HARI-HARI PERIBADATAN
Oleh: Jerry H M Sumanti, STh
Berikut ini marilah kita memerhatikan mengenai hari-hari perayaan bangsa Israel yang berkaitan dengan ketentuan dan peraturan yang menyangkut kehidupan peribadatan tersebut:
1. Memeringati dan menguduskan hari
Sabat (Keluaran 20:8-11) dengan ketentuan dan peraturannya. Sabat artinya
PERHENTIAN, disebut juga hari ketujuh, pertama kali disebut dalam Kejadian
2:1-3. TUHAN berhenti (bukan beristirahat – karena sampai hari ini TUHAN tetap
bekerja) dari mencipta (karena semua sudah selesai dan sungguh amat baik –
Kejadian 1:31) pada hari ketujuh dan menguduskannya. Hari ketujuh ini atau hari
Sabat kemudian diteguhkan TUHAN bagi umat Israel pada waktu pemberian
hukum-hukum sebagai satu hari yang harus dilakukan oleh orang Israel, yakni
menyediakan waktu khusus untuk mengsyukuri segala karya TUHAN dalam kehidupan
ini. Hari ini dijadikan hari perhentian – hari peristirahatan penuh dari segala
pekerjaan. Pada hari itu harus beristirahat total, tidak boleh melakukan
pekerjaan apapun. Orang yang melanggar peraturan ini harus dihukum mati (Keluaran
35:1-3).
2. Tahun Sabat (Keluaran 23:10-11,
Imamat 25:1-7). Tahun Sabat atau Tahun ketujuh. Pada tahun ini bangsa Israel
dilarang untuk mengolah perkebunan. Tahun ini adalah tahun peristirahatan penuh
bagi tanah. Tumbuhan dibiarkan tumbuh begitu saja, hanya buahnya dapat diambil
untuk dimakan.
3. Tahun Yobel (Imamat 25:8-55;
27:17-24; Bilangan 36:4). Tahun Yobel atau Tahun Pembebasan. Tahun kelimapuluh
setelah Tujuh kali tujuh Tahun Sabat. Pada tahun ini semua hutang diputihkan,
Para budak dibebaskan, Tanah gadaian dikembalikan kepada pemiliknya.
4. Memperingati berbagai-bagai hari raya
masing-masing dengan ketentuan-ketentuan persembahannya (Imamat 23). Disamping
memperingati Hari Sabat, Tahun Sabat dan Tahun Yobel, berikut ini hari-hari
raya yang sudah menjadi ketetapan yang harus dilakukan sebagai bagian dalam
peribadatan bangsa Israel (berkaitan dengan pemberian korban-korban yang sudah
dijelaskan pada tulisan yang lalu) adalah:
a. Hari Raya Paskah (Keluaran 12:1-14,
Imamat 23:5, Bilangan 9:1-14, Ulangan 16:1-7). Hari ini merupakan hari
peringatan pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Pada hari ini
bangsa Israel menyembelih dan memakan anak domba, bersama dengan sayuran pahit
dan roti tidak beragi di rumah tangga masing-masing.
b. Hari Raya Roti Tidak Beragi (Keluaran
12:15-20; 13:3-10; 34:18; Imamat 23:6-8; Bilangan 28:17-25; Ulangan 16:3-8).
Hari ini berbarengan dengan Hari Paskah, mereka memakan roti tidak beragi,
mengadakan berbagai pertemuan dan memberikan persembahan-persembahan tertentu.
c. Hari Raya Buah Sulung (Imamat
23:9-14). Berbarengan dengan hari Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi. Pada
hari ini bangsa Israel mempersembahkan hasil jelai yang pertama sebagai korban
pengunjukan, dan mengadakan korban bakaran dan korban sajian.
d. Hari Raya Penuaian (Hari Raya Tujuh
Minggu)(Keluaran 23:16; 34:22; Imamat 23:15-21; Bilangan 28:26-31; Ulangan
16:9-12). Hari raya di mana bangsa Israel bersukacita sebagai ucapan syukur
atas hasil penuaian di ladang. Hasil tuaian pertama sebagai buah bungaran
(sulung) dipersembahkan kepada TUHAN. Pada hari ini mereka mempersembahan
korban-korban yang diwajibkan maupun yang sukarela, termasuk buah sulung dari
hasil penuaian.
e. Hari Raya Serunai (Imamat 23:23-25;
Bilangan 29:1-6). Hari Perhentian (pada bulan ketujuh – bulan Sabat) bangsa
Israel mengadakan pertemuan dan peniupan Serunai dan memberikan korban-korban
persembahan.
f. Hari Pendamaian (Imamat 16; 23:26-32;
Bilangan 29:7-11). Hari kesepuluh dari bulan ketujuh (bulan Sabat), bangsa
Israel berpuasa dan mempersembahkan korban-korban pendamaian bagi para imam,
umat, kemah suci dan mezbah.
g. Hari Raya Pondok Daun (Pengumpulan
hasil panen)(Keluaran 23:16; 34:22; Imamat 23:33-36, 39-43; Bilangan 29:12-34;
Ulangan 16:13-15; Zakharia 14:16-19). Hari ke 14 bulan Sabat, minggu perayaan
karena panen, mereka tinggal di dalam pondok daun dan mempersembahkan
korban-korban.
h. Hari Raya Perkumpulan (Imamat 23:36:
Bilangan 29:35-38). Hari ke 21 bulan Sabat, sebagai hari perhentian dan
mengadakan pertemuan serta mempersembahkan korban-korban.
i. Hari Raya Purim ( Esther 9:18-32).
Sebuah hari yang penuh sukacita bagi bangsa Israel, pada hari ini mereka
mengadakan perayaan sambil saling membagi-bagikan hadiah.
Demikian berbicara mengenai Hari-hari Raya yang sudah
menjadi ketetapan-ketetapan yang mesti dilakukan bangsa Israel turun temurun.
Dalam Dispensasi Anugerah di mana kita hidup sekarang ini tidak ada ketetapan
dan ketentuan hukum tentang hari perhentian (Sabat) dan Hari-hari Raya yang
wajib dilaksanakan (Roma 14:1-6; Kolose 2:16-16).
Walaupun saat ini orang percaya diseluruh
dunia beribadah pada hari Minggu yang
bertolak dari Kisah Rasul 20:7 dengan asumsi bahwa hari pertama adalah hari
Minggu (bukan berarti orang percaya terikat oleh hari itu saja untuk beribadah
kepada TUHAN.
Pasal-pasal awal Kisah Rasul bahkan menyebutkan bahwa orang-orang
percaya tiap-tiap hari berkumpul, beribadah, belajar Alkitab dan mengadakan
Perjamuan Tuhan/Perjamuan Kasih, (memecah-mecahkan roti, minum anggur memeringati pengorbanan Yesus di kayu salib, dan makan bersama sebagai ucapan syukur telah diselamatkan dan dipersatukan sebagai anggota Tubuh Kristus).
Yang jelas Alkitab mengajarkan bahwa setiap
orang percaya harus menyediakan waktu untuk berhenti (beristirahat) dari segala
pekerjaan dan secara pribadi berkomunikasi dengan TUHAN kapan saja dan di
mana saja, dan antara sesama orang percaya menyediakan waktu untuk berkumpul
bersekutu bersama-sama, membagi kasih dan berkat Tuhan. (bersambung).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar