Senin, 31 Januari 2011

PENTINGNYA BELAJAR ALKITAB SECARA TEPAT DAN BENAR

Jerry H M Sumanti



"Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, 
karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu 
dan semua orang yang mendengar engkau." 
(1 Timotius 4:16).


Alkitab adalah Firman Allah yang ditulis oleh orang-orang yang dipilih-Nya, diberi wahyu dan ilham-Nya sehingga mereka mampu untuk menuliskan Firman Allah tanpa keliru. Ada kurang lebih 40 orang yang dipakai-Nya untuk menulis, dalam jangka waktu penulisan kurang lebih 1600 tahun, yang berbeda latar belakang sosial, budaya dan pendidikan, namun Alkitab yang terdiri dari 66 Kitab yakni  dari Kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu itu tidak saling berkontradiksi melainkan mempunyai kesatuan antara kitab yang satu dengan yang lainnya. (1 Tawarikh 28:19; 2 Timotius 3:16; 1 Petrus 2:20-21). Kita harus mengimani dan mengaminkan bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang adalah otoritas satu-satunya bagi praktik kehidupan percaya.
Dalam pembelajaran yang lalu sudah disampaikan beberapa contoh kasus yang dianggap sebagai saling berkontradiksi dan dijadikan alasan untuk tidak percaya bahwa Alkitab adalah Firman Allah. Contoh-contoh kasus tersebut dapat dijawab sebagai berikut: Mengenai Kedatangan (Kelahiran) Yesus: Yohanes mencatat bahwa Yesus datang bagi semua orang (Yohanes 3:16), sedangkan Matius mencatat bahwa kedatangan Yesus hanya untuk orang Israel saja (Matius 15:24), mana yang benar? Jawabannya adalah kedua-duanya benar. Yohanes menulis tujuan kedatangan Yesus secara umum untuk menyelamatkan manusia dari dosa dan akibatnya, sedangkan Matius menulis tujuan secara khusus untuk memulihkan kerajaan Israel yang sudah terpecahbelah.

Ketika Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk menginjil, Markus menulis bahwa Yesus mengijinkan membawa tongkat, sedangkan Matius dan Lukas menulis bahwa Yesus melarangnya (Markus 6:8;  Matius 10:9-10; Lukas 9:3), mana yang benar? Jawabannya adalah kedua-duanya benar. Ayat-ayat ini harus dibaca secara berkesinambungan, artinya kita harus menyatukan ketiga laporan penulis tersebut sehingga terjadi keserasian sebagai berikut yakni, Tuhan Yesus mengijinkan para murid membawa tongkat yang sudah mereka punyai (Laporan Markus), tetapi jangan mengambil  tongkat kalau mereka belum mempunyainya atau dapat berjalan tanpa tongkat (laporan Lukas), sedangkan Matius menekankan jangan membeli atau mencari tongkat (laporan Matius), dan yang jelas ide pokok dari perintah Tuhan di sini adalah jangan menyediakan apa-apa untuk pergi menginjil.

Mengenai kematian Yudas, Matius mencatat bahwa Yudas gantung diri (Matius 27:4-5), sedang Lukas menulis bahwa Yudas mati karena terjatuh (Kisah 1:18), mana yang benar.  Sebagaimana persoalan di atas hal ini juga kedua-duanya adalah benar. Ketika Yudas gantung diri, kemudian sesuatu terjadi yang menyebabkan ia jatuh dari gantungan dan perutnya robek. Yang jelas Yudas mati akibat perbuatannya mengkianati Yesus. 

Jadi Alkitab  adalah Firman Allah, ditulis karena wahyu dan ilham Allah dan tidak akan mungkin salah dan berkontradiksi.  Untuk memahami dan menerapkannya secara tepat dan benar maka kita harus mempelajarinya dengan tepat dan benar pula.

Dalam posting sebelumnya sudah disampaikan mengenai,
1)   Bagaimana mengetahui Alkitab secara tepat dan benar,
2)   Untuk apa kita dianjurkan belajar,
3)   dan Bagaimana belajar?
(Baca kembali posting sebelumnya).

Perhatikanlah kutipan ayat Alkitab di atas yang menganjurkan kita untuk belajar, yakni: “Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak  usah   malu,  yang  berterus  terang  memberitakan  perkataan  kebenaran itu” (2 Timotius 2:15).

Selanjutnya mari kita perhatikan kutipan ayat Alkitab berikut ini: “Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau (1 Timotius 4:16).”  

Ini adalah  perintah yang sangat penting yang harus  kita perhatikan dan laksanakan dalam kehidupan percaya kita.

1.    Awasilah dirimu sendiri.
Kalimat ini adalah berhubungan dengan kesaksian hidup kita sebagai seorang yang sudah percaya. Kita menjadi anak Allah ketika kita menjadi percaya (Yohanes 1:12), dan selamanya kita menjadi anggota keluarga Allah, diselamatkan menjadi warga negara surga (Yohanes 3:16; Ibrani 10:10, Pilipi 3:20) dan pasti (Roma 5:8-9)  Sebagai anak kita perlu bertumbuh (1 Petrus 2:1-3) dan sebagai anak apabila bersalah dan tidak taat akan mendapat ganjaran (Ibrani 12:5-8).

Bagaimanakah supaya kita dapat bertumbuh? Beberapa hal penting berikut ini mesti kita lakukan dalam kehidupan percaya kita agar dapat bertumbuh dengan baik, yakni:
1.1. Berdoa (1 Tesalonika 5:17; Filipi 4:5-7).
1.2. Membaca/Belajar Alkitab secara tepat dan benar (2 Timotius 2:15; 1 Timotius 3:15-17).
1.3. Bersekutu (Ibrani 10:25; Filipi 1:5, 21; 2 Korintus 6:14-18)
1.4. Bersaksi/Kesaksian (1 Korintus 9:16; 2 Korintus 5:18-21; 2 Timotius 4:2; 1 Yohanes 5:11-13).
1.5. Memberi (2 Korintus 8:13; 9:6-7).

Kunci dari semuanya itu adalah bagaimana penyerahan dan kebergantungan kita kepada Tuhan di bawah pimpinan dan bimbingan Roh Kudus ( Efesus 5:18; Galatia 5:18, 25; Galatia 6:16).

2. Awasilah ajaranmu.

Kalimat ini adalah berhubungan dengan apa yang kita imani/percayai dan pelajari. Apa yang kita imani dan percayai sebagaimana diberitakan dan diajarkan  Alkitab. Selanjutnya bagaimana Alkitab itu kita pelajari dengan tepat dan benar. Kita dapat menerapkan dan melakukan Alkitab secara tepat dan benar dalam kehidupan percaya kita tergantung bagaimana caranya kita mempelajarinya. Bagaimana dan apa yang kita pelajari akan mempengaruhi pertumbuhan diri sendiri dan akan mempengaruhi orang lain.

3. Bertekun dalam semuanya itu.

Bertekun dalam semuanya itu berhubungan dengan kedua hal tersebut di atas yakni mengenai kesaksian kehidupan percaya kita dan apa yang kita imani, percayai dan pelajari dalam kaitan dengan Alkitab.
Mengapa? Ada dua tujuan yang sangat penting bagi kita mengawasi diri dan ajaran, yakni:

3.1. Menyelamatkan diri sendiri

Dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu (sendiri). Menyelamat-kan diri sendiri yang dimaksud adalah supaya kesaksian hidup kita tetap baik dan menjadi berkat bagi banyak orang dan dengan belajar Alkitab secara tepat dan benar akan menghindarkan kita dari ajaran/pengajaran yang salah.

3.2. Menyelamatkan orang lain

Dan semua orang yang mendengar engkau. Ya semua orang, Pertama orang yang belum percaya/belum diselamatkan supaya dapat menjadi percaya dan diselamatkan.  Yang kedua adalah  orang yang sudah menjadi percaya agar supaya terpelihara imannya dan terhindar dari ajaran yang salah.

Setelah kita mempelajari ayat Alkitab tersebut, bahwa ternyata kepada kita sebagai orang percaya diberikan tanggungjawab (1 Timotius 4:11, 15; 1 Petrus 3:15-16) yang sangat besar untuk belajar, memberitakan dan  mengajarkan Alkitab Firman Allah secara tepat dan benar (2 Timotius 2:15).  Oleh sebab itu sangatlah penting bagi kita untuk belajar Alkitab secara berkesinambungan, tepat dan benar.

BELAJAR ALKITAB SECARA TEPAT DAN BENAR

Jerry H M Sumanti


Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah
sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, 
yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu 
(2 Timotius 2:15).

Alkitab adalah Firman Allah yang ditulis oleh orang-orang yang dipilih-Nya, diberi wahyu dan ilham-Nya sehingga mereka mampu untuk menuliskan Firman Allah tanpa keliru. Ada kurang lebih 40 orang yang dipakai-Nya untuk menulis, dalam jangka waktu penulisan kurang lebih 1600 tahun, yang berbeda latar belakang sosial, budaya dan pendidikan, namun Alkitab yang terdiri dari 66 Kitab yakni dari Kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu itu tidak saling berkontradiksi melainkan mempunyai kesatuan antara kitab yang satu dengan yang lainnya.

Memang kalau Alkitab itu hanya dibaca sepintas lalu saja maka akan ditemukan seolah-olah banyak bagian Alkitab yang saling berkontradiksi. Misalnya: Mengenai Kedatangan (Kelahiran) Yesus: Yohanes mencatat bahwa Yesus datang bagi semua orang (Yohanes 3:16), sedangkan Matius mencatat bahwa kedatangan Yesus hanya untuk orang Israel saja (Matius 15:24), mana yang benar? Ketika Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk menginjil, Markus menulis bahwa Yesus mengijinkan membawa tongkat, sedangkan Matius dan Lukas menulis bahwa Yesus melarangnya (Markus 6:8; Matius 10:9-10; Lukas 9:3), mana yang benar? Mengenai kematian Yudas, Matius mencatat bahwa Yudas gantung diri (Matius 27:4-5), sedang Lukas menulis bahwa Yudas mati karena terjatuh (Kisah 1:18), mana yang benar. Itu baru beberapa contoh dan masih banyak lagi yang lain. Bukankah Alkitab itu saling berkontradiksi? Benarkah demikian?

Sekali lagi bahwa apabila kita membaca Alkitab hanya sepintas lalu saja, maka kita akan menemukan dan membenarkan bahwa Alkitab itu saling berkontradiksi dan kita dapat meragukan otoritas Alkitab itu selaku Firman Allah. Oleh sebab itu kita perlu belajar, dan belajar itu adalah perintah Tuhan bagi setiap orang percaya.

Perhatikanlah ayat Alkitab yang dikutip di atas: “Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu” (2 Timotius 2:15).

Marilah kita menelaah ayat Alkitab tersebut, di dalamnya kita akan dituntun:

1. Bagaimana mengetahui Alkitab secara tepat dan benar?

Usahakanlah (dalam terjemahan Alkitab bahasa Inggeris King James Version, kata ini diterjemahkan Study, yang artinya adalah Belajar. Jadi belajar adalah perintah Tuhan.

2. Untuk apa belajar?

Supaya engkau layak di hadapan Allah dan menjadi seorang pekerja yang tidak usah malu. Jadi kita belajar supaya kita berlayak di hadapan Tuhan, dan di hadapan sesama kita tidak dipermalukan. Apa yang kita imani dan percayai dapat kita pertanggungjawabkan (1 Petrus 3:15-16).

3. Bagaimana belajar?

Perhatikan kalimat terakhir dari ayat tersebut di atas, “yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu” Kalimat ini dalam terjemahan bahasa Inggeris KJV adalah Rightly Deviding The Word Of Truth diterjemahkan secara bebas sebagai Membagi Firman Kebenaran itu dengan tepat. Membagi di sini, bukan berarti bahwa kitalah yang membagi-bagi Alkitab itu. Tidak sama sekali, melainkan Allah sendirilah yang telah memberikan Alkitab itu kepada kita sesuai dengan pengaturan/pembagian dari Allah sendiri. Allah sendirilah yang telah membagi Alkitab itu secara tepat dan benar dan kita menjalankan/memberitakan dengan berterus terang akan perkataan kebenaran itu dengan tepat.

Jadi untuk mengetahui Alkitab secara tepat dan benar maka kita mesti mempelajarinya. Kita belajar agar berkenan kepada Allah dan menjadi pekerja yang tidak perlu malu yang dapat mempertanggungjawabkan secara tepat dan benar apa yang kita percayai. Berikut ini terlampir bagan Panorama Alkitab. Bagan tersebut menggambarkan secara ringkas isi Alkitab secara keseluruhan dari Kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu, yakni tentang rencana dan program Allah bagi kehidupan manusia dari zaman ke zaman sampai pada kekekalan. Bagan ini akan kita pelajari secara berkesinambungan dalam pertemuan-pertemuan berikut. Mari kita belajar terus. 


Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, 
biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
(Roma 12:11).

ALKITAB ADALAH FIRMAN ALLAH

Jerry H M Sumanti





A. Pendahuluan

Alkitab adalah Firman Allah merupakan perkataan Allah, di mana Allah berbicara kepada manusia secara tertulis. Alkitab adalah Firman Allah yang menjadi otoritas dan satu-satunya landasan praktik kehidupan percaya.

Alkitab adalah Firman Allah, yang ditulis oleh orang-orang yang dipakai oleh Allah (menerima wahyu dan ilham Allah, digerakkan dan dinafaskan Allah) (2 Timotius 3:16; 2 Petrus 1:20-21). Orang-orang tersebut mempunyai profesi atau pekerjaan yang berbeda, dari kalangan bawah sampai kalangan atas, ada penggembala, pemungut cukai, nelayan, tabib, menteri, raja, filsuf, dll. Juga dari latar belakang pendidikan dan budaya yang berbeda. Lamanya tahun penulisan kurang lebih 1600 tahun (antara tahun 1450 BC – AD 96).

B. PENGERTIAN KATA ALKITAB

Alkitab dalam bahasa Inggeris disebut "Bible". Kata tersebut berasal dari bahasa Gerika (Yunani), "Biblos" yang artinya buku atau kitab. "Ta Biblia", "Biblion" (bentuk jamak – buku-buku atau kitab-kitab).

Alkitab adalah kumpulan kitab yang terdiri dari 66 kitab yang diproses melalui apa disebut KANONISASI. Kanonisasi dari kata "Kanon" artinya "standar" atau "norma" atau "peraturan”. Jadi Alkitab adalah tulisan yang memenuhi standar.

C. PANDANGAN-PANDANGAN TERHADAP ALKITAB

Ada beberapa kelompok/pandangan yang menolak Alkitab adalah Firman Allah.

1. Kelompok Skeptik/Agnostik: Mereka menolak dan bahkan mencemooh Alkitab, mereka beranggapan Alkitab bukanlah Firman Allah.

2. Kelompok Liberalisme: Kelompok ini mengajarkan bahwa Alkitab bukan seluruhnya Firman Allah, tetapi Alkitab berisi Firman Allah dan sebagian hanyalah tulisan/karya manusia saja.

3. Kelompok Neo-Ortodox: Kelompok ini mengajarkan bahwa kata-kata Alkitab menjadi Firman Allah jikalau Allah menggunakannya untuk menghadapi manusia dan pada saat manusia mengerti, kata-kata Alkitab itu menjadi Firman Allah baginya. Jadi Alkitab bukan Firman Allah tetapi dapat menjadi Firman Allah.

Pandangan ketiga kelompok tersebut di atas adalah salah, karena Alkitab tidak mengajarkan demikian. Ajaran Alkitab adalah bahwa Alkitab adalah Firman Allah.

D. ALKITAB ADALAH FIRMAN ALLAH

Pandangan yang benar yaitu, Alkitab adalah Firman Allah. Alkitab ditulis atas ilham/ inspirasi Allah. Alkitab diilhamkan secara verbal kata demi kata secara lengkap. Perhatikanlah kedua bagian ayat Alkitab yang telah disebutkan pada bagian pendahuluan di atas, 2 Timotius 3:16, "Segala tulisan yang diilhamkan Allah ...", 2 Petrus 1:21, "Sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah." Jadi kata demi kata yang ditulis dinafaskan Allah atau berdasarkan dorongan Roh Kudus. Allah menafaskan firman-Nya ke dalam hati, pikiran dan mulut hamba-hamba-Nya sehingga mereka hanya mengemukakan apa yang terlebih dahulu ditaruh Allah dalam hati dan pikiran mereka, tetapi Ia menuntun manusia untuk menuliskan dalam bahasa manusia dan dimengerti oleh manusia sendiri.

Alkitab mengajarkan dan membuktikan bahwa Alkitab adalah Firman Allah. Alkitab yang terdiri dari 66 kitab yang ditulis oleh kurang lebih 40 orang yang berasal dari berbagai golongan masyarakat, tingkat pendidikan, sosial dan ekonomi yang berbeda dan dalam situasi yang berbeda serta kebanyakan tidak saling mengenal yang di antara mereka ada raja, perdana menteri, seniman, filsuf, dokter, nelayan, petani, peternak, dan sebagainya dan ditulis dalam tiga bahasa yakni Ibrani, Aramik dan Yunani, dalam jangka waktu perampungan penulisan kurang lebih 1600 tahun. Namun ke-66 kitab tersebut merupakan satu kesa­tuan yang mengherankan dan dibalik semua itu ada satu tema pokok yang sama dari semua tulisan itu ialah "Penebusan melalui Kristus". Hal ini dapat terjadi karena Allah yang bekerja.

Alkitab mengajarkan dan membuktikan bahwa Alkitab adalah Firman Allah. Misalnya pernyataan-pernyataan kepada Musa (Keluaran 14, 16, dll). Kepada Musa Allah memerintahkan untuk menulis (Keluaran 17:14, 34:27). Para penulis Alkitab berkemampuan dan dijamin serta dipercayai dapat memberi kesaksian dan mengajar kebenaran ilahi karena mereka adalah saksi-saksi mata (Kisah 2:32, 1 Korintus 15:5-8, Ibrani 1:1).

Sejarah dan nubuatan yang digenapi membukti­kan bahwa Alkitab adalah Firman Allah. Nubuatan tentang Tuhan Yesus dalam Perjanjian Lama, tentang kelahiran-Nya, kematian dan kebangkitan-Nya nyata dengan jelas penggenapannya dalam Perjanji­an Baru. Nubuat tentang 4 kekaisaran dunia yaitu akan kejayaan kekuasaan dan kejatuhan kekaisaran Babilonia, Mediparsi, Yunani dan Romawi terbukti benar dalam sejarah dunia, serta keberadaan bangsa Israel dalam kanca sejarah dunia.

Dari sudut pandang ilmu pengetahuan membuktikan bahwa Alkitab benar adalah Firman Allah. Galilio, seorang Ilmuwan mengadakan penyelidikan dan menyimpulkan bahwa bumi ini bentuknya adalah bulat dan Columbus pada abad XV mengadakan perja­lanan laut mengelilingi dunia dan membuktikan bahwa bumi ini benar bulat. Tetapi jauh sebelum kedua tokoh tersebut menyatakan demikian, Alkitab jauh sebelumnya sudah menyatakan bahwa bumi ini bulat (Yesaya 40:21-22; Amsal 8:27) dan disamping itu bukti ilmu pengetahuan mendukung pernyataan Alkitab bahwa bumi ini berada/tergantung pada kehampaan (Ayub 26:7). Cobalah anda memandang ke langit, dapatkah anda menghitung jumlah bintangnya? Orang-orang mencoba untuk menghitungnya. Misalnya hasil perhitungan Hiparchus (200 M), berjumlah 1.022 bintang sedangkan menurut Ptole­my (220 M), berjumlah 1.026 buah, manakah yang benar dari keduanya? Alkitab menyatakan bahwa sesungguhnya jumlah bintang di langit, sama halnya dengan pasir di laut tidak akan terhitung tepat jumlahnya (perhatikanlah apa yang tertulis dalam Kejadian 15:5; 22:17 dan Yeremia 33:22).

Selanjutnya dari penemuan kepurbakalaan akan bukti-bukti peninggalan sejarah sebagaimana tercantum dalam Alkitab dan penemuan naskah-naskah kuno Alkitab (seperti penemuan yang tidak dengan sengaja seorang penggembala berkebangsaan Arab akan gulungan-gulungan naskah kuno di gua Qumran di tepi laut mati yang dikenal dengan "The Dead Sea Scrolls") membuktikan bahwa Alkitab benar. Alkitab adalah Firman Allah.


E. PERANAN ALKITAB DALAM KEHIDUPAN PERCAYA

Kepada Timotius, Rasul Paulus menulis, "Ingatlah ... bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci ..., dan bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci." (2 Timotius 3:15, 1 Timotius 4:13). Dan kepadanya sebagai seorang muda (dan kita sebagai orang percaya sekarang ini).
Rasul Paulus mengingatkan akan peranan Alkitab dalam kehidupan percaya seperti yang diuraikan dalam 2 Timotius 3:15-17 dan 1 Timotius 4:13 adalah sebagai berikut,
1) Bahwa Alkitab itu memberi hikmat (menerangi hati dan pikiran untuk menger­ti),
2) Menuntun kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus,
3) Bahwa Alkitab bermanfaat untuk mengajar,
4) Untuk menyatakan kesalahan,
5) Untuk memperbaiki kelakuan,
6) Untuk mendidik orang dalam kebenaran dan,
7) Untuk membangun dan memperlengkapi orang percaya untuk melakukan pekerjaan baik.


Dan di bagian lain Alkitab menya­takan bahwa,
1) Alkitab itu membeberkan dosa dan kesucian serta yang benar maupun yang jahat (misalnya, Mazmur 119:9-11),
2) Alkitab adalah Pelita dan terang bagi jalan kita (Mazmur 119:105),
3) Alkitab adalah Ketopong keselamatan dan Pedang Roh (Efesus 6:17).

F. Istilah-istilah yang diberikan untuk Alkitab:

Beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut Alkitab itu, antara lain adalah:
1)     Makanan (Matius 4:4).
2)     Pedang Roh (Efesus 6:17).
3)     Pelita (Mazmur 119:105).
4)     Kitab Suci (2 Timotius 3:15).
5)     Kitab (Mazmur 40:8, Wahyu 22:19).
6)     Torat Tuhan (Mazmur 1:2; Yesaya 30:9).
7)     Kitab Tuhan (Yesaya 34:16).
8)     Kitab Kebenaran (Daniel 10:21).

G. PEMBAGIAN ALKITAB

Dahulunya kitab-kitab dalam naskah kuno Alkitab adalah merupakan bentuk susunan satu cerita, tidak dalam pembagian pasal-pasal dan ayat-ayat seperti sekarang ini. Pembagian ke dalam pasal-pasal nanti dilaksanakan tahun 1226 oleh Archbishop dari Centerbury, Stephen Langdon, yang semula sudah dipikirkan oleh Kardinal Sancto. Pembagian pasal-pasal tersebut yakni seperti yang ada pada Alkitab kita sekarang berjumlah 1189 pasal yang terdiri dari 929 pasal dalam Perjanjian Lama dan 260 pasal dalam Perjanjian Baru. Sedangkan pembagian ayat-ayat dilaksanakan oleh Sir Robert Steven dan kemudian dicetak terbitkan oleh Percetakan Alkitab "Genewa Bible" pada tahun 1560 dan merupakan Alkitab pertama yang sudah memakai ayat-ayat.
Berikut pembagian Alkitab menurut kitab-kitab, sebagai berikut, Alkitab merupakan kumpu­lan kitab-kitab yang berjumlah 66 kitab dan merupakan satu kesatuan yang secara umum dibagi dalam dua bagian besar yakni Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

PERJANJIAN LAMA

Perjanjian Lama terdiri dari 39 kitab yang dapat dikelompokkan sebagai berikut,

a. Kitab-kitab Hukum (Pentateuch),

Kitab-kitab Hukum ini disebut juga Kitab-kitab Musa sebab menurut tradisi kitab-kitab tersebut ditulis oleh Nabi Musa, dan berjumlah 5 buah kitab yakni,
1) Kejadian,
2) Keluaran,
3) Imamat,
4) Bilangan,
5) Ulangan.
Isi ringkas kitab-kitab ini adalah, Kitab Kejadian meliputi suatu masa yang panjang, mulai masa penciptan dan berakhir dengan berdiamnya umat pilihan Allah di Mesir. Kenya­taan-kenyataan yang penting dalam kitab Keja­dian adalah tentang kejatuhan manusia dan janji penebusan Allah dan panggilan terhadap umat pilihan Allah. Kitab hukum yang lainnya berisikan hukum-hukum dari bangsa Ibrani (Israel) dan berita tentang perjalanan dari Mesir ke negeri per­janjian.

b. Kitab-kitab Sejarah,

Kitab-kitab yang masuk kelompok ini terdiri dari 12 kitab sebagai berikut,
1) Yosua,
2) Hakim-hakim,
3) Rut,
4) 1 Samuel,
5) 2 Samuel,
6) 1 Raja-raja,
7) 2 Raja-raja,
8) 1 Tawarikh,
9) 2 Tawarikh,
10) Ezra,
11) Nehemia,
12) Ester.

Isi ringkas ke-12 kitab sejarah ini menceritakan tentang penaklukan negeri Kanaan, pemerintahan oleh para hakim, kebangunan dan kejatuhan kerajaan Israel serta kembalinya umat Yahudi (Israel) ke Yerusalem.

c. Kitab-kitab Syair,

Kitab-kitab yang masuk kelompok ini ada 5 buah kitab yakni,

1) Ayub,
2) Mazmur,
3) Amsal,
4) Pengkhotbah,
5) Kidung Agung.
Isi kitab-kitab ini terutama nyanyian-nyanyian pujian, nyanyian ratapan, nasehat dan kata-kata bijak.

d. Kitab-kitab Nabi Besar,

Kitab-kitab yang masuk kelompok ini terdiri dari 5 buah Kitab, yakni,
1) Yesaya,
2) Yeremia,
3) Ratapan,
4) Yehezkiel,
5) Daniel.
Penulis-penulisnya adalah para nabi (Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Daniel) yang hidup selama masa-masa terakhir dari dari sejarah Yerusalem. Allah memberikan nabi-nabi ini untuk memperingatkan manusia (khususnya bangsa Israel) terhadap kehancuran. Beberapa tulisan kitab tersebut adalah berbicara tentang keadaan yang menyedihkan dari Yerusalem dan masa penawanan umat Israel, selebihnya merupakan nubuatan.

e. Kitab Nabi-nabi kecil,

Kitab-kitab Nabi kecil terdiri dari 12 kitab yakni,
1) Hosea,
2) Yoel,
3) Amos,
4) Obaja,
5) Yunus,
6) Mikha,
7) Nahum,
8) Habakuk.
9) Zefanya,
10) Hagai,
11) Zakharia,
12) Maleakhi.
Nabi-nabi penulis kitab-kitab ini hampir semuanya hidup selama masa penawanan dan kembalinya Israel ke Yerusalem. Banyak di antara mereka menulis dan bernubuat tentang Mesias yang akan datang.


PERJANJIAN BARU

Sedangkan Perjanjian Baru terdiri dari 27 kitab yang dapat dikelompokan sebagai berikut,

a. Kitab-kitab Riwayat Hidup,

Kitab-kitab yang masuk kelompok ini umum­nya dikenal sebagai Kitab-kitab Injil, yang masing-masing menyatakan tentang Kehidupan dan pelayanan Tuhan Yesus. Kitab-kitab tersebut adalah,
1) Matius,
2) Markus,
3) Lukas dan
4) Yohanes.
Kitab Matius, Markus, Lukas disebut juga sebagai Kitab Sinoptik, sebab kitab-kitab tersebut banyak memuat/menulis peristiwa-peristiwa yang sama akan kehidupan dan pelaya­nan Tuhan Yesus.

Tema umum/pokok masing-masing kitab tersebut adalah,
1) Matius: Yesus Kristus Raja orang Yahudi dan Mesias,
2) Markus: Yesus Kristus adalah Hamba dan Tuhan,
3) Lukas: Yesus Kristus adalah Anak Manusia,
4) Yohanes: Yesus Kristus adalah Anak Allah, dan Anak Manusia.

b. Kitab Sejarah,

Kitab yang masuk kelompok ini adalah Kisah Para Rasul. Kitab ini menceritakan permulaan sejarah pergerakan Kristen dan mengenai kehidupan dan pelayanan Rasul Paulus. Menurut tradisi kitab ini ditulis oleh Lukas (pasal 1:1, Lukas 1:1).

c. Kitab-kitab tulisan Rasul Paulus,

Kitab-kitab tulisan Rasul Paulus ini disebut juga sebagai Surat-surat kiriman Rasul Paulus. Surat-surat ini berisikan nasehat, penggembalaan, pengajaran, teguran dan petunjuk tentang kehidupan Kristen yang ditujukan kepada pribadi-pribadi dan Sidang-sidang jemaat, yakni,
1) Roma,
2) 1 Korintus,
3) 2 Korintus,
4) Galatia,
5) Efesus,
6) Filipi,
7) Kolose,
8) 1 Tesalonika,
9) 2 Tesalonika,
10) 1 Timotius,
11) 2 Timotius,
12) Titus,
13) Pilemon.
Keseluruhannya berjumlah 13 buah surat.

d. Kitab-kitab tulisan umum,

Kitab-kitab ini disebut juga Surat-surat umum, yang berisi nasehat dan pengajaran. Kitab-kitab atau surat-surat yang masuk kelom­pok ini terdiri dari 8 kitab atau surat, yakni,
1) Ibrani,
2) Yakobus,
3) 1 Petrus,
4) 2 Petrus,
5) 1 Yohanes,
6) 2 Yohanes,
7) 3 Yo­hanes,
8) Yudas.
Penulis/pengirim surat-surat ini sesuai dengan nama masing-masing surat tersebut, kecuali surat Ibrani penulis­nya tidak diketahui dengan pasti.

e. Kitab Nubuatan,

Kitab nubuatan ini hanya terdiri dari satu buah kitab yakni kitab Wahyu. Kitab Wahyu ini ditulis oleh Rasul Yohanes ketika ia berada pada pembuangan di pulau Patmos (Wahyu 1:9). Kitab ini memuat cerita mengenai hal-hal yang akan terjadi kemudian (Eskatologi) dan merupa­kan kitab yang terakhir dalam Alkitab.

H. PENUTUP

“Alkitab Adalah Firman Allah”. Kita mengimani dan mengamini bahwa Alkitab Adalah Firman Allah dan standar kehidupan percaya. Bertekunlah dalam membaca Kitab Suci (Alkitab) dan kiranya dapat menjadi pelaku-pelaku Firman dengan tepat dan benar (Yakobus 1:22-25, 2 Timotius 2:15).

Jumat, 28 Januari 2011

JAMINAN KESELAMATAN KEKAL


Jerry H M Sumanti

Keselamatan dijamin kekal di dalam Yesus (Yohanes 3:16, 10:28; Filipi 1:6)


A. Pendahuluan

Pada posting sebelumnya tentang Penebusan, telah dijelasakan bahwa Allah telah menebus manusia sekali untuk selamanya melalui pengorbanan Allah sendiri. Ia menjadi manusia, menjadi hamba dan taat sampai di kayu salib. Melalui kematian-Nya itu maka Ia telah menebus manusia dari dosa dan kebinasaan. Penebusan-Nya adalah penebusan yangh sempurna dan sekali untuk selamanya, Barang siapa menjadi percaya maka ia mengalami/menerima penebusan itu.

Tuhan Allah melakukan semuanya ini karena tidak ada seorangpun yang mampu untuk menyelamatkan dirinya sendiri dengan usaha apapun juga.


B. Cara manusia mendapatkan keselamatan

Alkitab menjelaskan bahwa ada dua cara dalam mana manusia mendapatkan keselamatan yakni,

Keselamatan melalui perbuatan baik:

Firman Allah melalui Rasul Paulus dalam Roma 2:6-7, menjelaskan bahwa Ia (Allah) akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidak binasaan. Dari kutipan ayat tersebut benar hidup kekal atau keselamatan itu dapat diperoleh dengan ketekunan berbuat baik. Firman Allah tidak pernah salah, tetapi siapakah yang sanggup dengan ketekunan berbuat baik untuk selamat?

Jawabannya terdapat di dalam Roma 3:10 – 12, 23, bahwa tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.

Kalau demikian bahwa tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak, bagaimanakah dapat selamat dengan ketekutan berbuat baik. Berbuat baikpun tidak, bagaimanakah dapat tekun berbuat baik? Jelas tidak seorangpun dapat diselamatkan dengan berbuat baik. Bagi orang percaya perbuatan baik itu wajib dilakukan, bukan untuk memperoleh selamat, tetapi itu merupakan bagian dari kehidupan sebagai orang yang sudah diselamatkan (Efesus 2:10).


Keselamatan adalah Anugerah Allah:

Kalau keselamatan tidak dapat diperoleh dengan perbuatan baik, bagaimanakah seharusnya seseorang itu beroleh selamat, hidup kekal? Perhatikan penjelasan Paulus dalam Roma 3:24-26 dan Efesus 2:8-9, bahwa keselamatan, diberikan dengan cuma-cuma melalui penebusan dalam Kristus Yesus.Keselamatan itu adalah pemberian, atau anugerah Allah semata-mata, dan tidak ada sedikitpun yang dilakukan manusia yang sanggup memperoleh keselamatan itu.

Keselamatan hanya oleh anugerah Allah, bukan karena pekerjaan baik kita. Dari pihak Allah, Allah telah menganuriakan (memberikan) Anak-Nya yang Tunggal (Allah menjadi manusia di dalam Kristus Yesus), mati di kayu salib untuk menebus manusia dari dosa sekali untuk selamanya (Yohanes 3:16; Roma 5:8; Filipi 2:1-10, Ibrani 10:10). Sedangkan dari pihak manusia, apakah mau percaya atau tidak, apakah mau menerima anugerah itu atau tidak? (Yohanes 1:12; Yohanes 3:16; 1 Yohanes 1:11-12). Menerima anugerah itu berarti selamat, menolaknya berarti binasa.


C. Jaminan Keselamatan

Ketika seseorang mengakui dan menerima atau percaya bahwa keselamatan itu hanyalah oleh karena anugerah Allah semata-mata melalui pengorbanan Tuhan Yesus di kayu Salib, percaya dan menerima Tuhan Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi, maka secara otomatis pada saat itu ia beroleh kehidupan kekal. Ia diampuni dosanya, berpindah dari maut ke dalam hidup dan atau ia diselamatkan (Yohanes 5:24; Roma 5:8-10; Ibrani 10:10).

Tetapi yang menjadi persoalan dan pergumulan banyak orang, apakah keselamatan itu pasti dan hanya sekali atau berulang-ulang kali? Bagaimanakah kalau orang yang sudah percaya itu jatuh lagi dalam dosa, apakah ia masih selamat?

1. Persoalan-persoalan tentang Jaminan Keselamatan

Banyak orang sering mempersoalkan mengenai masalah jaminan keselamatan ini, apakah ketika seorang menjadi percaya, ia sudah pasti selamat? Bagaimanakah kalau ia jatuh dalam dosa, apakah ia masih selamat?

Alkitab Firman Allah memberi jawabannya bahwa ketika seorang menerima Tuhan Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya secara peribadi maka pada saat itulah ia diselamatkan, ia menjadi anggota keluarga Allah, Ia menjadi Anak Allah (Yohanes 1:12), dan Roh Kudus memeteraikan ia menjadi anggota keluarga Allah (Efesus 1:13-14). Ia telah berpindah dari maut ke dalam hidup (Yohanes 5:24). Allah melalui Kristus Yesus telah menghidupkannya dari kematian (Efesus 2:4-7).

Persoalan ia, orang percaya jatuh dalam dosa tidak ada kaitan lagi dengan keselamatan, tetapi itu berkaitan dengan kehidupannya sebagai anak Allah (Tuhan). Allah sebagai Bapa akan menghajar anak-anak-Nya apabila jatuh atau berbuat dasa dan tidak mau bertobat (Ibrani pasal 12).

Berikut ini marilah kita memperhatikan beberapa ayat Alkitab sebagai contoh yang sering dikutip untuk mempersoalkan tentang kepastian/jaminan keselamatan itu:

a. Roma 11:21:

Ayat ini tidak berbicara jaminan keselamatan bagi orang yang sudah selamat, tetapi ayat ini merupakan peringatan bagi orang yang tidak percaya. Roma pasal 11 secara keseluruhan adalah berbicara mengenai status bangsa Israel sebagai umat pilihan Tuhan yang karena penolakan mereka terhadap karya penyelamatan Allah di dalam Kristus, sehingga mereka ditempatkan pada posisi/status sebagai orang yang dihukum/ditolak Tuhan. Apalagi bagi bangsa lain yang tidak mau percaya bagaimana mendapat belas kasihan dari Allah? Bagaimana mereka dapat selamat kalau tidak mau menjadi percaya?

b. 1 Korintus 9:24-27:

Ayat ini tidak berkaitan dengan keselamatan, apalagi akan jaminan dari keselamatan itu sendiri. Ayat-ayat ini adalah berbicara bagaimana orang percaya, orang yang sudah selamat hidup di tengah-tengah dunia ini. Rasul Paulus mengumpamakan bahwa kehidupan percaya bagaikan orang yang sedang berada di dalam arena pertandingan, berlomba untuk memperoleh mahkota/pahala dalam kehidupan kekal.

Kita diselamatkan bukan karena pertandingan (perbuatan) tetapi oleh karena percaya/menerima Tuhan Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamat secara pribadi. Dan setiap orang yang sudah diselamatkan diharuskan melakukan perbuatan baik sebagai tanda ketaatan, dan itu dipersiapkan oleh Allah sebelumnya dan Ia mau supaya kita hidup di dalamnya (Efesus 2:10).

c. 1 Timotius 4:1-16:

Sama dengan ayat di atas, ayat ini juga tidak berbicara tentang keselamatan dan jaminan keselamatan kekal. Tetapi ayat ini adalah berbicara dan sebagai peringatan bagi orang-orang percaya untuk waspada terhadap pengajaran yang salah, dan siap sedia mengajarkan yang benar.

Kata keselamatan dalam ayat 16 dalam konteks pasal ini adalah berbicara mengenai terhindarnya orang percaya dari pengajaran yang salah, bukan jaminan keselamatan kekal. Karena apapun yang terjadi orang percaya itu pasti selamat.

d. 2 Petrus 2:1-22:

Penjelasan ayat ini sama dengan 1 Timotius 4 tersebut di atas yakni peringatan akan nabi-nabi dan guru-guru yang mengajarkan pengajaran yang salah, bukan jaminan keselamatan. Rasul Petrus mengambil contoh kehidupan di Sodom dan Gomora.

Sodom dan Gomora dibinasakan Tuhan karena ketidak percayaan mereka terhadap Allah. Tuhan membinasakan Sodom dan Gomora karena ketidak benaran kehidupan mereka, sedangkan Allah menyelamatkan Lot karena memang ia orang benar, orang yang sudah selamat.

e. Ibrani 6:4-6 tentang kemurtadan:

Ayat ini berbicara tentang penolakan terhadap Yesus. Mereka tahu (penulis Ibrani melukiskan ini dengan kata diterangi, mengecap, mendapat bagian) bahwa Yesus adalah Anak Allah, Imam besar yang menjadi pengantara antara Allah dengan manusia, tetapi mereka menolaknya (dilukiskan dengan kata murtad).

Dengan demikian bagian ini tidak berbicara tentang jaminan keselamatan, karena orang yang dimaksud memang belum diselamatkan.

f. Ibrani 10:26:

Ayat ini berbicara tentang tidak ada lagi korban penghapus dosa lain apabila berbuat dosa. Intisari keseluruhan Surat Ibrani adalah berbicara tentang Yesus sebagai Tuhan, Imam Besar dan Anak Domba Allah yang menjadi korban persembahan penebus dosa.

Ibrani pasal 10 secara khusus berbicara tentang Yesus adalah korban persembahan yang sempurna, menggantikan korban-korban persembahan dalam peraturan hukum Musa. Ia menggenapi semua korban-korban tersebut, terutama korban penebus salah/dosa. Ia telah melakukan-Nya sekali untuk selamanya (ayat 10), sehingga korban-korban tersebut tidak ada lagi gunanya karena semuanya sudah digenapi.

Ibrani 10:26, penulis Ibrani mengingatkan kepada orang ibrani yang percaya bahwa sangatlah keliru pada zaman ini ada yang mengajarkan untuk memperoleh penebusan dosa melalui korban-korban tersebut. Kembali ke korban-korban tersebut, sama halnya dengan menginjak-injak Anak Allah, menganggap najis darah perjanjian, dan menghina Roh Kasih Karunia (ayat29), dan untuk lebih jelasnya baca secara keseluruhan Ibrani pasal 10 tersebut.

Dan yang jelas di sini. Siapapun dia, kalau dia belum percaya, belum menerima bahkan tidak mau menerima Tuhan Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi, maka ia belum diselamatkan, melainkan kematian yang mengerikan sedang menantinya.

g. Yudas 1:17-19:

Ayat ini juga merupakan peringatan bagi orang percaya dalam menghadapi pengajaran yang salah. Pada akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek dan sebagainya, namun kepada kita diberi peringatan untuk waspada, membangun dan memelihara iman dalam kesucian dalam menanti kedatangan Kristus untuk mengangkat kita ke dalam kehidupan yang kekal. Dan selama di dunia ini kepada kita diminta untuk menunjukkan belas kasihan kepada yang ragu-ragu, dan menyelamatkan mereka yang sedang menuju kepada kebinasaan. Takut akan Tuhan dan membenci dosa.

2. Bukti-bukti Jaminan Keselamatan

Di atas telah dijelaskan bahwa ketika seseorang menjadi percaya/menerima Tuhan Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi maka pada saat itu ia diselamatkan. Alkitab menjelaskan bahwa keselamatan itu adalah keselamatn yang pasti. Sekali selamat, tetap selamat. Berikut ini beberapa ayat Alkitab yang menjelaskan tentang kepastian atau jaminan keselamatan kekal bagi orang percaya.

a. Yohanes 1:12:

Menerima Tuhan Yesus menjadi Anak Allah. Sekali menjadi anak tetap anak. Menjadi anak Allah bukan karena keinginan daging, melainkan dari Allah (ayat 13).

b. Yohanes 3:3-6:

Menerima kehidupan kekal/keselamatan, seseorang harus mengalami kelahiran kembali, yakni kelahiran secara rohani, kelahiran dari atas. Kelahiran yang dikerjakan oelh roh kudus, bukan dari benih yang fana, tetapi oleh Firman Allah (1 Petrus 1:23). Kelahiran yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang tidak dapat dibatalkan oleh sesuatu apapun.

c. Yohanes 3:16, 36:

Barangsiapa yang percaya beroleh hidup yang kekal. Siapa saja yang percaya (menerima) ia diberikan kehidupan yang kekal.

d. Yohanes 5:24:

Orang percaya berpindah dari maut ke dalam hidup. Tidak seorangpun yang dapat melakukan hal ini, kecuali Allah sendiri. Hanya Allah yang berkuasa melakukan hal ini. Jalan disediakan oleh Allah yakni percaya kepada Tuhan Yesus.

e. Yohanes 10:28 – 29:

Ketika seseorang menjadi percaya, naka pada saat itu ia telah menyerahkan hidupnya ke dalam genggaman tangan Allah, dan tak seorangpun yang dapat merebut mereka dari tangan-Nya.

f. Roma 5:9-10:

Di sini Paulus menjelaskan mengenai hasil pembenaran bahwa setiap orang yang percaya dibenarkan dan pasti diselamatkan dari murka Allah oleh hidup-Nya.

g. Roma 6:3 – 4 :

Orang percaya sudah mati bersama Kristus, bangkit dan hidup bersama Dia. Kita telah mati bagi dosa, tetapi hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.

h. Roma 8:1-39:

Pasal ini secara keseluruhan berbicara tentang kehidupan dan jaminan hidup kekal bagi orang percaya: Hidup oleh Roh, Pengharapan orang percaya, dan keyakinan dan keteguhan iman percaya serta kemenangan di dalam menghadapi tantangan-tantangan.

i. 1 Korintus 6:19-20:

Bahwa orang percaya. Hidupnya bukan miliknya sendiri (band, Galatia 2:19-20), tetapi ia menjadi milik Allah dan tubuhnya menjadi Bait Allah. Allah telah membelinya dengan harga yang telah lunas dibayar (1 Petrus 1:18-19). Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu.

j. 1 Korintus 12:12-13:

Kehidupan percaya telah dibaptiskan menjadi anggota Tubuh Kristus – Satu Tubuh, Tubuh Kristus. Pembaptisan ini dikerjakan oleh Roh Kudus, bahwa orang percaya diidentifikasikan bersama dengan Kristus, menjadi satu tubuh sekali untuk selamanya. Hal ini terjadi ketika seseorang menjadi percaya.

k. 2 Korintus 5:17 – 18:

Ketika seseorang menjadi percaya, maka ia menjadi ciptaan baru, yang lama sudah berlalu dan yang baru sudah datang. Kehidupan percaya mengenakan ciptaan baru menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusannya (Efesus 4:24), dan terus menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya (Kolose 3:10).

l. Efesus 1:13-14:

Kehidupan percaya dimeteraikan oleh Roh Kudus. Roh Kudus menjadi jaminan bagi kehidupan percaya sampai kepada kehidupan yang kekal di dalam Surga.

m. Efesus 2:5-10:

Di dalam Kristus, Allah telah menghidupkan setiap orang yang percaya dan memberi tempat bersama-sama dengan Dia di dalam Sorga, menjadi warga negara Sorga (Filipi 3:20).

n. Filipi 1:6:

Allah telah memulai pekerjaan baik dalam kehidupan percaya, Ia pula yang meneruskan sampai pada akhirnya.

o. Kolose 3:3 – 4:

Orang percaya telah mati dan dibangkitkan bersama Kristus dan hidup orang percaya tersembunyi di dalam Dia.

Itulah kutipan beberapa bagian dari Alkitab yang memberitahukan kepada kita mengenai jaminan kepastian keselamatan.

3. Persoalan kejatuhan Anak Tuhan

Persoalan yang sering dikemukakan dalam menyangga tentang kepastian keselamatan, adalah: “Bolehkah orang percaya itu berbuat dosa, kan ia sudah pasti selamat?” “Bagaimana kalau orang percaya itu jatuh dalam dosa, apakah ia masih selamat?”

Berikut ini marilah kita melihat penjelasan Alkitab mengenai persoalan tersebut, Bolehkah orang percaya itu berbuat dosa karena ia sudah selamat? Kan tidak akan kehilangan keselamatan? Benar! Orang percaya itu tidak akan kehilangan keselamatan apabila ia jatuh di dalam dosa, tetapi Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa sangatlah tidak dibenarkan orang percaya itu untuk berbuat dosa. Ada kemungkinan orang percaya jatuh dalam dosa, tetapi jelas tidak dibenarkan untuk berbuat dosa, apalagi bertekun dalam dosa. Perhatikan Penjelasan Rasul Paulus dalam Roma 6:1, 15, “Bolehkah kita berbuat (bertekun) dalam dosa?” Jawabannya: “Sekali-kali Tidak!” Orang percaya tidak dibenarkan untuk hidup dalam dosa karena Allah di dalam Kristus telah berkorban mati bagi dosa kita dan menguduskan kita sekali untuk selamanya (Ibrani 10:10). Ia telah memerdekakan kita dari dosa, dan oleh sebab itu janganlah mempergunakan kemerdekaan itu untuk kehidupan dalam dosa (Galatia 5:1, 13).

Selanjutnya bagaimana kalau orang percaya itu jatuh dalam dosa, apakah ia masih selamat ataukah kehilangan keselamatan? Di atas telah dijelaskan bahwa tidak dibenarkan apabila orang percaya itu berbuat dosa karena ia sudah dimerdekakan dari dosa, namun tak dapat dipungkiri bahwa ada kemungkinan orang percaya itu jatuh di dalam dosa. Apakah keselamatannya hilang apabila ia jatuh dalam dosa? Jawabannya adalah sekali-kali tidak! Kejatuhan orang percaya dalam dosa tidak akan mempengaruhi keselamatannya, tetapi itu berpengaruh dalam kehidupan percayanya sekarang. Ia tidak akan kehilangan keselamatan, tetapi ia akan kehilangan damai, kehilangan sukacita, akan kehilangan persekutuan baik dengan Tuhan maupun dengan sesama orang percaya dan Ia akan kehilangan pahala. (1 Yohanes 1:5 – 8).

Apabila orang percaya itu jatuh ia, sebagai anak Allah akan dihajar oleh Allah apabila ia tidak bertobat (Ibrani 12:5-11), tetapi ia akan mengalami pengampunan apabila mengakuinya (1 Yohanes 1:9). Sebagai anak Tuhan, Alkitab Firman Tuhan menasehatkan kita untuk hidup dalam kekudusan (1 Petrus 1:13-16).

D. Penutup

Sebagai orang percaya, kita bersyukur, karena Allah di dalam dan melalui Tuhan Yesus kita telah ditebus dari dosa dan diselamatkan sekali untuk selamanya, dan Roh Kudus memeteraikan dan memberi jaminan akan keselamatan yang sudah kita miliki. Sebagai orang percaya marilah kita hidup di dalam kekudusan dan kebenaran. Hidup kita adalah miliknya. Ia telah membeli kita dengan harga telah lunas dibayar, karena itu muliakanlah Ia di dalam seluruh kehidupan kita setiap saat (Roma 12:1-3, Kolose 3:17).

Jumat, 21 Januari 2011

P E N E B U S A N

Jerry H. M. Sumanti



A. PENDAHULUAN

Pada artikel sebelumnya kita sudah mempelajari tentang kejatuhan manusia ke dalam dosa. Manusia jatuh total sehingga segala sesuatu usaha apapun yang dibuat oleh manusia untuk mencari selamat adalah sia-sia belaka dan tidak ada sesuatu apapun perbuatan manusia yang dapat menyenangkan hati Tuhan. Oleh karenanya Allahlah yang datang mencari dan menyelamatkan. Pada artikel ini kita akan membahas bersama satu karya besar Allah bagi umat manusia, yaitu Penebusan.

Alkitab menjelaskan tentang Penebusan, "Allah membenarkan orang-orang berdosa oleh penebusan Darah Kristus. Penebusan ini sempurna, untuk keselamatan manu­ sia, dikaruniakan sebagai pemberian gratis kepada manusia (Roma 3:24-28; Roma 5:1,9; Efesus 2:8-9).



B. PENGERTIAN PENEBUSAN 


Apakah Penebusan itu? Penebusan dapat berarti "Pengambilalihan kembali barang atau sesuatu benda yang tergadai atau terjual, dengan cara melunasi hutang atau membayar harga barang but tergadai/terhutang.

Penebusan ini biasanya terjadi di tempat-tempat pegadaian atau di pertemuan umun dan atau pasar. Penebusan ini akan terlaksana dengan baik manakala si penebus sangg­up dan atau telah membayar lunas hutang/harga barang tebusan itu kepada siapa barang/benda itu tergadai/terhutang.

Pengertian di atas adalah pengertian secara umum, tetapi tidak demikian pengertian penebusan yang dilakukan Yesus Kristus bagi keselamatan manusia. Allah yang melakukan penebusan dan Kristus sebagai penebus dan manusia sebagai tebusan. Allah tidak berhutang kepada siapa-siapa dan manusia tidak terjual kepada siapa-siapa, tetapi manusia terhutang pada tuntutan hukum Allah dan kebenaran-Nya.

Hutang inilah yang ditebus oleh Kristus. Kristus terhukum karena manusia dan Kristus mengembalikan manusia pada kebenaran Allah. 


C. PERLUNYA PENEBUSAN



Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa manusia terhutang pada tuntutan hukum Allah dan kebenaran-Nya dan manusia tidak mampu untuk membayar hutang itu dan kembali pada kebenaran Nya dengan usaha apapun, oleh karenanya penebusan sangat diperlukan supaya hutang pada tuntutan hukum Allah dapat terpenuhi dan manusia dapat kembali pada kebenaran Allah.

Alkitab mengajarkan bahwa semua manusia sudah berbuat dosa (tidak memenuhi tuntutan hukum Allah) dan kehilangan kemuliaan (kebenaran) Allah (Roma 3:23) dan tidak seorangpun yang benar (Roma 3:10-12). Karena manusia terhutang pada tuntutan hukum Allah dan Kebenaran-Nya maka manusia menjadi berdosa (Roma 3:23, 5:12), hidup dalam perhambaan dosa (Roma 6:17,20, Galatia 5:1) dan dalam kegelapan (Efesus 5:8) serta manusia menjadi terkutuk dan maut (Galatia 3:13, 4:5, Roma 6:23a), dan tak mampu melepaskan diri dari padanya (Yesaya 64:6, Roma 5:6-11). Itulah sebabnya penebusan itu diperlu­kan. 


D. CARA PENEBUSAN



Manusia yang terhutang pada tuntutan hukum Allah dan kebenaran-Nya memerlukan penebusan sebab manusia yang berdosa tak sanggup memenuhi tuntutan hukum Allah dan kebenaran-Nya. Bagaimana caranya? Berbagai upaya telah dilakukan manusia untuk itu tetapi semuanya adalah sia-sia belaka, tak ada sesuatu apapun usaha manusia yang dapat menyenangkan Tuhan. 


Alkitab mengajarkan bahwa penebusan itu terlaksana dan diperoleh bukan dengan uang, emas atau perak (1 Petrus 1:17-18), Semua usaha dan perbuatan baik manusia tidak sanggup untuk itu, semuanya adalah sia-sia (Roma 3:10-12, Efesus 2:8-9). Juga tak ada peraturan agama manapun yang dapat memenuhinya (Yohanes 3:10-12) termasuk berusaha hidup sesalehpun tak akan dapat mengembalikan manusia pada tuntutan hukum Allah dan kebenaran-Nya (Yesaya 64:6). 


Penebusan itu adalah merupakan kasih karunia Allah. Allah datang berinkarnasi menjadi manusia, manusia Yesus Kristus dan mati menggantikan (1 Korintus 15:1-3, Kolose 2:12-14, 1 Petrus 3:18, 1 Petrus 2:24), dan menanggung hutang manusia (Yohanes 3:16, Roma 5:8, Efesus 2:5). Ia, Yesus Kristus membayar dengan darah-Nya (Roma 5:9, Efesus 1:7, 1 Petrus 1:19). 


E. WAKTU PENEBUSAN



Kapan Penebusan itu terjadi? Penebusan terja­di ketika harga tebusan lunas terbayar/terlaksa­na. Dalam hubungan dengan penebusan manusia yang terhutang pada tuntutan hukum Allah dan kebenaran-Nya, dari pihak Allah terlaksana secara sem­purna, sekali dan selamanya pada saat Yesus Kristus mati di kayu salib dalam mana darah-Nya tercurah dan Ia mati (1 Korintus 15:1-3, Kolose 2:14, 1 Timotius 2:5-6, Ibrani 2:9, Ibrani 10:9-10). Sedangkan dari pihak manusia secara pribadi penebusan itu segera terjadi pada saat manusia itu percaya atau menerima dan mengakui bahwa Tuhan Yesus sudah melakukan penebusan itu sekali untuk selamanya dan mempercayakan hidup sepenuhnya kepada-Nya bahwa hanyalah Yesus satu-satunya Juruselamat dan Penebus dosa. (Bacalah ayat-ayat Alkitab berikut ini: Yohanes 1:12, Yohanes 3:16, Roma 10:9-10, , Efesus 2:8-9, Kolose 2:61 Yohanes 1:9). Jadi pada saat seseorang menerima Tuhan Yesus menjadi Juruselamatnya secara pribadi maka pada saat itulah orang itu mengalami penebusan, ia ditebus dan diselamatkan. 


F. HASILNYA 


Manusia terhutang pada tuntutan hukum Allah dan kebenaran-Nya, oleh sebab itu penebusan diperlukan. Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa penebusan itu tidak dapat diperoleh dengan bentuk dan cara apapun usaha manusia melainkan hanya dilakukan Allah sendiri melalui pengorbanan Kristus di kayu salib. Melalui pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib, penebusan terlaksana dengan sempurna, sekali untuk selamanya.

Add caption
Add caption

Apabila seseorang menyadari akan ketidak mampuan usaha­ nya, bertobat, percaya dan menerima Yesus Kristus menjadi Juruselamatnya secara pribadi (Yohanes 10:28, Kisah Rasul-rasul 4:12, Roma 8:1-2, Efesus 2:8-9, Ibrani 10:9-10, 1Yohanes 5:13) maka ia mengalami penebusan itu secara pribadi dalam mana hutangnya terlunaskan dan dikembalikan pada kebenaran Allah. Ia diselamatkan/mengalami penebusan (Roma 8:17-23), keluar dari kegelapan dan hidup sebagai anak terang (Efesus 5:8, 1 Tesalo­nika 5:4-5) dan berpindah dari maut ke dalam hidup (Yohanes 5:24, Roma 5:9).

G. PENUTUP 


Pengajaran tentang penebusan adalah salah satu pengajaran yang sangat penting untuk diamal­kan dalam praktik hidup. Mengapa? Karena penebu­san adalah suatu karya Allah yang tak ternilai bagi kehidupan manusia.

Tanpa penebusan, hidup manusia menjadi sia-sia. Tanpa penebusan hidup manusia tetap terhutang pada tuntutan hukum Allah dan kebenaran-Nya yang mengakibatkan manusia terpisah selamanya dengan Allah. Tetapi Allah tak menghendaki manusia ciptaan-Nya terpisah selama­nya dengan-Nya. Ia mau supaya hubungan semua manusia dengan-Nya dipulihkan, hutang dilunasi dan manusia dibebaskan dari tuntutan hukum dan dikembalikan kepada kebenaran-Nya. 


Karena itulah Ia, Allah Tritunggal (Oknum kedua) berinkarnasi menjadi manusia, mausia Yesus Kristus. Ia menjadi Juruselamat dan Penebus dosa manusia. Ia melunasi hutang manusia dengan darah-Nya yang mahal dan Ia membebaskan manusia dari tuntutan hukum dan mengembalikan manusia pada citranya, pada kebenaran Allah. 


Sudahkah karya penebusan yang agung ini menjadi bagian dalam hidup saudara? Saudaralah yang dapat menjawabnya secara pribadi! Sebagai orang yang sudah mengalami penebusan apa yang harus dilakukan dalam hidup ini? Rasul menulis, "Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (1 Korintus 6:20).

Senin, 17 Januari 2011

KEJATUHAN MANUSIA DALAM DOSA

Jerry H. M. Sumanti
 
 
 Semua manusia pada hakekatnya mati dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa sehingga sama sekali tidak dapat berbuat sesuatu apapun yang dapat menyenangkan Allah. (Roma 8:7-8; Efesus 2:1-3)

  

A.  PENDAHULUAN
Alkitab mengajarkan bahwa, semua manusia pada hakekatnya mati dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa sehingga sama sekali tidak dapt menyenangkan Allah (Roma 8:7-8, Efesus 2:1-2).
Awal mulanya terjadi kematian dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa ini adalah ketika manusia pertama Adam dan Hawa melanggar peraturan/hukum Allah. Manusia jatuh dalam dosa. Kejatuhan manusia pertama mengakibatkan perubahan yang sangat drastis dalam kehidupan mereka dan manusia pada umumnya. Kemuliaan Allah dalam diri manusia sirna seketika. Ya, manusia jatuh total dan karenanya manusia tak berdaya untuk menyelamatkan diri sendiri serta sama sekali tidak dapat berbuat sesuatu apapun yang dapat menyenangkan Allah.

B.  PENYEBAB KEJATUHAN MANUSIA KE DALAM DOSA
Ada empat oknum yang terlibat, yang menjadi penyebab kejatuhan manusia dalam dosa,

1.   Lucifer
Dalam Alkitab (Yesaya 14:12) terjemahan bahasa Inggeris (KJV) kita temukan nama ini, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan “Bintang Timur, Putra Fajar”. Dialah yang menjadi penyebab utama kejatuhan manusia ke dalam dosa. Lucifer pada mulanya adalah malaekat suci, malaekat mulia yang diciptakan oleh Allah. Namun akhirnya ia terbuang oleh karena pemberontakannya kepada Allah. Yang membuat ia terbuang adalah karena ingin menjadi sama derajat dengan Allah (Yesaya 14:12-14; Yeheskiel 28:11-19). Ia menjadi Setan, yang artinya adalah musuh Allah dan manusia (Efesus 6:11-12), atau Iblis yang artinya adalah pendusta/bapa segala dusta (Yohanes 8:44).

2.   Ular
Oknum kedua menyebab kejatuhan manusia ke dalam dosa adalah ular. Ular adalah ular bukan Setan, tetapi dalam beberapa kasus di Alkitab ular menjadi lambang atau simbol Setan. Dalam Kejadian 3:1-5, ular disebut sebagai binatang yang paling cerdik dari semua binatang yang diciptakan Allah. Karena kecerdikannya ini maka ia diperalat oleh Setan. Ia menjadi pengantara Setan yang licik untuk merusak kehidupan manusia yang suci.

3.   Hawa
Hawa adalah manusia kedua yang diciptakan Allah. Ia diciptakan dari sebuah tulang rusuk Adam. Diciptakan untuk menjadi penolong dan pendamping Adam untuk mengolah, menguasai dan menaklukkan serta memenuhi bumi ini (Kejadian 2:21-25; 1:26-28; 2:18). Dalam Kejadian 3:6, ia terpedaya dan terpikat oleh janji muluk Lucifer yang mengumpat dan memutar balikkan Firman Allah. Ia termakan oleh tipu rayuan gombal Setan dengan perantaraan Ular (2 Korintus 11:3; 1 Timotius 2:14).

4.   Adam
Adam, masunia pertama yang diciptakan Allah menurut gambar dan rupa-Nya. Kepadanya pada mulanya Allah memberikan perintah dan peraturan yang sangat tegas, tetapi apa yang terjadi? Tanpa bantahan dan penolakan, ia menerima dan menikmati buah yang dilarang oleh Allah untuk dimakan (Kejadian 3:6,17; 2:16-17; Roma 5:12, 15, 17).

C.  AKIBAT KEJATUHAN MANUSIA KE DALAM DOSA
 Akibat manusia mengikuti jejak Lucifer, melanggar perintah Allah, memakan buah yang dilarang oleh Allah maka manusia jatuh dalam dosa dan membuat seluruh umat manusia keturunan mereka sampai sekarang berdosa (Roma 3:10-12, 23; Roma 5:12), dunia dengan segala isinya menjadi terkutuk (Kejadian 3:1 dst).

1.   Hubungan manusia dengan Allah terputus (Kejadian 3:8-9).
Hubungan manusia dengan Allah yang terputus ini, mengakibatkan manusia menjadi seteru Allah (Roma 5:10). Manusia menjadi terpisah dari dan dengan Allah (Yesaya 59:2). Manusia menjadi takut bertemu dengan Allah (Kejadian 3:8-9).

2.   Kehidupan manusia di bumi terkutuk.
Ketika manusia jatuh dalam dosa, bukan saja hubungan manusia dengan Allah terputus, melainkan juga kehidupan manusia di dunia ini menjadi terkutuk, baik manusia pertama Adam dan Hawa, juga manusia keturunan mereka sampai pada kita sekarang ini. Baik jasmani maupun rohani kehidupan manusia menjadi menderita.
Dari segi jasmani, manusia khususnya kaum wanita mengalami sakit bersalin (Kejadian 3:16; 2 Raja-raja 2:19, 21). Manusia harus bersusah payah bekerja mencari nafkah untuk menopang kehidupannya (Kejadian 3:17-19) dan mengalami berbagai penderitaan jasmani (Keluaran 9:3, 9:10, 15:24, 16:3; 2 Raja-raja 4:38, 5:27; Mazmur 107:17-18; Matius 10:8; Roma 8:17-18). Hidup manusia menjadi rapuh dan sementara (Kejadian 5, 6:3; Mazmur 90:9-10) dan pada akhirnya mati (Kejadian 3:19; Ibrani 9:27).
Dari segi rohani, manusia dihantui perasaan takut (Kejadian 3:10) dan saling menuduh serta mempersalahkan (Kejadian 3:12-13), merasa malu dan rendah diri (1 Samuel 18:8-14), mengalami kegelisahan dan kecemasan (Mazmur 55:3-6, 107:6, 13, 19, 28). Juga mengalami keletih lesuan baik jasmani maupun rohani (Mazmur 107:5; Matius 11:28). Dalam kehidupan manusia terjadi pertentangan batin (Galatia 5:17; Roma 7:15-23).
Dari segi lingkungan sosial, terjadi permusuhan antara manusia dengan sesama dan dengan makhluk hidup lainnya (Kejadian 3:14-15; 2 Raja-raja 2:24). Tanah menumbuhkan semak belukar dan rumput duri sehingga manusia harus berusaha mengolahnya untuk dapat memberi hasil (Kejadian 3:18).

3.   Manusia berada di bawah ancaman hukuman kekal.
Kejatuhan manusia dalam dosa membuat hubungan manusia dengan Allah dan hubungan antara sesama manusia serta dengan mahluk yang lain dan juga dengan alam ini menjadi tidak harmonis dan tidak bersahabat. Dan juga terlebih dari semuanya itu, hidup manusia berada di bawah ancaman hukuman kekal. Hukuman yang kekal merupakan keterpisahan untuk selama-lamanya dengan Tuhan. Hal ini akan dialami oleh manusia yang tidak mau berbalik ke jalan Tuhan. Pada akhir dunia ini, mereka yang tidak percaya dan menerima Tuhan Yesus akan mengalami penghukuman ini (Amsal 14:12; 16:25; Matius 24:13; Yohanes 3:36; Roma 6:23a; Wahyu 20:14-15).

D.  WAKTU DAN JALAN KELUAR DARI KEJATUHAN DALAM DOSA
Manusia telah jatuh dalam dosa dan berada dalam ancaman keterpisahan selamanya dengan Tuhan, tetapi Tuhan tidak menghendaki demikian. Tuhan menghukum manusia yang berdosa, tetapi Dia juga mengasihi manusia dan menghendaki manusia untuk kembali dan diselamatkan.
Bukti kasih Allah nyata ketika Dia datang dan mencari Adam dan Hawa dan mengorbankan binatang dan membuatkan pakaian dari kulit binatang tersebut untuk menutupi ketelanjangan manusia (Kejadian 3:21). Apabila mereka tidak menerima pakaian rancangan Allah pastilah mereka akan tetap telanjang dan malu. Allah mencegah mereka makan buah pohon kehidupan agar mereka tidak akan terus menerus hidup dalam dosa (Kejadian 3:24). Dan bagi semua manusia, Allah menjanjikan seorang penyelamat (Kejadian 3:15 disamping berbicara akan hukuman perseteruan antara manusia dengan ular dan makhluk hidup yang lain, di dalamnya tersirat nubuatan seorang penyelamat yang akan menghukum Iblis).
Allah mengasihi manusia sehingga berbagai cara dilakukan-Nya untuk menyelamatkan manusia (Ibrani 1:1-3). Pada zaman Nuh Allah memilih Nuh orang yang benar di hadapan-Nya menjadi  pemberita kebenaran dan membuat bahtera untuk menyelamatkan manusia dari hukuman (Kejadian pasal 6-8). Siapa yang percaya pasti diselamatkan dan yang tidak percaya pasti dihukum. Pada zaman kekacauan sesudah peristiwa menara Babel, Allah memilih Abraham untuk menjadi saluran berkat keselamatan bagi semua bangsa yang diteruskan pada Ishak, Yakub (Kejadian 12 dst), kemudian kepada bangsa Israel Allah menyampaikan hukum-hukum dan peraturan peribadatan sebagai penuntun sampai Allah (Oknum ke dua Allah Tritunggal) datang sendiri dalam rupa manusia Yesus Kristus menjadi hamba dan taat sampai mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia dan bangkit memberi kemenangan (1 Korintus 15:1 dst; Galatia 3; Filipi 2:1 dst). Ia kembali ke surga dan berjanji akan datang kembali untuk mengangkat yang percaya  ke surga (1 Tesalonika 1:1 dst) dan kemudian Ia akan datang memerintah sebagai Raja dalam kerajaan Milenial-Nya sampai pada akhirnya Iblis dan para pengikutnya dihukum kekal di dalam lautan api (Wahyu 20). Siapa yang percaya pasti diselamatkan dan yang tidak percaya pasti dihukum.
Allah sudah menyatakan kasih-Nya yang begitu besar dan melimpah. Kepada manusia diberikan kesempatan untuk menerima kasih itu, berbalik dan bertobat karena Allah tidak menghendaki seorangpun binasa (2 Petrus 3:9). Ini merupakan satu-satunya syarat apabila manusia mau bangkit dari kejatuhan yakni, percaya terhadap kerja kuasa Allah dalam Yesus Kristus, menerima-Nya menjadi Tuhan dan Juruselamat secara pribadi.

E.  HASILNYA.
Ketika manusia percaya dan menerima cara kerja kuasa Allah dari zaman ke zaman sampai cara terakhir dinyatakan Allah melalui pengorbanan Kristus Yesus di kayu salib untuk menebus dan membebaskan manusia dari dosa, maka manusia diselamatkan. Alkitab dengan tegas dan jelas mengajarkan bahwa ketika seorang itu percaya maka ia diselamatkan sekali untuk selamanya. Hubungan manusia dengan Allah dipulihkan/manusia didamaikan dengan Allah (Roma 3:25; 2 Korintus 5:18; Kolose 1:22), demikian pula antara sesama (Efesus 2:13-17) dan manusia terlepas dari hukuman kekal. 
Beberapa kata dan pengertian digunakan dalam Alkitab untuk melukiskan akan keselamatan yang kekal itu a.l., Ditebus dan diampuni dosanya (Yesaya 1:18, 1 Korintus 15:3, 1 Timotius 2:6, Ibrani 2:9-10, 1 Petrus 1:18, 1 Yohanes 1:9); dibangkitkan dari kematian rohani (Efesus 2:1-5); berpindah dari mati ke dalam hidup (Yohanes 5:24); dibenarkan di hadapan Allah (Roma 5:1); dimerdekakan dari perhambaan dosa (Roma 6:18, 8:1-2); dikuduskan sekali untuk selamanya (Ibrani 10:10-14); menjadi anak-anak Allah, ahli waris dan warga Kerajaan Allah (Yohanes 1:12, Roma 8:16-17, Efesus 1:13-14, Filipi 3:20). Dalam  kehidupan praktis orang percaya, ia menjadikan ciptaan baru yang terus menerus dibaharui (2 Korintus 5:17, Kolose 3:10), beroleh damai, berkat dan sukacita rohani dari atas (Yohanes 10:9-10, Efesus 1:3).

F.   PENUTUP
Pada saat manusia pertama Adam dan Hawa terpedaya oleh Iblis yang mengumpat dan memutar balikkan Firman Allah, pada saat itu pula mereka berdosa dan semua manusia menjadi berdosa dan tidak ada seorangpun yang benar, mencari Allah dan berbuat baik (Roma 3:10-12). Namun dalam ketidak berdayaan manusia mencari selamat, Allah  datang dan menyatakan cara-Nya dari zaman ke zaman bagaimana manusia dapat selamat. Cara terakhir dan merupakan satu-satunya sekarang ini dalam mana manusia dapat terlepas dari belenggu dosa dan diselamatkan adalah melalui percaya dan menerima Tuhan Yesus yang sudah mati di kayu salib karena dosa manusia dan bangkit mengalahkan maut (Ibrani 1:1-3). Hanya satu hal diminta dari manusia, yaitu PERCAYA (Yohanes 1:12, 3:16; Efesus 2:8-9).