Oleh, Jerry H. M. Sumanti.
Sebagaimana
telah dijelaskan di atas bahwa Nuh dipilih dan dipanggil Tuhan untuk menjadi
pemberita kebenaran. Ia dipilih karena ia adalah orang yang berjalan pada
kebenaran. Ia orang benar dan hidup bergaul dengan Tuhan, karena itu ia
mendapat kasih karunia di mata Tuhan. Kepada Nuh diperintahkan untuk membuat
bahtera sebagai jalan orang dapat selamat dari murka yang akan Tuhan nyatakan
ke dunia ini. Tuhan akan menghukum dunia ini karena kejahatan manusia semakin
menjadi-jadi, manusia semakin tidak mengindahkan Tuhan. Nuh memberitakan
kebenaran dan membuat bahtera kurang lebih 100 tahun lamanya. Ia sabar walaupun
mendapat ejekan terhadap apa yang ia buat dan beritakan, sampai pada akhir masa
yang ditentukan Tuhan tidak ada seorangpun yang mau menjadi percaya. Sehingga
sampai pada saat Tuhan menjatuhkan hukumannya yakni mendatangkan air bah, hanya
delapan orang saja yang selamat yakni Nuh dan keluarganya (Kejdian 7 – 8;
1Petrus 3:20, 2 Petrus 3:1-9). Setelah air bah surut - tidak ada lagi manusia
serta mahkluk hidup lain, selain Nuh dan keluarganya serta mahkluk-mahkluk
hidup yang menyertai Nuh dalam bahetra - Nuh dan keluarganya memulai kehidupan
yang baru, di dunia ini yang telah dibersihkan oleh Tuhan dari segala kenajisan
dosa. Kehidupan Nuh dan keluarganya ini memulai era baru dalam rumah tangga
Tuhan. Kehidupan baru ini kita sebut sebagai Dispensasi Pemerintahan Manusiawi.
A. KEHIDUPAN
KELUARGA NUH SESUDAH AIR BAH
Hujan mengguyur bumi ini
selama empat puh hari empat puluh malam lamanya, dan air bah menggenangi seluruh permukaan bumi
ini selama seratus lima puluh hari lamanya sehingga mati binasalah semua
mahkluk hidup di atas bumi ini dan yang berada di luar bahtera (Kejadian 7 –
8). Setelah air bah surut, Nuh dan keluarganya serta semua mahkluk hidup yang
menyertainya keluar dari dalam bahtera dan memulai kehidupan yang baru di atas
muka bumi ini. Kehidupan baru dalam dispensasi baru.
Sebagai ucapan syukur
atas keselamatan yang telah Tuhan berikan kepada mereka setelah berada kembali
di daratan, Nuh dan keluarganya mengadakan ibadah ucapan syukur kapada Tuhan,
Nuh mendirikan mezbah bagi Tuhan dan di atas mezbah itu Nuh mempersembahkan
korban bakaran bagi Tuhan. Tuhan mengindahkan korban persembahan Nuh, dan Tuhan
menyampaikan janjinya kepada Nuh bahwa Tuhan tidak lagi akan menghukum dunia
ini dengan air bah. Tuhan meneguhkan janii-Nya ini dengan memberikan tanda di
langit yakni sebuah busur melengkung di langit – yakni pelangi. Pelangi menjadi tanda peneguh janji Tuhan
bahwa Tuhan tidak akan menghukum dunia ini dengan air bah lagi (Kejadian 9).
Ini adalah jaminan keselamatan bagi Nuh dan keluarganya dalam mengarungi
kehidupan baru di dunia ini, kehidupan yang bersifat sementara, tetapi ada jaminan
keselamatan bagi kehidupan kekal mereka dan kehidupan semua orang yang percaya
dalam kekekalan, yakni beriman kepada Tuhan yang benar pada zamannya –
Dispensasi Pemerintahan Manusiawi, dan iman kepada Yesus Kristus – bahtera
kehidupan itu, pada zaman atau Dispensasi Anugerah sekarang ini pasti memiliki
kehidupan yang kekal bersama dengan Tuhan untuk selamanya.
B. KEHIDUPAN
BARU DENGAN PERATURAN-PERATURAN BARU
Dalam dispensasi
sebelumnya, Dispensasi Keinsyafan tidak ada peraturan-peraturan baru ditambahkan.
Dalam dispensasi Keinsyafan, manusia berjalan menurut hati nurani, keinsyafan
atau kesadaran sendiri. Sampai pada masa kehidupan Nuh, tinggTuhan Nuh dan
keluarganya yang berjalan dengan hati nurani yang murni bergaul dengan Tuhan,
yang lainnya dengan hati nurani kepada kejahatan. Oleh sebab itu Tuhan Tuhan
mendatangkan penghukuman bagi dunia ini sehingga hanya Nuh dan keluarganya yang
diselamatkan.
Kalau dalam Dispensasai
sebelumnya Tuhan tidak memberikan peraturan dan perintah tambahan dari
peraturan dan perintah sebelumnya, maka pada Dispensasi ini Tuhan menambahkan
beberapa peraturan dan perintah untuk dijalankan oleh Nuh dan keluarganya serta
keturunan mereka dikemudian hari. Peraturan-peraturan dan perintah-perintah
yang dimaksudkan sebagaimana dicatat dalam Kejadian 9:1-17, yakni:
1.
Beranak cucu dan bertambah banyak
2.
Penuhi Bumi
3.
Segala yang bergerak (binatang dan tumbuhan) boleh
dimakan
4.
Tidak boleh makan darah
5.
Tidak boleh membunuh (menumpahkan darah antara sesama)
6.
Hukuman mati bagi yang membunuh
Itulah
perintah dan peraturan yang ditambahkan Tuhan Tuhan dalam Dispensasi
Pemerintahan Manusia ini. Dan kepada Nuh Tuhan Tuhan memberikan hak kekuasaan
terhadap bumi dan segala isinya. Nuh menjadi kepada kepemerintah dalam
Dispensasi Pemerintahan Manusiawi ini
C. Kegagalan
Kepemerintahan Nuh
Ketika
air bah surut Nuh dan keluarganya keluar dari dalam bahtera untuk mengolah dan
mengusahan tanah agar memberih kehidupan. Denganberpatokan pada perintah dan
peraturan yang Tuhan berikan Nuh dan anak-anaknya mengusahakan tanah pada masa
mereka agar memberikan hasil bagi kelangsungan kehidupan mereka dalam dunia
yang telah dibaharui oleh Tuhan, dengan menyapu bersih segala kenajisan dunia
ini melalui air bah.
Kepada
mereka, sebagaimana telah diuraikan lalu, bahwa Tuhan menambahkan peraturan dan
perintah baru untuk dilaksanakan. Nuh sebagai orangtua sekaligus menjadi
tokoh/pemimpin dalam menjalankan perintah dan peraturan Tuhan. Nuh dan ketiga
anaknya Sem, Ham dan Yafet berkembang biak dan memenuhi bumi. Dalam Kejadian 9:19
diceritakan bahwa Nuh menjadi Petani, dan dialah yang mula-mula membuat kebun
anggur. Suatu ketika Nuh dan keluarganya menikmati hasil panennya dari kebun
anggur, mungkin karena nikmatnya anggur Nuh pada akhirnya mabuk. Karena mabuk,
maka tanpa sadar Nuh telah menjadi telanjang. Ham sebagai anak seharusnya
menolong ayahnya dari kemabukkannya, tetapi Ham bahkan menggembar-gemborkan apa
yang sedang dialami ayahnya. Dengan rasa hormat terhadap orang tua Sem dan
Yafet bertindak untuk menyelamatkan ayah mereka dari kemabukkan. Mereka
membentangkan selembar kain dan kemudian berjalan mundur untuk menutupi
ketelanjangan ayah mereka, karena pantang bagi mereka melihat ayah mereka
sedang telanjang. Setelah Nuh sadar apa yang sudah terjadi, maka Nuh menghukum
Ham bahkan mengutuk salah seorang keturunan dari Ham, yakni Kanaan, dan Nuh
memberkati Sem dan Yafet atas tindakan yang telah mereka lakukan. Selanjutnya
Nuh dan keluarganya, Sem Yafet dan Ham mulai berkembang biak, bertambah banyak
untuk memenuhi dan mengusahakan bumi ini.
D. Menara
Babel: Menara kekacauan
Sem, Yafet dan Ham
kemudian bertambah banyak, dari merekalah terbentuk dan tersebar bangsa-bangsa
ke seluruh muka bumi ini. Walaupun dunia ini telah dibersihkan dari segala
kejahatan dan Nuh berserta keluarganya diselamatkan. Namun demikian kehidupan
Nuh dan keluarganya masih tetap dibayangi dengan kehidupan lama/tabiat lama.
Tabiat lama, tabiat dosa masih bercokol dalam kehidupan Nuh dan keluarganya.
Nuh mabuk oleh anggur adalah salah satu bukti tabiat lama masih mempengaruhi
kehidupan mereka. Tabiat lama akan tetap berpengaruh dan dapat menguasai
kehidupan ini apabila tidak bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dan buahnya
pastilah sangat tidak menguntungkan/menyenangkan. Buktinya seperti telah
terjadi terhadap Nuh, ia mabuk dan kemabukannya membuahkan Ham dihukum dan
salah satu keturunan Ham yakni Kanaan dikutuk. Kanaan menjadi hamba yang paling
hina bagi Sem dan Yafet (Kejadian 9:18-28).
Selanjutnya keturunan Nuh
yang karena tabiat dosa inilah mereka berusaha untuk mencari popularitas dan
berontak terhadap Tuhan di bawa pimpinan Nimrod. Alkitab menceritakan bahwa
Nimrod adalah orang yang mula-mula sekali berkuasa di bumi ini dan ia adalah
seorang pemburu yang sangat perkasa. Nimrod lahir dari garis keturunan Ham,
keturunan Kush (Kejadian 10:6-9). Nimrod yang mewarisi hukuman Ham dan yang
gagah perkasa ini dengan keangkuhan hidupnya menyalah gunakan kekuasaan,
memobilisasi masa untuk berontak kepada Tuhan dan melawan semua peraturan dan
perintah yang telah Tuhan berikan kepada Nuh. Kepada Nuh Tuhan memberikan
perintah supaya beranak cucu, bertambah bayak dan memenuhi bumi, tetapi Nimrod
dengan warisan tabiat buruk, dan dengan kekuasaannya, ia memerintahkan untuk
tidak berpencar tetapi berkumpul saja di satu tempat dan membangun pemukiman
satu dengan rumah-rumahnya yang menjulang tinggi ke angkasa dengan satu
menaranya.
Kejadian pasal 11
menceritakan kenekatan Nimrod dalam memobilisasi masa untuk mencapai tujuannya.
Kronologinya adalah sebagai berikut,
1.
Pada mulanya seluruh bumi hanya ada satu bahasa dan
logatnya
2.
Nimrod memimpin pengembaraan kesebelah timur dan
menjumpai tanah datar Sinear dan menetap di sana.
3.
Membuat batu bata sebagai batu dan ter gala-gala
sebagai tanah liat.
4.
Dengan keputusan bersama merancangkan mendirikan sebuah
kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit.
5.
Dengan tujuan mencari nama dan supaya tidak terserak ke
seluruh bumi.
Poin ke
lima inilah yang mencerminkan keangkuhan hidup mereka, melawan perintah yang
telah diberikan Tuhan sebelumnya yakni memenuhi (berserak ke seluruh) bumi.
Jelas hal ini tidak dikehendaki-Nya. Karena itu Tuhan menggagalkan tujuan
mereka ini dan menghukum mereka. Tuhan membuat kacau bahasa dan logat mereka
sehingga tidak lagi saling mengerti dan gagallah pembangunan kota dengan
menaranya yang mereka rancangkan itu. Dengan demikian maka terseraklah mereka
ke seluruh bumi. Kemudian tempat tersebut dinamakan Babel. Babel artinya
kekacauan. Dari Babel Tuhan mengacaubalaukan bahasa seluruh bumi, dan dari
Babel manusia berpencar ke seluruh muka bumi ini. Itulah yang dikehendaki
Tuhan. Tuhan mau supaya setiap orang mengikuti jalan dan rencana-Nya, dan tidak
mendahului rencana yang telah Ia canangkan. Rencana yang telah dicanangkan
Tuhan adalah rencana bagi kemuliaan-Nya dan berkat bagi semua ciptaan-Nya.
Rencana Tuhan pastilah yang terbaik. Tetapi sebaliknya mari kita belajar dari
peristiwa kegagalan Babel.
E. TERBENTUKNYA
BANGSA-BANGSA
Seperti telah dijelaskan
sebelumnya bahwa salah satu perintah Tuhan kepada Nuh adalah beranakcucu dan
penuhi bumi. Tetapi keturunan Nuh, Nimrod di bawah garis keturunan Ham
mempengaruhi semuanya untuk berkumpul di tanah Sinear, membangun pemukiman satu
dengan menaranya menjulang tinggi ke angkasa. Karena tujuan Nimrod bertolak
belakang dengan rencana Tuhan maka Tuhan datang mengacaukan bahasa mereka
sehingga tujuan dan rencana mereka tidak tercapai. Babel artinya kekacauan.
Dari Babel Tuhan mengacaukan bahsa mereka sehingga tidak saling mengerti lagi,
komunikasi menjadi kacau balau. Sehingga mereka terpaksa harus berserak ke
seluruh bumi, sesuai dengan tujuan dan rencana Tuhan Dari Babellah terbentuk
bangsa-bangsa dengan bahasa dan logat masing-masing. Bangsa-bangsa yang
dimaksud diuraikan secara rinci di dalam Kejadian pasal 10.
Banyak orang sering
mempersoalkan mengenai Kejadian pasal 10 dan 11, “Kan bangsa-bangsa sudah ada
duluan baru terjadi kekacauan!” “Pasal 10 menjelaskan sudah ada bangsa-bangsa
sedangkan kekacauan nanti pasal 11, bagaimana?”
Ya kalau memperhatikan urutan pasal memanglah demikian. Tetapi
sebenarnya pasal 11 dapat ditempatkan di antara pasal 9 dan 10, artinya pasal
11 tersebut menjelaskan bagaimana sehingga terjadinya bangsa-bangsa yang telah
berpencar dan bertambah banyak dalam pasal 10 sesuai dengan perintah Tuhan dalam
pasal 9. Jadi tidak ada yang perlu dipersoalkan dalam pasal-pasal ini karena
memanglah demikian adanya.
F. KETURUNA
SEM – Garis keturunan penerus janji.
Dalam pasal 9 pada saat
Nuh mengalami kegagalan dalam kepemimpinannya karena ia memberi teladan yang tidak
baik yakni mabuk oleh anggur, yang menyebabkan Ham dihukum karena melihat aurat
Nuh ayahnya dan Kanaan salah seorang keturunan Ham menerima kutukan dari Nuh
menjadi budak Sem dan Yafet Sedangkan Sem dan Yafet menerima berkat dari Nuh.
Sem menerima berkat kesulungan. Sem merupakan bagian dari jalur keselamatan,
jalur untuk penggenapan janji yang telah diberikan kepada Adam dan Hawa yakni
untuk menaklukkan kekuasaan Setan (Kejadian 3:15). Secara khusus keturunan Sem
diuraikan dalam Kejadian 10:26. Sem masuk jalur Mesianik, dan dari keturunan
Sem lahirlah Terah, kemudian dari Terah ke Abraham. Sementara itu dunia semakin
sesat, manusia kembali semakin bejak moral. Manusia tidak lagi mengindahkan
Tuhan, bahkan mereka menyembah berhala. Babel dengan Menaranya merupakan pusat
di mana manusia memuji diri sendiri “marilah kita mencari nama”, Manusia tidak
lagi menyembah Tuhan yang benar, Tuhan yang telah menyelamatkan Nuh dan
keluarganya dari air bah. Namun demikian Abraham dan keluarganya tetap setia
kepada Tuhan, sehingga pada suatu ketika datanglah panggilan bagi Abraham untuk
melanjutkan tujuan dan rencana Tuhan bagi manusia di dunia ini. Tuhan datang
dan memanggil Abraham untuk penggenapan janji-Nya. Tuhan memanggil Abraham
untuk keluar dari tanah kelahirannya untuk menuju ke tanah perjanjian yang akan
Tuhan tentukan kemudian. Abraham bersama istrinya Sarah, dan ikut serta Lot
memenuhi panggilan Tuhan meninggalkan keluarga dan tanah kelahirannya mengikuti
pimpinan Tuhan menuju ke tanah perjanjian. Melalui pemanggilan Abraham, Tuhan
memulai program baru bagi dunia ini, dalam penggenapan janji-Nya. Tuhan tetap
setia pada janji-Nya, oleh sebab itu marilah kita belajar setia kepada-Nya
seperti Abraham. Walaupun mayoritas manusia pada zamannya tidak setia bahkan tidak
menyembah Tuhan, namun Abraham dan keluarganya tetap setia kepada-Nya,
karenanya Abraham dipanggil Tuhan untuk meneruskan janji-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar