Rabu, 30 Januari 2019

HUKUM-HUKUM (KETENTUAN DAN PERATURAN PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN


Gambar terkait

HUKUM-HUKUM (KETENTUAN DAN PERATURAN)
PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN

Oleh: Jerry H M Sumanti, STh.

Persembahan persepuluhan adalah persembahan sepersepuluh dari hasil usaha yang diperoleh. Persembahan persepuluhan ini dalam Alkitab pertama kali dibicarakan di mana Abraham bapa leluhur memberikan sepersepuluh dari hasil jarahan kepada Imam Melkisedek (Ibrani 7:2, 4) Kemudian pada bangsa Israel untuk suku Lewi yang menerima jabatan Imam dan mendapat tugas pekerjaan pada Kemah Pertemuan (Kema Suci/Bait Allah) menurut Hukum Torat (Ibrani 7:5; Ibrani 18:21).

Persembahan persepuluhan ini yang kemudian diteguhkan menjadi bagian dalam hukum-hukum (ketentuan dan peraturan) peribadatan bangsa Israel turun-temurun. Apabila tidak memberikan persembahan persepuluhan maka bangsa Israel dianggap tidak memelihara ketetapan Tuhan bahkan dinyatakan sebagai menipu Tuhan, tetapi berkat Tuhan mengalir kepada mereka yang mematuhinya (Perhatikan apa yang ditulis dalam Maleakhi 3:6-12 tentang persembahan persepuluhan; dan Imamat 27, Bilangan 18, Ulangan 14:22-29 tentang peraturan pemberian persembahan). 

Disamping persembahan persepuluhan, dalam bagian-bagian kitab tersebut dibicarakan juga mengenai persembahan khusus, persembahan nazar, persembahan sukarela dan sebagainya. Itu semuanya menjadi peraturan yang harus dipelihara oleh bangsa Israel dalam berbangsa, bernegara dan beragama. Israel pada waktu itu adalah bangsa yang system kepemerintahannya adalah Teokrasi, pemerintahan langsung dari Allah. Bangsa yang dipilih Tuhan untuk menjadi saluran berkat bagi banyak bangsa seperti dijanjikan-Nya kepada Abraham, Ishak, Yakub, bangsa yang segala peraturannya berasal langsung dari Tuhan.

Persembahan persepuluhan kemudian menjadi bagian dalam peraturan, Hukum Torat yang harus dijalankan dengan semestinya oleh bangsa Israel. Namun perlu diingat bahwa pemberian persembahan persepuluhan bukan dimulai nanti pada bangsa Israel dalam dispensasi Hukum Torat, tetapi persembahan persepuluhan sudah ada sejak Abraham (dispensasi Perjanjian) dan kita tidak mengetahui latar belakangnya, tidak ada peraturan yang mengaturnya, hanya diceritakan bahwa Abraham memberikan persepuluhan kepada Imam Allah, Raja Salem, Melkisedek. Dalam kitab Ibrani Meelkisedek diidentikkan dengan Kristus sebagai Imam Besar, Imam Agung.


Dalam Dispensasi Anugerah sekarang ini, Rasul Paulus tidak menyinggung secara gamblang mengenai persembahan persepuluhan ini. Rasul Paulus membicarakan dan menulis mengenai pemberian persembahan sebagaimana dijelaskan dalam 2 Korintus pasal 9, yaitu memberi persembahan menurut kerelaan, tidak dengan sedih hati dan atau karena paksaan melainkan dengan sukacita. Di sini Rasul Paulus menjelaskan mengenai motivasi seseorang dalam memberikan persembahan sebagaimana juga disebutkan dalam Yesaya pasal 1:10-20. Sama halnya dalam kitab-kitab Injil, Tuhan Yesus mencelah para ahli Torat dalam memberi persembahan di Bait Allah, yang memberi dengan motivasi mendapat pujian dari banyak orang, dan memuji janda miskin yang memberi sedikit namun dengan kerelaan.



Ada pendapat bahwa, kasih seseorang terhadap Tuhannya tidak dapat diukur berdasarkan berapa besar dan banyaknya materi yang dipersembahkannya kepada Tuhan, melainkan oleh karena motivasi orang tersebut memberi apakah karena mengasihi Tuhan atau tidak. Penulis sangat setuju dengan pendapat tersebut.

Selanjutnya mari kita kembali ke persoalan persembahan persepuluhan tersebut di atas. Perhatikan kembali penjelasan Paulus tentang pemberian persembahan dalam 2 Korintus pasal 9 tersebut di atas, Paulus menjelaskan bahwa apabila seseorang memberi persembahan, 

1) harus memberi menurut kerelaan, 
2) tidak dengan sedih hati, 
3) bukan karena paksaan, 
4) bukan karena hanya untuk memenuhi peraturan yang berlaku, 
5) memberikan harus dengan sukacita

Jadi yang ditekankan oleh Rasul Paulus di sini dalam soal memberi adalah motivasi dari memberi itu sendiri, bukan karena berapa besar atau banyak jumlah yang diberikan. Kalau begitu apakah dengan berdasarkan surat Rasul Paulus tersebut persembahan persepuluhan sudah dibatalkan? Penulis mengamati bahwa apa yang ditulis oleh Rasul Paulus kepada jemaat Korintus tersebut di atas tidaklah  bermaksud untuk membatalkan pemberian persepuluhan. Penulis berpendapat bahwa dengan penjelasan tersebut Rasul Paulus tidak bertujuan membatalkan pemberian persepuluhan, justru pernyataan Paulus tersebut meneguhkan tentang hal tersebut dan Rasul Paulus mau mengingatkan supaya setiap orang percaya apabila memberi haruslah memberi dengan segenap hati bukan karena sekedar memenuhi peraturan hukum, karena mereka memberi adalah untuk pekerjaan pelayanan dan memberi karena mengasihi Tuhan, termasuk di dalamnya adalah memberikan persembahan persepuluhan, dan pemberian persepuluhan ini merupakan persembahan minimum yang harus diberikan oleh semua orang percaya yang menerima berkat dari Tuhan. Tuhan memberikan kepada kita 100% dan Tuhan meminta dari kita 10%. Lebih dari 10% yang diberikan digolongkan sebagai persembahan-persembahan khusus dan sukarela. Alkitab mengajarkan bahwa Tuhan akan selalu memberkati setiap orang yang memberi berdasarkan penjelasan Rasul Paulus tersebut di atas, yang juga sudah dibicarakan dalam dispensasi-dispensasi sebelumnya (terutama dalam dispensasi Perjanjian dan Torat).

Melalui pembelajaran dispensasi, kita didorong untuk belajar dan diajar untuk membagi, menempatkan dan menjalankan Firman Allah (Alkitab) itu pada proporsi yang benar dan tepat (2 Timotius 2:15). Alkitab Firman Allah dari Kejadian sampai Wahyu adalah berita dan pengajaran dari Allah yang berkesinambungan yang menjadi otoritas mutlak bagi kehidupan percaya, tidak saling bertentangan melainkan saling melengkapi dan menggenapi. (Bersambung).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar