman harus ditunjukkan melalui perbuatan-perbuatan sehingga iman itu menjadi hidup bukannya mati. “Segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa”, demikian tulis Rasul Paulus dalam Roma 14:23. Sedangkan dasar iman itu sendiri adalah Kristus. Bruce Milne menulis bahwa dasar iman adalah Kristus yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita (Roma 4:25; Yohanes 1:12; 3:16; Kisah Rasul 16:30-31). Iman kepada Kristus berarti komitmen kepada Dia yang mati dan bangkit bagi kita.[4] Jemaat di Roma sebagaimana juga jemaat-jemaat yang lainnya yang dikirimi surat oleh Rasul Paulus adalah orang-orang beriman, artinya orang yang sudah diselamatkan oleh iman, memiliki Iman Selamat. Iman Selamat harus dinyatakan melalui Iman Perbuatan. Contoh kasus yang diangkat Rasul Paulus dalam Roma 14 di mana jemaat Roma tidak hidup di dalamnya. Mereka saling menghakimi, saling menjatuhkan dan membuat batu sandungan, saling mempersoalkan tentang makanan dan sebagainya yang bukan membangun dan mempererat kehidupan berjemaat. Paulus menegaskan bahwa semuanya itu adalah dosa karena tidak berdasarkan iman. Seharusnya tulis Paulus dalam Roma 1:17, bahwa kehidupan percaya mesti bertolak dari Iman dan memimpin kepada Iman, seperti ada tertulis bahwa orang benar akan hidup oleh Iman.
 
KEHIDUPAN PERCAYA: BERTOLAK DARI IMAN KEPADA IMAN

Ya, kehidupan percaya harus bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, artinya kita mesti hidup oleh iman. Iman itu dinyatakan melalui perbuatan. Lee Strobel menulis bahwa kita dapat menunjukkan iman kita setidaknya dengan dua cara[5], yakni: Pertama, kita bisa menjalani kehidupan Kristen yang rendah hati, jujur, otentik dan berserah. Kedua, kita dapat menunjukkan iman kita dengan cara melayani sesama dan orang asing dalam cara-cara praktis.
Jadi Iman dan Perbuatan itu adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, melainkan saling melengkapi. R.C. Sproul menulis bahwa Relasi antara iman dan perbuatan baik merupakan suatu hal yang dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan.[6] Iman yang tanpa perbuatan adalah mati, sedangkan perbuatan yang tidak berdasarkan iman adalah dosa. Iman dan Perbuatan kedua-duanya tak dapat dipisahkan dan sangatlah erat hubungannya dengan Penyelamatan, Pembenaran dan Pengudusan. Melalui iman dan perbuatan kita diselamatkan, dibenarkan dan dikuduskan.
R. C. Sproul menulis bahwa, kita dibenarkan berdasarkan iman saja, tetapi bukan hanya dengan iman itu sendiri. Pembenaran yang sejati selalu menghasilkan perbuatan-perbuatan baik di dalam proses pengudusan. Apabila ada pembenaran, maka pengudusan merupakan kelanjutannya. Apabila tidak diikuti pengudusan, maka dapat dipastikan bahwa sebenarnya tidak ada pembenaran. Ini tidak berarti bahwa pembenaran bergantung atau bersandar pada pengudusan. Pembenaran bergantung pada iman yang sejati, di mana sebagai akibatnya akan diikuti oleh ketaatan pada perintah Tuhan[7]  bukan karena kebaikan atau perbuatan baik kita. 

PENUTUP

 Mengucap syukur untuk keselamatan yang Allah berikan kepada kita melalui pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib yang kita peroleh secara pribadi hanya berdasarkan iman saja bukan karena perbuatan baik kita. Sebagai wujud nyata bahwa kita sudah menerima keselamatan oleh Iman tersebut, tunjukkanlah itu melalui perbuatan atau pekerjaan baik yang juga Allah anugerahkan kepada kita.

Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita (Kolose 3:17).

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu (2 Timotius 2:15).





[1] R.C. Sproul, Kebenaran-kebenaran dasar Iman Kristen (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1997), 243.
[2] Bruce Milne, Mengenali Kebenaran (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), 259.
[3] Charles Stanley, The Glorious Journal (Perjalanan Mulia)(Batam Centre: Interaksara, 2000), 277.
[4] Bruce Milne, 260.
[5] Lee Strobel, Bagaimana Aku bisa menceritakan imanku kepada orang lain?, dalam This We Believe (Batam Centre: Gospel Press, 2002), 327-328.
[6] R.C. Sproul, 255
[7] Idem, 255

YOHANES 3:16

KEWASPADAAN TERHADAP PENGAJARAN DAN PEMBERITAAN INJIL YANG BERBEDA

Jerry H M Sumanti

Awasilah dirimu sendiri dan ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dansemua orang yang mendengar engkau (1 Timotius 4:16 TB – LAI 1999).

Bagian Alkitab di atas adalah suatu peringatan yang ditulis oleh Rasul Paulus yang disampaikan kepada anak didiknya Timotius sebagai peringatan untuk waspada terhadap pengajaran yang salah. Paulus mengingatkan dan meneguhkan Timotius untuk memelihara kesaksian hidup sebagai orang percaya dan waspada terhadap bahaya pengajaran yang salah.

Dari ayat Alkitab tersebut di atas, beberapa hal penting untuk diperhatikan baik oleh Timotius sendiri maupun kita semua orang percaya yang hidup di zaman modern sekarang yang semakin banyak orang tidak takut terhadap Tuhan yakni,

1. Menjaga kemurnian kesaksian kehidupan percaya secara pribadi (1 Timotius 5:22).

2. Menjaga kemurnian dan kebenaran pengajaran dan memberitakan serta mengajarkannya dengan benar dan tepat (2 Timotius 2:15).

3. Kesaksian hidup yang benar akan mempengaruhi orang lain untuk hidup benar.

4. Pengajaran yang benar, menghindarkan kita dan orang lain dari pengajaran yang salah.

Dalam keseluruhan surat Timotius Paulus menyebut ada banyak ajaran yang salah yang berkembang dan merusak kehidupan pelayanan yang dipimpin oleh Timotius dan kawan-kawannya Bahkan Paulus dengan sangat terbuka menyebut beberapa orang yang telah terseret oleh pengajaran yang salah.

Paulus menyebut mereka sebagai orang yang telah menolak hati nurani yang murni dan kandas iman (1 Timotius 1:19; 6:21).

Orang-orang yang disebut Paulus yakni,

1. Himeneus dan Alexander, yang menjadi penghujat (1 Timotius 1:19).

2. Himeneus dan Filetus, orang-orang yang bersilat kata dan memberitakan kebohongan serta mengajarkan pengajaran yang salah (2 Timotius 2:16-18).

3. Orang-orang yang mengikuti jejak Yanes dan Yambres, yang menyusup dan menjerat orang-orang lemah, dan menentang kebenaran (2 Timotius 3:1-9).

4. Demas yang mencintai dunia (2 Timotius 4:10).

5. Alexander, tukang tembaga yang banyak berbuat jahat penentang ajaran yang benar (2 Timotius 4:14).

6. Dan masih banyak yang lain yang nama-namanya tak disebut oleh Paulus yang Paulus sebut sebagai orang-orang yang memalingkan telinga dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng (2 Timotius 4:4)

Surat ini secara pribadi ditujukan kepada Timotius sebagai seorang pelayan di Jemaat Efesus, sebagai peringatan kepadanya untuk selalu waspada terhadap orang-orang yang datang dan mengajarkan pengajaran yang salah. Paulus melukiskan bahwa orang-orang yang datang menyusup dan mengajarkan ajaran yang salah dan bahkan orang-orang dalam yang terlibat sebagaimana telah disebutkan di atas adalah sebagai serigala-serigala yang ganas yang datang untuk memporak-porandakan kehidupan berjemaat (Kisah Para Rasul 20:29-30).

Walaupun secara khusus surat tersebut ditujukan kepada Timotius dan Jemaat Efesus pada zamannya, tetapi secara prinsip dan mengglobal dan bagian dari Alkitab Firman Allah yang menjadi otoritas mutlak bagi kehidupan percaya, maka nasehat yang diberikan kepada Timotius dan Jemaat di Efesus tersebut berlaku dan mesti menjadi perhatian yang besar bagi kehidupan percaya baik secara pribadi maupun dalam kehidupan pelayanan dan berjemaat.

Pengajaran yang benar hanya dapat kita peroleh melalui ketekunan pembelajaran akan Alkitab Firman Allah. Perhatikan apa yang ditulis Rasul Paulus kepada Timotius, “Hendaklah engkau berusaha sungguh-sungguh supaya diakui Allah sebagai orang yang layak bekerja baginya. Berusahalah supaya engkau tidak malu mengenai pekerjaanmu, melainkan mengajarkan dengan tepat ajaran-ajaran benar dari Allah” (2 Timotius 2:15, BIS – LAI 1993). “Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu (2 Timotius 3:14, TB – LAI 1999)”. “Semuanya ini haruslah engkau ajarkan dan nasehatkan (1 Timotius 6:2B, BIS – LAI 1993)”. “Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat – yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus – dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita (1 Timotius 6:3, TB – LAI 1988), adalah orang yang sombong dan tidak tahu apa-apa (1 Timotius 6:4, BIS – LAI 1993).”

Awasilah dirimu sendiri dan ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau (1 Timotius 4:16, TB – LAI 1999).

INJIL ANUGERAH (KASIH kARUNIA): INJIL DALAM DISPENSASI ANUGERAH (KASIH KARUNIA)

Jerry H M Sumanti

Tetapi sekalipun kami atau seorang malaekat dari surga yang memberitakan kepadamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.Seperti yang telah kami katakan sebelumnya, sekarang kukatakan sekali lagi: Jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.Galatia 1:8-9 (TB – LAI 1999).

PENDAHULUAN

Injil Anugerah, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa istilah tersebut digunakan dan diberitakan oleh Rasul Paulus dalam Dispensasi Anugerah ini untuk menegaskan tentang kabar baik atau berita sukacita tentang karya Allah mengenai keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus yang diberikan secara cuma-cuma kepada semua orang (yang percaya), tanpa perbedaan (Roma 10:10-13).

Berbeda dengan Injil Kerajaan yang diberitakan sebelumnya yang secara khusus ditujukan kepada orang Yahudi saja (Matius 10:5-15) sebagai penggenapan nubuatan pemulihan Kerajaan bagi Yudaisme (Israel).

INJIL ANUGERAH: INJIL DALAM DISPENSASI ANUGERAH

Injil Kerajaan adalah Kabar Baik atau Berita sukacita tentang pemulihan dan pengokohan Kerajaan bagi Israel dengan adanya seorang Raja di atas segala raja. Berita tersebut sudah sejak lama dinubuatkan oleh para nabi dalam Perjanjian Lama (sebagai contoh, baca nubuatan dalam Daniel 9:20-27). Kelahiran Yesus di Betlehem adalah salah satu penggenapan nubuatan dalam kaitan dengan janji seorang Raja (Mikha 5:1, Matius 2:6) untuk menduduki tahta Daud dan mengokohkan Kerajaan Israel.


Kemudian muncul Yohanes Pembaptis yang menyeruhkan Pertobatan karena Kerajaan Surga sudah dekat (Matius 3:1-12). Dan selanjutnya setelah Yesus selesai berpuasa, Dia memulai pelayanan pemberitaan tentang Kerajaan Surga (Matius 4:1-17), demikian pula Dia mengutus murid-murid-Nya untuk memberitakan Kerajaan Surga tersebut. Sebelum Tuhan Yesus kembali ke Surga, murid-murid-Nya sempat menanyakan bahwa kapan Kerajaan Israel itu dipulihkan (Kisah Para Rasul 1: 6-8).

Rasul Paulus, Rasul yang dipilih khusus sebagai Rasul bagi bangsa-bangsa lain (Kisah Para Rasul 9:15) sampai Kisah Para Rasul 13 masih terkait dengan para murid yang lain dalam pemberitaan Injil tersebut. Namun sesudah itu, sejak orang-orang Yahudi terus menerus menolak pemberitaan Paulus maka dengan tegas dalam Kisah Para Rasul 13:44-47 menyatakan bahwa pemberitaan dialihkan kepada bangsa-bangsa lain, karena bangsa Yahudi (Israel) merasa tidak layak menerimanya (baca dan bandingkan Roma Pasal 11). Mulai dari Kisah Para Rasul 13 inilah Dispensasi yang baru dimulai yakni Dispensasi Anugerah, dengan Rasul yang baru yakni Rasul Paulus, dan Injil yang baru yakni Injil Anugerah.


Jadi Injil dalam Dispensasi Anugerah sekarang ini adalah Injil Anugerah. Injil inilah yang menjadi tanggungjawab semua orang percaya sekarang ini untuk diberitakan.


INJIL LAIN: TERKUTUK

Ayat Alkitab yang dikutip dan dicetak miring tersebut di atas yang diambil dari Surat Galatia adalah penegasan Paulus terhadap pemberitaan Injil yang lain, selain Injil Anugerah. Terkutuk bagi siapapun ia yang memberitakan Injil lain. Injil artinya Kabar baik, tetapi kalau bukan Kabar Baik Anugerah, maka tetaplah terkutuk.


Rasul Paulus menulis surat kepada Jemaat di Galatia sehubungan dengan penyimpangan Pemberitaan Injil, yakni ada orang-orang yang datang menyusup sebagai Pemberitaan Injil yang lain, bahkan ada orang-orang percaya di Galatia yang sudah terpengaruh oleh pengajaran tersebut.


Injil yang lain yang dimaksudkan oleh Paulus tersebut sebenarnya adalah Injil Anugerah yang dipadukan dengan Injil Kerajaan (Yudaisme). Semua persyaratan-persyaratan dalam Yudaisme (Torat dan adat istiadat) mau dipaksakan untuk dilaksanakan oleh orang-orang percaya di Galatia, seperti sunat misalnya dan semua persyaratan Torat.


Juga melalui surat Galatia tersebut Paulus menegur Petrus dengan keras atas ketidak-konsistenan serta kemunafikan Petrus (untuk jelasnya baca seluruh Surat Galatia).


PENUTUP

Sebagai aplikasi dan relevansinya dalam pemberitaan Injil yang kita laksanakan sekarang ini, Injil apa yang sedang diberitakan? Banyak orang percaya dan terutama para pemimpin gereja tak menyadari bahwa kasus di Galatia berjalan terus sampai saat ini walaupun sudah ada peringatan keras dari Paulus.


Banyak Injil yang lain sedang diberitakan sekarang ini, ada Injil yang namanya Injil Sosial (Injil yang menekankan keadaan lingkungan alam dan sosial, pemberantasan kemiskinan dan kebodohan), Injil Kemakmuran (yang menekankan bahwa orang Kristen yang beriman dan diberkati tandanya ia berkelimpahan materi), Injil Kebebasan (segala-galanya adalah milik bersama dan dapat dinikmati bersama, termasuk yang bersifat pribadi), Injil New Ages (Perpaduan Kekristenan dengan ajaran Hindu dan Budha, penekanan pada pencerahan batin, mistik, perdukunan, askese, semedi, dll), Injil Kharismatik (Injil yang disertai dengan karunia-karunia khusus seperti bernubuat, bahasa roh menyembuhkan orang sakit, dan sebagainya).


Injil apa dan yang mana yang Anda percayai dan beritakan? Waspadalah jangan sampai “terkutuk”.

Awasilah dirimu sendiri dan ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau (1 Timotius 4:16).

INJIL ANUGERAH (KASIH KARUNIA): INJIL TANPA PERBEDAAN

JERRY H M SUMANTI

Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asalkan aku dapat dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberitakan tentang Injil Anugerah Allah. (Kisah Para Rasul 20:24 – TB LAI 1999).

Sebab karena anugerah kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, supaya tidak ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya (Efesus 2:8-10 – TB LAI 1999).


ARTI KATA

Kata “Injil” diterjemahkan dari kata Yunani (Koine) euangelion, yang artinya adalah “Kabar Baik” atau “Berita Sukacita”. Injil dalam pengertian umum adalah sebutan bagi Alkitab dan terutama untuk 4 kitab pertama dalam Perjanjian Baru, namum secara khusus pengertian Injil yang dimaksudkan di sini adalah berbicara tentang kabar baik atau berita kesukaan yang adalah bagian dari isi Alkitab itu sendiri.

Sedangkan Anugerah atau Kasih Karunia (Alkitab TB LAI 1999 mengganti terjemahan kata Kasih Karunia ini dengan kata Anugerah) diterjemahkan dari kata Yunani (Koine) kharis, yang artinya adalah “Pemberian atau penghargaan yang diberikan kepada orang yang tidak layak menerimanya dan mau menerimanya, yang diberikan dengan cuma-cuma tanpa syarat lain kecuali percaya saja (Kemurahan hati Allah yang diberikan kepada manusia, terlepas dari nilai atau jasa-jasa atau perbuatan mereka yang menerimanya, yang seharusnya tidak pantas menerimanya).”



INJIL ANUGERAH: INJIL TANPA PERBEDAAN

Injil Anugerah dapat berarti Kabar Baik atau Berita Sukacita dalam kaitan dengan keselamatan yang diberikan Allah kepada manusia dengan cuma-cuma yang diterima hanya oleh percaya saja. Anugerah diberikan kepada manusia yang berdosa yang seharusnya dihukum di dalam neraka, tetapi karena Allah mengasihi manusia dan tidak menghendaki seorangpun untuk binasa (2 Petrus 3:9) sehingga Ia rela berkorban, datang ke dalam dunia ini dalam rupa manusia (Yesus Kristus) dan mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia dari dosa dan akibatnya (Roma 5:1-11, Filipi 2:1-11), dan siapa yang percaya ia beroleh selamat hidup kekal dengan cuma-cuma.

Injil Anugerah adalah istilah yang digunakan dan yang diberitakan oleh Rasul Paulus untuk menjelaskan dan menegaskan tentang kabar baik atau berita sukacita tentang karya Allah akan keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus yang diberikan secara cuma-cuma kepada semua orang (yang percaya), secara khusus dalam dispensasi Anugerah ini tanpa ada perbedaan.

Sebelumnya Yesus sendiri dan para Rasul yang lain (Petrus dan kawan-kawan), memberitakan Injil yang terfokus hanya kepada orang Israel saja, yang disebut sebagai Injil Kerajaan (mis. Matius 4:23, 9:35, 10:5-7, 24:14, Markus 1:39, Lukas 4:44). Berita tentang Injil Kerajaan terfokus kepada bangsa Israel, karena janji kepada mereka sebagai pemulihan Kerajaan Israel dan menyangkut keselamatan jasmani maupun rohani. Oleh sebab itu kepada para Rasul disertai dengan karunia-karunia mengadakan tanda mujizat dan kesembuhan. Hal tersebut berlangsung sampai pemanggilan khusus bagi Rasul Paulus dan penolakan bangsa Israel terhadap program Allah tersebut (Kisah Para Rasul 9:15-16, 13:44-47), dan secara bertahap pada akhirnya semua karunia-karunia khusus tersebut berakhir (1 Korintus 13:8-13, 2 Korintus 12:7-10, 1 Timotius 5:23, 2 Timotius 4:20).

Sedangkan Injil yang diberitakan Rasul Paulus, yakni Injil Anugerah dalam dispensasi ini adalah berita tentang keselamatan rohani dalam mana manusia terhindar atau diselamatkan dari hukuman maut (kekal), bukan berbicara tentang keselamatan jasmani di dunia ini. Perhatikan penjelasan Paulus dalam Roma 8:18-25 yang menjelaskan bahwa orang percaya di dunia ini secara jasmani mengalami berbagai penderitaan dan kelemahan jasmani, namun secara rohani sudah diselamatkan.

Injil Anugerah yang diberitakan Rasul Paulus tidak hanya terbatas kepada satu bangsa atau golongan saja, tetapi kepada semua orang, tidak ada perbedaan (Roma 10:10-13, 1 Korintus 12:12-13, Efesus 1:9, 2:11-22).


ISTILAH-ISTILAH LAIN YANG DIBERIKAN UNTUK INJIL ANUGERAH.

Istilah-istilah lain yang digunakan Paulus untuk menjelaskan akan Injil Anugerah adalah,

1. Injilku (Roma 2:16, 16:25, 2 Timotius 2:8).

2. Injil Kristus (Roma 15:19, 1 Korintus 9:12, 2 Korintus 2:12, 9:13, 10:14, Galatia 1:7, Filipi 1:27, 1 Tesalonika 3:2).

3. Injil Damai Sejahtera (Efesus 6:15).

4. Injil Anak-Nya (Roma 1:9).

5. Injil Allah (Roma 1:1, 15:16, 2 Korintus 11:7; 1 Tesalonika 2:2, 8-9)

6. Injil untuk orang-orang tak bersunat (Galatia 2:7).

7. Injil Keselamatanmu (Efesus 1:13).

8. Injil tentang kemuliaan Kristus (2 Korintus 4:4).

9. Injil dari Allah (1 Timotius 1:11).


POKOK-POKOK PENEKANAN PEMBERITAAN INJIL ANUGERAH.

Pokok-pokok yang ditekankan oleh Rasul Paulus dalam pemberitaan Injil Anugerah ini adalah,

1. Kebutuhan akan keselamatan (Roma 3:10, 23, 5:12, Efesus 2:1, 5).

2. Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan (Roma 1:16-17).

3. Anugerah Allah (Roma 3:24, Efesus 2:8-9, Titus 3:5-7).

4. Salib Kristus (1 Korintus 1:17-18, Galatia 6:14, Kolose 1:20).

5. Darah Kristus (Kisah Para Rasul 20:28, Roma 3:25, 5:9, Efesus 1:7, Kolose 1:14, Ibrani 9:22).

6. Kematian, Penguburan, dan Kebangkitan Tuhan Yesus (Roma 6:1-4, Roma 10 : 9, 1 Korintus 15 : 1 - 4, 54 – 58, 2 Korintus 5:15).