YAKUB
PENERUS PERJANJIAN
(LANJUTAN DISPENSASI PERJANJIAN)
Oleh, Jerry HM Sumanti, STh
Telah dijelaskan
sebelumnya bahwa Ishak dan Ribkah mempunyai anak kembar yakni Esau dan Yakub.
Kepada Ribkah Allah telas memberitahukan bahwa, dua bangsa ada dalam kandungan
Ribkah dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalamnya; suku bangsa yang satu
akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada
yang muda (Kejadian 25:23). Esau anak yang lebih dahulu lahir (tua) kemudian
Yakub (muda). Dengan demikian berarti Yakublah yang akan menjadi bangsa yang
kuat, dan kepadanyalah Esau dan keturunannya akan tunduk. Dan dengan demikian
Yakub adalah penerus perjanjian yang telah dinyatakan kepada Abraham kakeknya
sebelumnya dan dilanjutkan kepada Ishak ayahnya, kemudian diturunkan kepadanya.
Janji Tuhan adalah janji yang pasti dan akan terlaksana sesuai dengan rencana
dan kehendak serta waktu Tuhan yang tepat. Tuhan tidak pernah membatalkan janji
yang telah Ia berikan walaupun penerima janji tersebut tidak berjalan sesuai
dengan rencana-Nya, tetapi Ia akan menghukum apabila tidak berjalan sesuai
kehendak-Nya.
Tetapi sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya, Yakub berdasarkan binaan ibunya (Ribkah) menempuh jalan
yang salah untuk mencapai tujuan ini. Ia merebut hak kesulungan dari Esau
dengan menukarnya dengan kacang merah, dan rela menipu ayahnya untuk memperoleh
berkat hak kesulungan. Yakub (atas desakan ibunya) tidak sabar menanti waktu
Tuhan sehingga berbuat demikian. Yakub tidak berjalan sesuai dengan rencana dan
kehendak-Nya. Akibat dari semuanya itu membuat ia dan seluruh keluarganya
menderita. Ketakutan, rasa bersalah, penyesalan, kebencian, dendam berkecamuk
dalam kehidupan keluarga. Esau membenci Yakub, dan Yakub menjadi seorang
pelarian dan pengembara. Yakub berhasil dengan apa yang dia inginkan, namun semuanya
itu mebuat ia menderita, tidak ada ketenteraman dalam kehidupannya dan tidak
ada damai sejahtera. Ia harus menapaki jalan yang telah ia tempuh dengan
penderitaan, berbagai tantangan dan rintangan harus ia lalui dengan susah
payah, yang seharusnya tidaklah demikian apabila ia sabar menunggu waktu-Nya
Tuhan.
Ketika ia berhasil
mengelabui Esau dengan kacang merah dan menipu ayahnya dengan menyamar sebagai
Esau untuk mendapatkan berkat, ia lari karena ketakutan terhadap Esau karena
Esau menaruh dendam terhadapnya dan berniat akan membunuhnya. Ia lari dan pergi
tempat saudara ibunya (Laban) di Haran, Mesopotamia – Kejadian 27:41 dst).
Ishak dan Ribkah dengan berat hati harus melepaskan kepergian (pelarian) Yakub
demi keselamatannya dan memberi pesan agar ia pergi ke keluarga ibunya dan
menikah di sana dan tidak boleh menikah dengan bangsa Kanaan. Tuhanpun
melindungi Yakub dalam pengembaraannya, sebagai bukti bahwa kasih Tuhan dalam
kehidupan percaya tidak pernah berubah, walaupun kehidupan percaya berubah-ubah
dan tidak patuh pada-Nya, seperti yang telah dilakukan Yakub. Tuhan menghukum
dan menghajar orang-orang yang dikasihi-Nya yang tidak taat kepada-Nya. Itu
pula yang dialami Yakub, Tuhan menghukumnya sehingga harus berpisah dengan
keluarga dan menjadi pelarian. Tetapi Tuhan tetap melindungi-Nya dan tidak
pernah membatalkan janji-Nya. Dalam pelariannya, Tuhan menampakkan diri-Nya
kepadanya pada saat ia sedang tertidur (melalui mimpi) di atas tanah
berbantalkan batu di Betel. Melalui mimpi tersebut, Tuhan menegaskan
(mengulangi) janji yang telah diberikan kepada Abraham dan Ishak, bahwa tempat
di mana ia berbaring itu akan diberikan kepadanya; Tuhan akan membuatnya
menjadi bangsa besar (seperti debu tanah banyaknya); Keturunannya akan menjadi
berkat bagi semua kaum di bumi; Tuhan menyertai dan melindungi; Tuhan akan
tetap melakukan apa yang dijanjikan-Nya. Setelah penampakan Tuhan tersebut,
Yakub berjanji bahwa ia akan menyembah Tuhan dan melayani-Nya. Tempat di mana
Tuhan menampakkan diri-Nya tersebut kemudian
dinamakan Betel yang artinya Rumah Tuhan (sesungguhnya Tuhan ada di tempat ini;
rumah Allah, pintu gerbang Sorga – Kejadian 28:16-17). Janji Tuhan tetap dan
pasti tergenapi walaupun para penerima janji tidak berjalan sesuai dengan
rencana dan kehendak-Nya dalam penggenapan janji Tuhan. Mulai dari Abraham,
kemudian kepada Ishak dan sampai kepada Yakub, Tuhan berjanji tetap melakukan
apa yang telah dijanjikan-Nya (Kejadian 28:15). Dari Yakub kemudian menjadi
bangsa Israel melalui jalan yang berliku-liku (yang nantinya akan dijelaskan
kemudian).
Belajar dari kehidupan
Yakub secara khususnya (walaupun kita bukan keturunannya, tetapi
prinsip-prinsip kehidupan sebagai anak Tuhan yang mendapat bagian berkat dari
keturunannya) bahwa, sebagai orang percaya, Tuhan menghendaki kita untuk setia,
patuh dan taat kepada-Nya; hidup sesuai dengan rencana dan kehendak-Nya; hidup
dan damai, kasih, kebenaran dan keadilan. Hidup memuliakan Tuhan dan sadar
bahwa di manapun kita berada Tuhan senantiasa beserta dengan kita dan bahwa
berkat-berkat rohani dari Tuhan yakni sukacita dan damai sejahtera-Nya menjadi
bagian dalam kehidupan percaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar