DISPENSASI PERJANJIAN
(lanjutan)
Oleh, Jerry H M Sumanti, STh
KEHIDUPAN ISHAK DAN RIBKAH.
Setelah Ishak menanjak dewasa, Abraham segera mencarikan pasangan
hidup baginya. Pasangan hidup dari lingkungan kehidupan keluarga. Abraham
membekali pengawalnya dengan berbagai macam harta benda dan memerintahkannya
untuk segera berangkat menuju ke negeri leluhur untuk mencari pasangan hidup
bagi Ishak. Sesuai dengan pimpinan dan petunjuk Tuhan, ditemukan pasangan hidup
bagi Ishak dari sanak keluarga di negeri leluhur, yakni Ribkah. Ribkahpun
menerima tantangan ini dan mau berangkat bersama dengan pengawal Abraham menuju
tanah perjanjian dan menikah dengan Ishak. Kemudian Ishak dan Ribkahpun
dinikahkan, membentuk keluarga baru, keluarga penerus perjanjian.
Ishak dan Ribkah menjadi pola kehidupan keluarga orang percaya baik
pada masanya sesudahnya dan sampai kepada kita sekarang ini. Mereka adalah
pasangan yang seimbang, sama-sama orang percaya, menikah dalam rencana dan
kehendak Tuhan. Dalam kaitan dengan semuanya itu, baik pergaulan maupun
pernikahan, Rasul Paulus menulis dan menegaskan bahwa pergaulan buruk akan
merusak kelakuan yang baik (1 Korintus 15:33), dan tidak ada keseimbangan
antara pasangan yang percaya dengan yang tidak percaya (2 Korintus 6:14).
Sebagai orang percaya dalam pergaulan di tengah dunia yang semakin jahat ini,
kita belajar menunjukkan perbuatan yang baik karena itulah ytang dikehendaki
Tuhan untuk kita lakukan dalam kehidupan ini sebagi orang yang sudah
diselamatkan (Efesus 2:10). Sedangkan bagi yang mencari-cari pasangan hidup,
belajarlah dari kehidupan Ishak dan Ribkah ini. Demikian pula bagi kehidupan
keluarga Kristen mari kita melihat sisi positif dan negatif dalam kehidupan
Ishak dan Ribkah.
Terlepas dari kehidupan mereka sebagai keluarga orang
percaya, penerus perjanjian, merekapun adalah manusia biasa yang tidak lepas
dari kelemahan dan kekurangan. Sesudah mereka menikah, mereka dikaruniakan dua
orang anak (kembar), yakni Esau dan Yakub.
Diceritakan bahwa Ishak lebih sayang
kepada Esau sedangkan Ribkah sayang kepada Yakub (Kejadian 25:19-34), hal mana
seharusnya tidak boleh terjadi demikian. Esau anak yang sulung sedangkan Yakub
anak yang bungsu, tetapi sebelumnya Tuhan sudah memberitahukan kepada mereka
bahwa Yakublah yang nantinya akan menjadi anak yang sulung dan penerus
perjanjian. Esau lebih dekat kepada Ishak, dan tidak menghargai hak
kesulungannya sehingga rela menukarkannya dengan semangkok kacang merah,
sedangkan Yakub lebih dekat dengan Ibunya. Ribkah mengajarkan hal yang keliru
terhadap Yakub, sehingga demi memperoleh hak kesulungan (yang memang natinya
akan menjadi haknya), ia rela menipu Esau kakaknya dan Ishak ayahnya. Tindakan
Ribkah kemudian membawa bencana dalam kehidupan keluarga. Yakub kemudian
menjadi pelarian, berpisah dengan keluarga terutama dengan Ibunya yang sangat
mengasihinya. Belajar dari kehidupan Ishak dan Ribkah, setialah kepada janji
Tuhan dan janganlah mendahului rencana dan kehendak-Nya. (Bersambung).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar