DISPENSASI PERJANJIAN
(Lanjutan)
KEGAGALAN KEHIDUPAN ISHAK DAN AKIBATNYA
Dalam Ibrani 11:20 dijelaskan bahwa karena iman maka Ishak, sambil
memandang jauh ke depan, memberikan berkatnya kepada Yakub dan Esau.
Berdasarkan ayat ini maka Ishak masuk dalam barisan tokoh-tokoh iman. Ishak
sebagaimana telah dijelaskan pada tulisan yang lalu bahwa Ia adalah ahli waris,
anak penerus perjanjian.
Namun walaupun demikian, sebagai seorang anak manusia
Ishak tidak lepas dari kegagalan dan kelemahan. Salah satu kegagalan telah
dijelaskan pada waktu yang lalu, yakni Ishak dan Ribkah sebagai orang tua
membedakan kasih terhadap anak-anak mereka. Ishak lebih sayang kepada Esau,
sedangkan Ribkah lebih sayang kepada Yakub.
Akibatnya Ishak menderita dalam
kebutaan dan sebagai ayah ia dibohongi Yakub anaknya. Esau sebagai anak sulung
tidak menghargai hak kesulungannya, bahkan rela menukarnya dengan semangkok
kacang merah dan karenanya ia tidak menerima lagi berkat kesulungan. Yakub
menjadi penipu/pembohong, dan karena perbuatannya ia menderita dan menjadi
seorang pelarian berpisah dengan keluarga, dan hidup dalam penderitaan dan
ketakutan dan hidup dalam kelicikan. Ribkah sang Ibu harus rela berpisah dengan
anak kesayangannya dan tidak lagi bertemu dengan anaknya sampai ajal datang
menjemput.
Selanjutnya suatu ketika terjadi lagi bencana kelaparan di negerinya
maka ia pergi ke Gerar, ke Abimelekh,
raja orang Filistin dan ia berniat untuk pergi ke Mesir. Tetapi di Gerar Tuhan
menampakkan Diri kepadanya dan memberi ultimatum untuk tidak pergi ke Mesir
(seperti telah dilakukan Abraham pada waktu terjadi bencana kelaparan yang
sama) disertai dengan janji bahwa Tuhan akan memberkatinya dan memberikan
negeri orang Filistin ini kepadanya dan kepada keturunannya (Kejadian 26:1-6).
Ishak tidak jadi pergi ke Mesir dan menetap di wilayah orang Filitin ini sesuai
dengan perintah Tuhan.
Tetapi suatu kesalahan yang pernah dilakukan
Abraham kembali dilakukan oleh Ishak yakni, Ia tidak dengan terus terang
mengatakan kepada Abimelek dan orang-orang Filistin bahwa wanita yang
menyertainya itu adalah istrinya, tetapi mengatakan kepada mereka bahwa ia
adalah saudaranya, dengan alasan karena takut jangan sampai dibunuh (Kejadian
26:7-9).
Ishak memenuhi perintah Tuhan untuk menetap di Gerar, tetapi ia
meragukan janji Tuhan bahwa Tuhan memberkati (melindungi) keluarganya).
Akibatnya ia dan keluarganya diusir dari Gerar dan para penggembala kambing
dombanya bertengkar dengan para penggembala orang Filistin mengenai persoalan
sumur. Ishak menikmati berkat kelimpahan materi sebagai berkat Tuhan bagi
kelangsungan kehidupan keluarganya, tetapi menikmatinya dalam kesukaran dan
penderitaan. Semuanya itu menjadi tantangan dan rintangan serta pengujian dalam
menapaki jalan menuju penggenapan perjanjian.
Bersambung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar