Kamis, 03 November 2011

DISPENSASI KEINSYAFAN (KEHIDUPAN KAIN DAN HABEL)

Jerry H M Sumanti




A. PENDAHULUAN
    Ketika manusia telah diusir dan hidup dalam penderitaan di luar Taman Eden, manusia mulai berkembang biak dan memenuhi bumi sesuai dengan peraturan yang diberikan Allah ketika masih di Taman Eden, sebelum manusia jatuh dalam dosa. Di luar Taman Eden lahirlah dua orang anak bagi Adam dan Hawa, yakni Kain dan Habel, dan selanjutnya Set kemudian Enos, dan anak-anak laki-laki dan perempuan, dan manusia terus berkembang biak sampai pada zaman Nuh, masing-masing berjalan menurut hati nurani (keinsyafan/kesadaran) sendiri (Kejadian 4 – 6).


B. Kehidupan Kain dan Habel yang berjalan menurut hati nurani 
         masing-masing
        Adam dan Hawa telah jatuh dalam dosa karena menyalahgunakan kebebasan yang Allah berikan kepada mereka. Adam dan Hawa sadar bahwa mereka telah menempuh jalan salah sehingga mereka mencoba melarikan diri dan bersembunyi di balik cawat dan pepohonan di Taman Eden. Allah menghukum mereka dan mengusir keluar Taman Eden, namun Allah tetap mengasihi mereka sehingga membuatkan mereka pakaian dari kulit binatang untuk menutupi ketelanjangan mereka serta mencegah mereka makan buah pohon kehidupan agar mereka tidak akan hidup terus menerus dalam dosa. Allah menjanjikan seorang penyelamat yang akan menghancurkan kekuasaan setan.
       Di luar taman Eden lahirkan dua putra bagi mereka yakni Kain dan Habel. Adam dan Hawa sadar bahwa mereka telah terjerumus dan tentunya mereka tidak menghendaki hal yang sama terjadi bagi keturunan mereka, namun apa daya karena manusia telah kehilangan kemuliaan dan kekudusan Allah dan manusia dipimpin oleh hati nurani sehingga keturunan mereka tidak semulus apa yang mereka kehendaki. Ketika Kain lahir, Hawa sangat mengucap syukur dan berpikir bahwa Kain inilah yang dijanjikan Allah dalam Kejadian 3:15. Hawa berkata, “Aku telah mendapatkan seorang anak laki-laki dengan pertolongan Tuhan.” Kemudian lahirlah anak kedua dan diberi nama Habel. Kedua anak ini merupakan contoh pertama di dalam Alkitab yang menunjuk bahwa di luar Taman Eden manusia berjalan menurut hati nurani masing-masing, apakah hati nurani itu ke arah kebaikan atau kejahatan.

  1. KAIN.
1.  Keberadaan KAIN.
KAIN adalah anak pertama di antara anak-anak pertama yang dilahirkan dalam Dispensasi Keinsyafan ini. Hawa mengatakan bahwa ia dilahirkan atas pertolongan Tuhan (Kejadian 4:1).
a.       Dijadikan bukan lagi dari debu tanah, tetapi dilahirkan sebagai hasil perkawinan penih-benih kehidupan yang ditaruh Allah di dalam kehidupan Adam dan Hawa (Kejadian 1:28).
b.      Dilahirkan dari benih-benih yang telah berdosa, dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23, 5:12).
c.       Dilahirkan sebagai seorang yang berpribadi, yang mempunyai kehendak bebas untuk memilih yang baik ataupun yang jahat, tetapi hati manusia (KAIN) cenderung kepada yang jahat (1 Yohanes 3:12).
d.      Kain, profesinya sebagai seorang petani (Kejadian 4:2). Ia melaksanakan profesinya dengan baik, yakni mengolah tanah sesuai dengan perintah yang diberikan Allah kepada orang tuanya dan menumbuhkan hasil perkebunan/pertanian yang baik.
e.       Namun ia mewariskan sifat pemberontakan Adam. Ia membunuh adiknya sebagai wujud perlawanan kepada Allah. Mengapa ia membunuh? Ia membunuh karena persembahannya ditolak oleh Allah. Mengapa persembahannya ditolak oleh Allah? Allah menolak persembahannya bukan karena jenis persembahannya. Persembahan yang ia berikan kepada Allah merupakan yang terbaik dari hasil perkebunannya, namun persembahannya tidak berkenan kepada Allah karena dasar hati KAIN yang tidak benar sehingga membuat persembahanannya menjadi tidak benar pula. Hatinya tidak benar, ia tidak beriman dan tidak takut kepada Allah, buktinya ia marah, hatinya panas dan Allah sudah memperingatkannya. Namun ia tidak peduli terhadap peringatan Allah, sehingga ia membunuh adiknya dan berdusta kepada Allah (Baca kembali Kejadian 4:1 dst., dan bandingkan dengan 1 Yohanes 3:12 dan Ibrani 11:4).
f.       Kain menjadi pendiri kota Henokh (Kejadian 5:17)(Kota ini dan kota-kota lainnya sampai pada zaman Nuh, sudah musnah oleh karena air bah).
2.  Kejatuhan Kain.
Sebagaimana Adam dan Hawa, demikian juga dengan Kain mempunyai kehendak bebas untuk memilih yang baik atau yang jahat. Kejatuhan Adam dan Hawa karena cenderung memilih yang jahat, demikian juga dengan Kain.
a.       Hatinya cenderung memilih yang jahat.
b.      Ia mengumpulkan yang terbaik dari semua hasil jerih lelahnya mengolah tanah perkebunan untuk dipersembahkan kepada Allah. Namun mengapa persembahannya ditolak dan tidak berkenan kepada Tuhan? Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa persembahannya ditolak oleh Tuhan bukan karena jenis persembahannya, melainkan karena dasar hati Kain yang tidak benar di hadapan Allah. Hatinya tidak beriman, Ia cenderung kepada yang jahat (Kejadian 4:2-7, 1 Yohanes 3:12.
c.       Sebagai bukti lanjut bahwa hatinya jahat adalah ia menjadi iri hati terhadap adiknya karena persembahan adiknya diterima sedangkan ia dan persembahannya ditolak oleh Tuhan. Tindakan lanjutnya yang ia lakukan, ia membunuh adiknya yang tidak tahu menahu akan hatinya (Kejadian 4:5 dst).
d.      Setelah ia membunuh adiknya, ia berani berdusta kepada Tuhan dan tidak mau mengakui dengan sejujurnya akan apa yang telah diperbuatnya di hadapan Allah yang Mahatahu (Kejadian 4:8-10).
3.      Hukuman bagi Kain dan akibatnya bagi kita semua.
Adam dan Hawa pada saat jatuh dalam dosa dihukum oleh Tuhan diusir keluar dari Taman Eden. Demikian pula dengan Kain. Allah menghukum Kain. Ia menerima hukuman dari Tuhan sebagai ganjaran terhadap perbuatan salahnya.
    1. Kain menanggung akibat penumpahan darah orang (Habel) yang tidak bersalah (Kejadian 4:8-10, band. Matius 23:25, Lukas 11:51, 1 Yohanes 3:12).
a.Kutukan Tuhan menimpa Kain sebagaimana menimpa Adam dan Hawa.
b.) Ia terbuang dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adiknya itu dari tangannya.
c.Tanah tidak akan memberikan hasil sepenuhnya baginya.
d.Ia menjadi seorang pelarian dan pengembara.
    1. Hukuman yang berlipat ganda bagi siapa yang melakukan penumpahan darah mengikuti jejak Kain (Kejadian 4:15).
 II.    HABEL
1.      Keberadaan Habel.
HABEl adalah anak kedua (adik Kain) yang dilahirkan dalam keluarga Adam.
a.       Sebagaimana Kain, demikin pula Habel, ia dijadikan bukan lagi dari debu tanah, melainkan dilahirkan sebagai hasil perkawinan Adam dan Hawa.
b.      Dilahirkan dari benih yang telah tercemar oleh dosa.
c.       Dilahirkan sebagai seorang berpribadi yang berkehendak bebas untuk memilih mana yang baik dan yang berkenan kepada Tuhan dan mana yang tidak. Berbeda dengan Kain, Habel memilih yang baik yang berkenan kepada Tuhan. Ia memilih jalan Iman, jalan yang berkenan kepada Allah.
d.      Habel profesinya sebagai peternak, penggembala kambing domba.
e.       Ia merupakan korban iri hati dan pembunuhan yang pertama di dunia ini.
f.       Ia adalah orang beriman, Berdasarkan hati yang takut kepada Allah yakni berdasarkan iman ia mempersembahkan korban persembahan kepada Allah, dan karena berdasarkan imannya itu sehingga ia dan persembahannya berkenan kepada Allah (Ibrani 11:4).
2.      Keimanan Habel.
Berbeda dengan kakaknya, Kain yang hatinya cenderung kepada yang jahat, Habel sebaliknya kepada kebaikan (1 Yohanes 3:12; Kejadian 4:4-10; Ibrani 11:40.
a.       Karena iman, Habel mempersembahan korban kepada Allah.
b.      Karena iman itulah sehingga ia dibenarkan di hadapan Allah dan persembahannya berkenan kepada Allah.
c.       Karena iman, ia masih berbicara, walaupun sudah mati.
d.      Habel disebutkan sebagai salah satu saksi iman dalam urutan saksi-saksi iman yang tercatat dalam Ibrani pasal 11.




             II. PERNYATAAN KASIH ALLAH BAGI KAIN, PERKENANAN ALLAH
                 TERHADAP HABEL DAN PEMULIHAN ALLAH BAGI SEMUA MANUSIA.
     
1.    Allah menolak persembahan Kain karena tidak berdasarkan iman dan menghukum pelanggarannya, namun dibalik penghukuman Allah tersebut, Allah memberikan perlindungan keselamatan baginya dalam pengembaraannya (Kejadian 4:15).
2.          Allah berkenan kepada Habel dan menerima persembahannya karena dilandaskan pada iman kepada Allah (Ibrani 11:4).
3.             Kain telah gagal dengan usahanya sendiri, yakni melakukan sesuatu yang tidak dilandaskan pada iman, tetapi pada keinginan hati sendiri, sehingga membawanya kepada malapetaka. Ia menyangka bahwa jalan yang ia tempuh adalah benar namun ternyata ujungnya menuju maut. Segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman adalah dosa (Roma 14:23 b), itulah yang ditempuh Kain.
4.      Habel dan persembahannya berkenan kepada Allah, karena Habel hidup oleh iman dan melakukan semuanya itu berdasarkan iman.
Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab siapa yang berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Alla ada, dan bahwa Alla memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia (Ibrani 11:6). Jalan inilah yang ditempuh oleh Habel. Ia berkenan kepada Allah karena ia sungguh-sungguh mencari Dia. Hal yang sama berlaku bagi kita sekarang ini, kita harus percaya kepada Allah yang benar. Allah yang benar adalah Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus yang sudah berkorban sekali untuk selamanya di kayu salib untuk menebus kita dari dosa dan memberikan keselamatan sekali untuk selamanya. Tuhan Yesus adalah satu-satunya Juruselamat dan penebus dosa, Ia adalah satu-satunya Jalan kepada Kebenaran dan Kehidupan (Yohanes 14:6, Kisah Para rasul 4:12, 1 Timotius 2:5) (Bersambung)

Rabu, 02 November 2011

DISPENSASI KEINSYAFAN (KEHIDUPAN ADAM DAN HAWA DI LUAR TAMAN EDEN)

Jerry H. M. Sumanti, S.Th.


Pendahuluan
Dispensasi Kesucian dimulai pada Awal pencitaan di mana Allah menempatkan Adam dan Hawa di taman Eden, dan berakhir pada saat mereka jatuh dalam dosa dan diusir keluar taman Eden. Di luar taman Eden tersebut kemudian Allah memulai dengan Dispensasi yang baru yakni Dispensasi Keinsyafan.
Peristiwa kegagalan Adam dan Hawa serta hukuman yang menimpa mereka dalam Dispensasi Kesucian dan akibatnya bagi semua manusia dan makhluk hidup lainnya dalam dispensasi-dispensasi berikutnya, ditulis untuk menjadi contoh, pelajaran, peringatan dan kebaikan bagi mereka yang mau mengasihi Tuhan (Roma 15:4, Roma 8:28, 1 Korintus 10:6, 11). Kita tidak lagi hidup dalam Dispensasi Kesucian, namun Allah melalui Firman-Nya mengingatkan kita untuk hidup dalam kesucian (1 Petrus 1:16).
Dispensasi Kesucian telah berakhir karena kegagalan Adam dan Hawa mematuhi perintah Allah. Mereka sekarang mengetahui dan sadar akan dosa dan kematian. Bumipun terkutuk adanya disebabkan oleh dosa manusia – penderitaan jasmani dan rohani, kelelahan, penyakit, kerja keras dan kematian sekarang menjadi bagian dalam kehidupan manusia. Dosa (tidak patuh pada Allah) harus ada hukumannya, dan kematian menjadi hukuman bagi dosa (Roma 6:23a). Pada masa itu Allah tidak mengangkat seseorang sebagai raja atau penguasa sekalipun. Keinsyafan atau hati nurani manusialah yang menjadi pedomannya, karena manusia sudah dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat (Kejadian 3:14-19).


A.    ADAM DAN HAWA DIUSIR KELUAR DARI TAMAN EDEN
Dalam pelajaran yang lalu telah dijelaskan bahwa Adam dan Hawa diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, diciptakan untuk menjadi partner Allah dalam mengelolah ciptaan-Nya. Mereka ditempatkan di Taman Eden, diberikan segala fasilitas dengan lengkap dan aturan-aturan yang mesti mereka patuhi. Namun mereka gagal dalam mematuhi semua perintah dan peraturan yang diberikan Allah walaupun sebelumnya sudah diberitahukan akibatnya apabila tidak mengindahkannya. Mereka memilih mati dari pada hidup. Akibatnya Tuhan Allah menghukum mereka dan diusir keluar dari Taman Eden untuk menjalani kehidupan di bawa penghukuman. Bumi terkutuk, tanah menumbuhkan semak duri tetapi manusia harus mengusahakannya dengan berpeluh demi kelangsungan kehidupan.  Adam dan Hawa hidup di bawa bayang-bayang pengetahuan baik dan jahat, dikendalikan oleh hati nurani. Di luar Taman Eden ini dimulailah Dispensasi baru, Dispensasi Keinsyafan. Adam dan Hawa dalam dispensasi iniberbeda dengan Adam dan Hawa dalam dispensasi Kesucian. Adam dan Hawa dalam dispensasi Kesucian adalah Adam dan Hawa yang suci, tanpa dosa, segambar dengan Allah. Sedangkan Adam dan Hwa dalam dispensasi Keinsyafan ini adalah Adam dan Hawa yang sudah berubah sifat dan karakter, merekatelah kehilangan gambar dan rupa Allah, kehilangan kesempurnaan, damai dan sukacita, hidup dalam berdosa karena melanggar perintah Allah (lihat kembali pelajaran yang lalu).
Kegagalan Adam dan Hawa mengakibatkan  semua manusia mati dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa sehingga sama sekali tidak dapat menyenangkan Allah (Roma 8:7-8, Efesus 2:1-2). Semuanya ini teerjadi pada saat Adam dan Hawa melanggar peraturan/hukum Allah. Adam dan Hawa jatuh dalam dosa. Kejatuhan mereka mengakibatkan perubahan yang sangat drastis dalam kehidupan mereka dan manusia pada umumnya. Kemuliaan Allah dalam diri manusia sirna seketika. 

B.     PENYEBAB KEJATUHAN MANUSIA KE DALAM DOSA
      Ada empat oknum yang terlibat, yang menjadi penyebab kejatuhan manusia dalam dosa,

  1. Lucifer
Dalam Alkitab (Yesaya 14:12) terjemahan bahasa Inggeris (KJV) kita temukan nama ini, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan “Bintang Timur, Putra Fajar”. Dialah yang menjadi penyebab utama kejatuhan manusia ke dalam dosa. Lucifer pada mulanya adalah malaekat suci, malaekat mulia yang diciptakan oleh Allah. Namun akhirnya ia terbuang oleh karena pemberontakannya kepada Allah. Yang membuat ia terbuang adalah karena ingin menjadi sama derajat dengan Allah (Yesaya 14:12-14; Yeheskiel 28:11-19). Ia menjadi Setan, yang artinya adalah musuh Allah dan manusia (Efesus 6:11-12), atau Iblis yang artinya adalah pendusta/bapa segala dusta (Yohanes 8:44).

  1. Ular
Oknum kedua menyebab kejatuhan manusia ke dalam dosa adalah ular. Ular adalah ular bukan Setan, tetapi dalam beberapa kasus di Alkitab ular menjadi lambang atau simbol Setan. Dalam Kejadian 3:1-5, ular disebut sebagai binatang yang paling cerdik dari semua binatang yang diciptakan Allah. Karena kecerdikannya ini maka ia diperalat oleh Setan. Ia menjadi pengantara Setan yang licik untuk merusak kehidupan manusia yang suci.

  1. Hawa
Hawa adalah manusia kedua yang diciptakan Allah. Ia diciptakan dari sebuah tulang rusuk Adam. Diciptakan untuk menjadi penolong dan pendamping Adam untuk mengolah, menguasai dan menaklukkan serta memenuhi bumi ini (Kejadian 2:21-25; 1:26-28; 2:18). Dalam Kejadian 3:6, ia terpedaya dan terpikat oleh janji muluk Lucifer yang mengumpat dan memutar balikkan Firman Allah. Ia termakan oleh tipu rayuan gombal Setan dengan perantaraan Ular (2 Korintus 11:3; 1 Timotius 2:14).

  1. Adam
Adam, masunia pertama yang diciptakan Allah menurut gambar dan rupa-Nya. Kepadanya pada mulanya Allah memberikan perintah dan peraturan yang sangat tegas, tetapi apa yang terjadi? Tanpa bantahan dan penolakan, ia menerima dan menikmati buah yang dilarang oleh Allah untuk dimakan (Kejadian 3:6,17; 2:16-17; Roma 5:12, 15, 17).

C.     AKIBAT KEJATUHAN MANUSIA KE DALAM DOSA
Akibat manusia mengikuti jejak Lucifer, melanggar perintah Allah, memakan buah yang dilarang oleh Allah maka manusia jatuh dalam dosa dan membuat seluruh umat manusia keturunan mereka sampai sekarang berdosa (Roma 3:10-12, 23; Roma 5:12), dunia dengan segala isinya menjadi terkutuk (Kejadian 3:1 dst).
1.      Hubungan manusia dengan Allah terputus (Kejadian 3:8-9).
Hubungan manusia dengan Allah yang terputus ini, mengakibatkan manusia menjadi seteru Allah (Roma 5:10). Manusia menjadi terpisah dari dan dengan Allah (Yesaya 59:2). Manusia menjadi takut bertemu dengan Allah (Kejadian 3:8-9).
2.      Kehidupan manusia di bumi terkutuk.
Ketika manusia jatuh dalam dosa, bukan saja hubungan manusia dengan Allah terputus, melainkan juga kehidupan manusia di dunia ini menjadi terkutuk, baik manusia pertama Adam dan Hawa, juga manusia keturunan mereka sampai pada kita sekarang ini. Baik jasmani maupun rohani kehidupan manusia menjadi menderita.
a.       Dari segi jasmani, manusia khususnya kaum wanita mengalami sakit bersalin (Kejadian 3:16; 2 Raja-raja 2:19, 21). Manusia harus bersusah payah bekerja mencari nafkah untuk menopang kehidupannya (Kejadian 3:17-19) dan mengalami berbagai penderitaan jasmani (Keluaran 9:3, 9:10, 15:24, 16:3; 2 Raja-raja 4:38, 5:27; Mazmur 107:17-18; Matius 10:8; Roma 8:17-18). Hidup manusia menjadi rapuh dan sementara (Kejadian 5, 6:3; Mazmur 90:9-10) dan pada akhirnya mati (Kejadian 3:19; Ibrani 9:27).
b.      Dari segi rohani, manusia dihantui perasaan takut (Kejadian 3:10) dan saling menuduh serta mempersalahkan (Kejadian 3:12-13), merasa malu dan rendah diri (1 Samuel 18:8-14), mengalami kegelisahan dan kecemasan (Mazmur 55:3-6, 107:6, 13, 19, 28). Juga mengalami keletih lesuan baik jasmani maupun rohani (Mazmur 107:5; Matius 11:28).
c.       Dalam kehidupan manusia terjadi pertentangan batin (Galatia 5:17; Roma 7:15-23).Dari segi lingkungan sosial, terjadi permusuhan antara manusia dengan sesama dan dengan makhluk hidup lainnya (Kejadian 3:14-15; 2 Raja-raja 2:24). Tanah menumbuhkan semak belukar dan rumput duri sehingga manusia harus berusaha mengolahnya untuk dapat memberi hasil (Kejadian 3:18).
3.      Manusia berada di bawah ancaman hukuman kekal.
Kejatuhan manusia dalam dosa membuat hubungan manusia dengan Allah dan hubungan antara sesama manusia serta dengan mahluk yang lain dan juga dengan alam ini menjadi tidak harmonis dan tidak bersahabat. Dan juga terlebih dari semuanya itu, hidup manusia berada di bawah ancaman hukuman kekal. Hukuman yang kekal merupakan keterpisahan untuk selama-lamanya dengan Tuhan. Hal ini akan dialami oleh manusia yang tidak mau berbalik ke jalan Tuhan. Pada akhir dunia ini, mereka yang tidak percaya dan menerima Tuhan Yesus akan mengalami penghukuman ini (Amsal 14:12; 16:25; Matius 24:13; Yohanes 3:36; Roma 6:23a; Wahyu 20:14-15).

D.    PENYATAAN KASIH ALLAH BAGI ADAM DAN HAWA
Manusia telah jatuh dalam dosa dan berada dalam ancaman keterpisahan selamanya dengan Tuhan, tetapi Tuhan tidak menghendaki demikian. Tuhan menghukum manusia yang berdosa, tetapi Dia juga mengasihi manusia dan menghendaki manusia untuk kembali dan diselamatkan. Pada saat manusia pertama Adam dan Hawa terpedaya oleh Iblis yang mengumpat dan memutar balikkan Firman Allah, pada saat itu pula mereka berdosa dan semua manusia menjadi berdosa dan tidak ada seorangpun yang benar, mencari Allah dan berbuat baik (Roma 3:10-12). Namun dalam ketidak berdayaan manusia mencari selamat, Allah datang dan menyatakan cara-Nya dari zaman ke zaman bagaimana manusia dapat selamat. Allah datang dan mencari manusia yang telah dihantui oleh ketakutan akibat melanggar perintah yang diberikan Allah. Dia datang mencari manusia karena Dia mengasihi manusia
Bukti kasih Allah nyata ketika Dia datang dan mencari Adam dan Hawa dan mengorbankan binatang dan membuatkan pakaian dari kulit binatang tersebut untuk menutupi ketelanjangan manusia (Kejadian 3:21). Apabila mereka tidak menerima pakaian rancangan Allah pastilah mereka akan tetap telanjang dan malu. Allah mencegah mereka makan buah pohon kehidupan agar mereka tidak akan terus menerus hidup dalam dosa (Kejadian 3:24). Dan bagi semua manusia, Allah menjanjikan seorang penyelamat (Kejadian 3:15 di samping berbicara akan hukuman perseteruan antara manusia dengan ular dan makhluk hidup yang lain, di dalamnya tersirat nubuatan seorang penyelamat yang akan menghukum Iblis). Janji ini telah digenapi di mana Allah sendiri datang ke dalam dunia ini menjadi manusia di dalam pribadi Tuhan Yesus Kristus,  menjadi hamba dan taat sampai mati di kayu salib untuk menebus manusia dari dosa dan Dia bangkit dari kematian sebagai tanda kemenangan bahwa maut telah dikalahkan (1 Korintus 15:1 dst; Galatia 3; Filipi 2:1 dst). Siapa yang percaya kepada-Nya (menerima Dia menjadi Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi) pasti diselamatkan dan yang tidak percaya pasti dihukum.

E.     PERATURAN-PERATURAN DALAM DISPENSSI KEINSYAFAN
       Manusia telah jatuh dalam dosa akibat tidak mematuhi peraturan yang merupakan larangan yang diberikan Allah kepada mereka di Taman Eden yakni, Jangan makan buah pengetahuan baik dan jahat sebab kalau memakannya mereka akan mati. Manusia telah menyerahkan diri berada di bawah akibat tuntutan hokum dari pada mematuhinya. Manusia mati. Hubungan dengan Allah menjadi putus, demikian pula dengan hubungan antara sesama mahluk hidup. Juga alam semesta ini menjadi tidak bersahabat.
        Kecuali peraturan larangan makan buah pengetahuan baik dan jahat ini telah dilangkahi, dan secara dispensasi ini telah berakhir/tidak berlaku lagi setelah mereka diusir keluar dari taman eden, Namun peraturan-peraturan lain yang disebutkan dalam Kejadian 1:26-30 tetap berlaku dan dilaksanakan dalam Dispensasi Keinsyafan ini, dan tidak ada aturan tambahan bagi manusia dalam menapai kehidupan di luar taman Eden. Kehidupan manusia berjalan menurut hati nurani masing-masing. Kehidupan manusia berjalan di bawah kutuk, di bawah ancaman hukuman dan penderitaan.
        Tanah terkutuk, menghasilkan rumput duri, tetapi manusia harus mengolahnya demi untuk kelangsungan kehidupan. Kehidupan menjadi tidak harmonis, tidak ada damai sejahtera, antara sesama makhluk hidup saling bermusuhan. Perempuan akan melahirkan anak-anak namun dalam penderitaan sakit bersalin. Kaum pria akan bekerja keras berpeluh dalam mengusahakan tanah ini. Dan pada akhirnya manusia dan makhluk hidup lainnya akan mati. Dampak dari semua ini tetap kita alami sampai saat ini dan akan berlangsung terus selama masih ada kehidupan di dunia ini dalam kecemaran dosa.
       
F.      Manusia berjalan menurut hati nurani sendiri
     Seperti telah dijelaskan di atas bahwa dalam dispensasi Keinsyafan ini tidak ada peraturan yang ditambahkan untuk mengatur kehidupan manusia. Manusia dalam dispensasi ini berjalan menurut hati nurani sendiri-sendiri, kemurut kesadaran sendiri. Manusia berbuat sesuatu menurut pandangannya sendiri entah itu baik atau jahat. Berikut ini contoh kehidupan manusia ketururan Adam dan Hawa yang berjalan dan berbuat menurut kehendak masing-masing.
        Ketika manusia telah diusir dan hidup dalam penderitaan di luar Taman Eden, manusia mulai berkembang biak dan memenuhi bumi sesuai dengan peraturan yang diberikan Allah ketika masih di Taman Eden, sebelum manusia jatuh dalam dosa. Di luar Taman Eden lahirlah dua orang anak bagi Adam dan Hawa, yakni Kain dan Habel, dan selanjutnya Set kemudian Enos, dan anak-anak laki-laki dan perempuan, dan manusia terus berkembang biak sampai pada zaman Nuh, masing-masing berjalan menurut hati nurani (keinsyafan/kesadaran) sendiri (Kejadian 4 – 6). (Bersambung)