Minggu, 02 Desember 2012

DISPENSASI PERJANJIAN

ISMAIL DAN ISHAK
Oleh: Jerry H M Sumanti, STh


Dalam tulisan sebelumnya telah dijelaskan bahwa kepada Abraham diberikan janji-janji. Salah satu janji adalah bahwa Abraham akan menjadi bangsa besar. Sekian lama menunggu dan umur semakin tua, namun janji ini belum juga terpenuhi. Karenanya Sarah meragukan dan tak sabar menungguh janji Tuhan, sehingga ia menyuruh Abraham untuk menikah dengan Hagar gundiknya. Kemudian Hagar melahirkan seorang anak lelaki dan diberi nama Ismail. Tetapi kemudian hal ini menjadi persoalan besar dalam kehidupan Sarah. Sarah mengusir Hagar (Kejadian 16). Tuhan memberkati anak ini dan menjadi bangsa besar dan menjadi penentang saudara-saudaranya.
Walaupun melalui cara yang salah, tetapi kelahiran Ismael menjadi bagian dari janji bahwa keturunan Abraham akan menjadi bangsa besar, sebagaimana telah ditegaskan dalam Kejadian pasal 16. Namun janji untuk menjadi bangsa besar dan menjadi saluran berkat bagi bangsa-bangsa bukanlah melalui Ismail, melainkan melalui Ishak (Perhatikan penegasan Tuhan mengenai janji tersebut dalam Kejadian pasal 17 dan 18).
Kejadian pasal 21 menjelaskan tentang kelahiran Ishak. Ishak lahir ketika Abraham sudah berumur 100 tahun, dan kepada Abraham kembali Tuhan menegaskan janjinya bahwa melalui Ishaklah akan disebut keturunan Abraham, yakni menjadi bangsa besar, bangsa yang diberkati dan menjadi saluran berkat. Karenanya Tuhan mengabulkan permintaan Sarah kepada Abraham untuk mengusir Hagar dan Ismail dalam lingkungan keluarga.
Hagar dan Ismail pergi mengembara dan akhirnya menetap di padan gurun Paran. Ismail menjadi pemanah, ia menikah dengan seorang perempuan Mesir. Ismail diberkati Tuhan dan kemudian menjadi bangsa besar. Tetapi Ishaklah penerus janji.


KORBAN PENGGANTI.
Kejadian pasal 21 menjelaskan mengenai kelahiran Ishak. Ishak lahir ketika Abraham telah beeumur 100 tahun. Ketika Ishak anaknya ini sudah menanjak dewasa, Tuhan menguji iman Abraham. Abraham diperintahkan oleh Tuhan untuk pergi mempersembahkan anaknya tersebut sebagai korban persembahan bakaran di bukit Moria.
Secara manusia kita akan berkata bagaimana mungkin akan menjadi bangsa besar dan diberkati, karena anak satu-satunya yang lahir ketika umur sudah usur harus dipersembahkan di atas mezbah sebagai korban bakaran? Bagaimana janji Tuhan dapat tergenapi? Tetapi kenyataannya Abraham tidak berpikir demikian. Ia mendengarkan perintah Tuhan dan membawa anaknya ke bukit Moria. Anaknyapun tak tahu bahwa dirinyalah yang akan menjadi korban, karena dengan lugunya ia berkata kepada ayahnya bahwa apanya sudah ada tetapi mana anak dombanya untuk dipersembahkan?
Dengan iman Abraham berkata bahwa Tuhanlah yang akan menyediakannya. Selanjutnya Abraham mendirikan mezbah, dan mengikat anaknya serta membaringkannya di atas mezbah kemudian menghunus pisau untuk menyembelih anaknya. Benarlah perkataan Abraham bahwa Tuhan akan menyediakan dombanya. Ketika Abraham siap menyembelih anaknya, Tuhan datang mencegahnya dan memberikan seekor anak domba sebagai korban pengganti. Tempat Abraham mempersembahkan korban tersebut kemudian dinamai Yehovah Jireh (Tuhan menyediakan). Tuhan menyediakan korban pengganti bagi Ishak.
Tuhan menguji iman Abraham, dan ternyata Abraham setia terhadap janji Tuhan. Ibrani 11:8 –19 menjelaskan tentang keimanan Abraham, yakni:
1)      Abraham taat ketika dipanggil berangkat ke negeri yang akan menjadi milik pusakanya, yang belum ia tahu pasti di mana tempatnya,
2)      Dengan iman ia tinggal di kemah di tanah asing,
3)      Karena iman mereka memperoleh anak cucu walaupun dalam usia lanjut,
4)      Karena iman mereka mati sebagai orang yang tidak menikmati apa yang dijanjikan,
5)      Karena iman Abraham rela mempersembahan anaknya sebagai korban bakaran, karena ia yakin Tuhan sanggup membangkitkan orang mati. Ya karena iman Abraham telah melakukan segala-galanya bagi Tuhan.
Tuhan memberkati Abraham dan menggenapkan janjinya kepada anak cucunya, menjadi bangsa besar dan menjadi berkat. Berkat bagi semua bangsa telah digenapi di dalam Tuhan Yesus. Tuhan Yesus sebagai Anak Tunggal Allah telah berkorban sekali untuk selamanya bagi semua orang. Ia bagaikan Anak Domba Allah (Yohanes 1:29) yang dikorbankan menjadi korban penggati bagi kita. Ia mati untuk menebus manusia dari dosa dan akibatnya sekali untuk selamanya dan barang siapa yang percaya ia menerima pengampunan/penebusan dosa dan diselamatkan.(Bersambung).