Oleh: Jerry H M Sumanti, STh
Dalam tulisan sebelumnya telah dijelaskan bahwa kepada Abraham diberikan janji-janji.
Salah satu janji adalah bahwa Abraham akan menjadi bangsa besar. Sekian lama
menunggu dan umur semakin tua, namun janji ini belum juga terpenuhi. Karenanya
Sarah meragukan dan tak sabar menungguh janji Tuhan, sehingga ia menyuruh Abraham
untuk menikah dengan Hagar gundiknya. Kemudian Hagar melahirkan seorang anak
lelaki dan diberi nama Ismail. Tetapi kemudian hal ini menjadi persoalan besar
dalam kehidupan Sarah. Sarah mengusir Hagar (Kejadian 16). Tuhan memberkati
anak ini dan menjadi bangsa besar dan menjadi penentang saudara-saudaranya.
Walaupun melalui cara yang salah, tetapi kelahiran Ismael menjadi bagian
dari janji bahwa keturunan Abraham akan menjadi bangsa besar, sebagaimana telah
ditegaskan dalam Kejadian pasal 16. Namun janji untuk menjadi bangsa besar dan menjadi
saluran berkat bagi bangsa-bangsa bukanlah melalui Ismail, melainkan melalui
Ishak (Perhatikan penegasan Tuhan mengenai janji tersebut dalam Kejadian pasal
17 dan 18).
Kejadian pasal 21 menjelaskan tentang kelahiran Ishak. Ishak lahir ketika
Abraham sudah berumur 100 tahun, dan kepada Abraham kembali Tuhan menegaskan
janjinya bahwa melalui Ishaklah akan disebut keturunan Abraham, yakni menjadi
bangsa besar, bangsa yang diberkati dan menjadi saluran berkat. Karenanya Tuhan
mengabulkan permintaan Sarah kepada Abraham untuk mengusir Hagar dan Ismail
dalam lingkungan keluarga.
Hagar dan Ismail pergi mengembara dan akhirnya menetap di padan gurun
Paran. Ismail menjadi pemanah, ia menikah dengan seorang perempuan Mesir. Ismail
diberkati Tuhan dan kemudian menjadi bangsa besar. Tetapi Ishaklah penerus
janji.
KORBAN
PENGGANTI.
Kejadian pasal 21 menjelaskan mengenai kelahiran Ishak. Ishak lahir
ketika Abraham telah beeumur 100 tahun. Ketika Ishak anaknya ini sudah menanjak
dewasa, Tuhan menguji iman Abraham. Abraham diperintahkan oleh Tuhan untuk
pergi mempersembahkan anaknya tersebut sebagai korban persembahan bakaran di
bukit Moria.
Secara manusia kita akan berkata bagaimana mungkin akan menjadi bangsa
besar dan diberkati, karena anak satu-satunya yang lahir ketika umur sudah usur
harus dipersembahkan di atas mezbah sebagai korban bakaran? Bagaimana janji
Tuhan dapat tergenapi? Tetapi kenyataannya Abraham tidak berpikir demikian. Ia
mendengarkan perintah Tuhan dan membawa anaknya ke bukit Moria. Anaknyapun tak
tahu bahwa dirinyalah yang akan menjadi korban, karena dengan lugunya ia
berkata kepada ayahnya bahwa apanya sudah ada tetapi mana anak dombanya untuk
dipersembahkan?
Dengan iman Abraham berkata bahwa Tuhanlah yang akan menyediakannya.
Selanjutnya Abraham mendirikan mezbah, dan mengikat anaknya serta
membaringkannya di atas mezbah kemudian menghunus pisau untuk menyembelih
anaknya. Benarlah perkataan Abraham bahwa Tuhan akan menyediakan dombanya.
Ketika Abraham siap menyembelih anaknya, Tuhan datang mencegahnya dan
memberikan seekor anak domba sebagai korban pengganti. Tempat Abraham
mempersembahkan korban tersebut kemudian dinamai Yehovah Jireh (Tuhan
menyediakan). Tuhan menyediakan korban pengganti bagi Ishak.
Tuhan menguji iman Abraham, dan ternyata Abraham setia terhadap janji
Tuhan. Ibrani 11:8 –19 menjelaskan tentang keimanan Abraham, yakni:
1)
Abraham taat ketika dipanggil berangkat ke negeri yang
akan menjadi milik pusakanya, yang belum ia tahu pasti di mana tempatnya,
2)
Dengan iman ia tinggal di kemah di tanah asing,
3)
Karena iman mereka memperoleh anak cucu walaupun dalam
usia lanjut,
4)
Karena iman mereka mati sebagai orang yang tidak
menikmati apa yang dijanjikan,
5)
Karena iman Abraham rela mempersembahan anaknya sebagai
korban bakaran, karena ia yakin Tuhan sanggup membangkitkan orang mati. Ya
karena iman Abraham telah melakukan segala-galanya bagi Tuhan.
Tuhan memberkati Abraham dan menggenapkan janjinya
kepada anak cucunya, menjadi bangsa besar dan menjadi berkat. Berkat bagi semua
bangsa telah digenapi di dalam Tuhan Yesus. Tuhan Yesus sebagai Anak Tunggal
Allah telah berkorban sekali untuk selamanya bagi semua orang. Ia bagaikan Anak
Domba Allah (Yohanes 1:29)
yang dikorbankan menjadi korban penggati bagi kita. Ia mati untuk menebus
manusia dari dosa dan akibatnya sekali untuk selamanya dan barang siapa yang
percaya ia menerima pengampunan/penebusan dosa dan diselamatkan.(Bersambung).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar