Rabu, 30 Januari 2019

HARI RAYA PASKAH





HARI RAYA PASKAH
Oleh: Jerry H M Sumanti, STh.

Tulisan yang lalu telah dijelaskan secara singkat mengenai hari-hari raya yang menjadi bagian dalam peribadatan bangsa Israel, yang diperintahkan Tuhan untuk mereka lakukan turun temurun. Termasuk di dalamnya adalah Hari Raya Paskah (Keluaran 12:1-14, 17, 21, Imamat 23:5, Bilangan 9:1-14, Ulangan 16:1-7).

Hari raya Paskah adalah hari raya memperingati pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Dirayakan sekali dalam setahun (14 Nisan), dan Paskah Tahunan atau Paskah Tahun Yobel (disebut Sabat Besar – 15 Nisan). Pada hari ini bangsa Israel menyembelih dan memakan anak domba, bersama dengan sayuran pahit dan roti tidak beragi di rumah tangga masing-masing sebagai peringatan mengenang hari pembebasan bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir.

Paskah diterjemahkan dari bahasa Ibrani Pasakh yang artinya ‘keluaran” (Passover) yang menggambarkan keluarnya atau pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di tanah Mesir, upacara mana diiringi dengan pemberian korban persembahan Anak Sulung Domba Jantan yang tak bercacat celah, makan roti tidak beragi dan sayuran pahit serta minum anggur. Perayaan Paskah bangsa Israel ini diteguhkan dalam Torat dan sudah menjadi tradisi turun temurun yang diperingati setiap tahun sampai sekarang ini sambil menantikan janji kedatangan Messias sebagaimana dinubuatkan dalam Torat. Sampai sekarang ini secara bangsa, bangsa Israel tidak percaya bahwa Yesus yang tersalib sekitar 2000 tahun lalu adalah Messias yang dijanjikan dalam Torat itu.

Peristiwa Penyaliban, kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus terjadi sekitar perayaan Paskah Bangsa Israel (Matius 26:17, 26 – 28). Penyaliban, Kematian dan Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus yang terjadi pada hari perayaan Paskah ini merupakan penggenapan nubuatan bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Anak Domba Allah yang dikorbankan untuk menebus dosa manusia sekali untuk selamanya. Peristiwa ini merupakan penggenapan nubuatan yang terkandung dalam Paskah Bangsa Israel, yang terjadi persis sama dengan Paskah Bangsa Israel pada tanggal 14 Nisan dan Paskah Tahun Yobel (Tahun Pembebasan) 15 Nisan 32 M (Kalender Modern – jatuh pada bulan April).

Penyaliban, Kematian dan Kebangkitan Yesus menggenapi semua persyaratan yang diminta dalam pelaksanaan Paskah Bangsa Israel, baik Paskah yang dirayakan setiap tahun maupun Paskah Tahun Yobel (Tahun Pembebasan atau sabat Besar yang dirayakan setiap 50 tahun). Yesus  menjadi “Anak Domba” yang menjadi korban sekali untuk selamanya bagi umat manusia (Yohanes 1:29; Ibrani 10:10). Kebangkitan Kristus dari kematian adalah sebagai tanda kemenangan dari maut bagi yang percaya (1 Korintus 15:57).

Pada umumnya sesuai dengan kalender modern dinyatakan bahwa penyaliban dan kematian Tuhan Yesus Kristus terjadi pada hari Jumat menjelang Sabat (Sabtu), sedangkan Kebangkitan Yesus terjadi pada hari pertama dalam Minggu itu yaitu hari Minggu (hari Sabtu Malam bagi bangsa Israel sudah masuk hari Minggu). Hari pertama atau hari Minggu inilah yang kemudian diperingati menjadi hari-hari pertemuan Kristen secara teratur. Itu sudah dimulai oleh Para Rasul dan orang-orang percaya pada zaman rasul-rasul (Yohanes 20:1, 19, 26; Kisah Rasul 20:7; 1 Korintus 16:2; Wahyu 1:10). Sejak saat itu dalam kekristenan awal tidak ada lagi hari-hari raya khusus sebagaimana dalam kalender Bangsa Israel, karena semuanya itu hanyalah bayangan akan kedatangan Kristus. Kembali ke penyaliban dan kematian Tuhan Yesus, sebelum Ia disalibkan dan mati, Ia telah mengatakan bahwa, Ia akan berada di dalam perut bumi selama “tiga hari tiga malam” (Matius 12:40). Sesuai dengan pernyataan Alkitab bahwa hari pertama adalah hari Minggu dan bertolak dari pernyataan ayat tersebut di atas ini maka penyaliban dan kematian Tuhan Yesus dapat dipastikan bukan pada hari Jumat melainkan pada hari Rabu (Rabu Siang Yesus mati, sebelum jam 18.00 Ia dikubur, Kamis Paskah tahun Yobel – Hari Perhentian – Sabat Besar, Jumat murid-murid mempersiapkan rempah-rempah, Sabtu hari Sabat rutin, Sabtu malam sesudah Sabat Ia bangkit, Hari Minggu murid-murid mendapatkan kubur telah kosong). Yang jelas, peristiwa penyaliban dan kematian Tuhan Yesus terjadi pada hari perayaan Paskah. Pada waktu itu ada dua perayaan paskah yakni Perayaan Paskah memperingati pembebasan dari perbudakan di Mesir dan Paskah Tahun Yobel (Sabat Besar) atau Tahun Pembebasan.  Penyaliban, Kematian dan Kebangkitan Tuhan Yesus menggenapi semua yang dituntut hukum Torat, termasuk di dalamnya perayaan Paskah. Kekristenan pada awal perkembangannya tidak lagi mengadakan peringatan hari Paskah. Perayaan hari Paskah, hari Pentakosta dan Kenaikan ke Sorga nanti menjadi bagian dari upacara-upacara Gereja kemudian setelah diresmikan  pada Konsili Nicea pada tahun AD 325.


Simbol-simbol dalam Perayaan Paskah: Paskah yang diajarkan Alkitab sebagaimana telah dijelaskan di atas adalah hari raya yang dipentahkan Tuhan untuk dikenang oleh bangsa Israel sebagai pembebasan mereka dari perbudakan di tanah Mesir. Pada waktu itu mereka harus berkumpul/bersekutu dalam rumah masing-masing dengan kegiatan peribadatan, menyembelih anak domba jantan yang tidak bercacat celah sebagai korban keselamatan penebus (darah domba dipercikan di pintu-pintu rumah, dagingnya dimakan bersama dan tulang-belulangnya tidak boleh dipatahkan), makan roti tidak beragi, dan makan sayur pahit dan minum anggur. Semua symbol-simbol ini sudah digenapi melalui pengorbanan Tuhan Yesus di Kayu salib.

Perayaan Paskah Modern yang ditetapkan pada Konsili Nicea tahun AD 325 setiap jumat minggu kedua bulan April (dalam tradisi disebut sebagai Jumat Agung). Dalam kalender Internasional (masih berkaitan dengan Paskah), hari kebangkitan Tuhan Yesus disebut Easter dengan menggunakan symbol-simbol telur dan kelinci. EASTER adalah nama Dewi Musim Semi, ilah sesembahan di Babilonia (Babel). Kebiasaan-kebiasaan dalam penyembahan Dewi Easter ini adalah mempersembahkan Korban Kelinci sebagai simbol kebebasan sex dan Telur sebagai simbol reinkarnasi. Telur dan Kelinci inilah yang diadopsi dalam hari libur Paskah sebagai simbol kelahiran baru. Dalam kekristenan mestinya hal seperti ini dibuang bukannya diadopsi.  

Tuhan Yesus telah mati dikayu salib sekali untuk selamanya. Ia menjadikan diri-Nya sebagai korban untuk menebus, membebaskan dan menyelamatkan kita.(Bersambung).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar