Jerry H M Sumanti
Keselamatan dijamin kekal di dalam Yesus (Yohanes 3:16, 10:28; Filipi 1:6)
A. Pendahuluan
Pada posting sebelumnya tentang Penebusan, telah dijelasakan bahwa Allah telah menebus manusia sekali untuk selamanya melalui pengorbanan Allah sendiri. Ia menjadi manusia, menjadi hamba dan taat sampai di kayu salib. Melalui kematian-Nya itu maka Ia telah menebus manusia dari dosa dan kebinasaan. Penebusan-Nya adalah penebusan yangh sempurna dan sekali untuk selamanya, Barang siapa menjadi percaya maka ia mengalami/menerima penebusan itu.
Tuhan Allah melakukan semuanya ini karena tidak ada seorangpun yang mampu untuk menyelamatkan dirinya sendiri dengan usaha apapun juga.
B. Cara manusia mendapatkan keselamatan
Alkitab menjelaskan bahwa ada dua cara dalam mana manusia mendapatkan keselamatan yakni,
Keselamatan melalui perbuatan baik:
Firman Allah melalui Rasul Paulus dalam Roma 2:6-7, menjelaskan bahwa Ia (Allah) akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidak binasaan. Dari kutipan ayat tersebut benar hidup kekal atau keselamatan itu dapat diperoleh dengan ketekunan berbuat baik. Firman Allah tidak pernah salah, tetapi siapakah yang sanggup dengan ketekunan berbuat baik untuk selamat?
Jawabannya terdapat di dalam Roma 3:10 – 12, 23, bahwa tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.
Kalau demikian bahwa tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak, bagaimanakah dapat selamat dengan ketekutan berbuat baik. Berbuat baikpun tidak, bagaimanakah dapat tekun berbuat baik? Jelas tidak seorangpun dapat diselamatkan dengan berbuat baik. Bagi orang percaya perbuatan baik itu wajib dilakukan, bukan untuk memperoleh selamat, tetapi itu merupakan bagian dari kehidupan sebagai orang yang sudah diselamatkan (Efesus 2:10).
Keselamatan adalah Anugerah Allah:
Kalau keselamatan tidak dapat diperoleh dengan perbuatan baik, bagaimanakah seharusnya seseorang itu beroleh selamat, hidup kekal? Perhatikan penjelasan Paulus dalam Roma 3:24-26 dan Efesus 2:8-9, bahwa keselamatan, diberikan dengan cuma-cuma melalui penebusan dalam Kristus Yesus.Keselamatan itu adalah pemberian, atau anugerah Allah semata-mata, dan tidak ada sedikitpun yang dilakukan manusia yang sanggup memperoleh keselamatan itu.
Keselamatan hanya oleh anugerah Allah, bukan karena pekerjaan baik kita. Dari pihak Allah, Allah telah menganuriakan (memberikan) Anak-Nya yang Tunggal (Allah menjadi manusia di dalam Kristus Yesus), mati di kayu salib untuk menebus manusia dari dosa sekali untuk selamanya (Yohanes 3:16; Roma 5:8; Filipi 2:1-10, Ibrani 10:10). Sedangkan dari pihak manusia, apakah mau percaya atau tidak, apakah mau menerima anugerah itu atau tidak? (Yohanes 1:12; Yohanes 3:16; 1 Yohanes 1:11-12). Menerima anugerah itu berarti selamat, menolaknya berarti binasa.
C. Jaminan Keselamatan
Ketika seseorang mengakui dan menerima atau percaya bahwa keselamatan itu hanyalah oleh karena anugerah Allah semata-mata melalui pengorbanan Tuhan Yesus di kayu Salib, percaya dan menerima Tuhan Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi, maka secara otomatis pada saat itu ia beroleh kehidupan kekal. Ia diampuni dosanya, berpindah dari maut ke dalam hidup dan atau ia diselamatkan (Yohanes 5:24; Roma 5:8-10; Ibrani 10:10).
Tetapi yang menjadi persoalan dan pergumulan banyak orang, apakah keselamatan itu pasti dan hanya sekali atau berulang-ulang kali? Bagaimanakah kalau orang yang sudah percaya itu jatuh lagi dalam dosa, apakah ia masih selamat?
1. Persoalan-persoalan tentang Jaminan Keselamatan
Banyak orang sering mempersoalkan mengenai masalah jaminan keselamatan ini, apakah ketika seorang menjadi percaya, ia sudah pasti selamat? Bagaimanakah kalau ia jatuh dalam dosa, apakah ia masih selamat?
Alkitab Firman Allah memberi jawabannya bahwa ketika seorang menerima Tuhan Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya secara peribadi maka pada saat itulah ia diselamatkan, ia menjadi anggota keluarga Allah, Ia menjadi Anak Allah (Yohanes 1:12), dan Roh Kudus memeteraikan ia menjadi anggota keluarga Allah (Efesus 1:13-14). Ia telah berpindah dari maut ke dalam hidup (Yohanes 5:24). Allah melalui Kristus Yesus telah menghidupkannya dari kematian (Efesus 2:4-7).
Persoalan ia, orang percaya jatuh dalam dosa tidak ada kaitan lagi dengan keselamatan, tetapi itu berkaitan dengan kehidupannya sebagai anak Allah (Tuhan). Allah sebagai Bapa akan menghajar anak-anak-Nya apabila jatuh atau berbuat dasa dan tidak mau bertobat (Ibrani pasal 12).
Berikut ini marilah kita memperhatikan beberapa ayat Alkitab sebagai contoh yang sering dikutip untuk mempersoalkan tentang kepastian/jaminan keselamatan itu:
a. Roma 11:21:
Ayat ini tidak berbicara jaminan keselamatan bagi orang yang sudah selamat, tetapi ayat ini merupakan peringatan bagi orang yang tidak percaya. Roma pasal 11 secara keseluruhan adalah berbicara mengenai status bangsa Israel sebagai umat pilihan Tuhan yang karena penolakan mereka terhadap karya penyelamatan Allah di dalam Kristus, sehingga mereka ditempatkan pada posisi/status sebagai orang yang dihukum/ditolak Tuhan. Apalagi bagi bangsa lain yang tidak mau percaya bagaimana mendapat belas kasihan dari Allah? Bagaimana mereka dapat selamat kalau tidak mau menjadi percaya?
b. 1 Korintus 9:24-27:
Ayat ini tidak berkaitan dengan keselamatan, apalagi akan jaminan dari keselamatan itu sendiri. Ayat-ayat ini adalah berbicara bagaimana orang percaya, orang yang sudah selamat hidup di tengah-tengah dunia ini. Rasul Paulus mengumpamakan bahwa kehidupan percaya bagaikan orang yang sedang berada di dalam arena pertandingan, berlomba untuk memperoleh mahkota/pahala dalam kehidupan kekal.
Kita diselamatkan bukan karena pertandingan (perbuatan) tetapi oleh karena percaya/menerima Tuhan Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamat secara pribadi. Dan setiap orang yang sudah diselamatkan diharuskan melakukan perbuatan baik sebagai tanda ketaatan, dan itu dipersiapkan oleh Allah sebelumnya dan Ia mau supaya kita hidup di dalamnya (Efesus 2:10).
c. 1 Timotius 4:1-16:
Sama dengan ayat di atas, ayat ini juga tidak berbicara tentang keselamatan dan jaminan keselamatan kekal. Tetapi ayat ini adalah berbicara dan sebagai peringatan bagi orang-orang percaya untuk waspada terhadap pengajaran yang salah, dan siap sedia mengajarkan yang benar.
Kata keselamatan dalam ayat 16 dalam konteks pasal ini adalah berbicara mengenai terhindarnya orang percaya dari pengajaran yang salah, bukan jaminan keselamatan kekal. Karena apapun yang terjadi orang percaya itu pasti selamat.
d. 2 Petrus 2:1-22:
Penjelasan ayat ini sama dengan 1 Timotius 4 tersebut di atas yakni peringatan akan nabi-nabi dan guru-guru yang mengajarkan pengajaran yang salah, bukan jaminan keselamatan. Rasul Petrus mengambil contoh kehidupan di Sodom dan Gomora.
Sodom dan Gomora dibinasakan Tuhan karena ketidak percayaan mereka terhadap Allah. Tuhan membinasakan Sodom dan Gomora karena ketidak benaran kehidupan mereka, sedangkan Allah menyelamatkan Lot karena memang ia orang benar, orang yang sudah selamat.
e. Ibrani 6:4-6 tentang kemurtadan:
Ayat ini berbicara tentang penolakan terhadap Yesus. Mereka tahu (penulis Ibrani melukiskan ini dengan kata diterangi, mengecap, mendapat bagian) bahwa Yesus adalah Anak Allah, Imam besar yang menjadi pengantara antara Allah dengan manusia, tetapi mereka menolaknya (dilukiskan dengan kata murtad).
Dengan demikian bagian ini tidak berbicara tentang jaminan keselamatan, karena orang yang dimaksud memang belum diselamatkan.
f. Ibrani 10:26:
Ayat ini berbicara tentang tidak ada lagi korban penghapus dosa lain apabila berbuat dosa. Intisari keseluruhan Surat Ibrani adalah berbicara tentang Yesus sebagai Tuhan, Imam Besar dan Anak Domba Allah yang menjadi korban persembahan penebus dosa.
Ibrani pasal 10 secara khusus berbicara tentang Yesus adalah korban persembahan yang sempurna, menggantikan korban-korban persembahan dalam peraturan hukum Musa. Ia menggenapi semua korban-korban tersebut, terutama korban penebus salah/dosa. Ia telah melakukan-Nya sekali untuk selamanya (ayat 10), sehingga korban-korban tersebut tidak ada lagi gunanya karena semuanya sudah digenapi.
Ibrani 10:26, penulis Ibrani mengingatkan kepada orang ibrani yang percaya bahwa sangatlah keliru pada zaman ini ada yang mengajarkan untuk memperoleh penebusan dosa melalui korban-korban tersebut. Kembali ke korban-korban tersebut, sama halnya dengan menginjak-injak Anak Allah, menganggap najis darah perjanjian, dan menghina Roh Kasih Karunia (ayat29), dan untuk lebih jelasnya baca secara keseluruhan Ibrani pasal 10 tersebut.
Dan yang jelas di sini. Siapapun dia, kalau dia belum percaya, belum menerima bahkan tidak mau menerima Tuhan Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi, maka ia belum diselamatkan, melainkan kematian yang mengerikan sedang menantinya.
g. Yudas 1:17-19:
Ayat ini juga merupakan peringatan bagi orang percaya dalam menghadapi pengajaran yang salah. Pada akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek dan sebagainya, namun kepada kita diberi peringatan untuk waspada, membangun dan memelihara iman dalam kesucian dalam menanti kedatangan Kristus untuk mengangkat kita ke dalam kehidupan yang kekal. Dan selama di dunia ini kepada kita diminta untuk menunjukkan belas kasihan kepada yang ragu-ragu, dan menyelamatkan mereka yang sedang menuju kepada kebinasaan. Takut akan Tuhan dan membenci dosa.
2. Bukti-bukti Jaminan Keselamatan
Di atas telah dijelaskan bahwa ketika seseorang menjadi percaya/menerima Tuhan Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi maka pada saat itu ia diselamatkan. Alkitab menjelaskan bahwa keselamatan itu adalah keselamatn yang pasti. Sekali selamat, tetap selamat. Berikut ini beberapa ayat Alkitab yang menjelaskan tentang kepastian atau jaminan keselamatan kekal bagi orang percaya.
a. Yohanes 1:12:
Menerima Tuhan Yesus menjadi Anak Allah. Sekali menjadi anak tetap anak. Menjadi anak Allah bukan karena keinginan daging, melainkan dari Allah (ayat 13).
b. Yohanes 3:3-6:
Menerima kehidupan kekal/keselamatan, seseorang harus mengalami kelahiran kembali, yakni kelahiran secara rohani, kelahiran dari atas. Kelahiran yang dikerjakan oelh roh kudus, bukan dari benih yang fana, tetapi oleh Firman Allah (1 Petrus 1:23). Kelahiran yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang tidak dapat dibatalkan oleh sesuatu apapun.
c. Yohanes 3:16, 36:
Barangsiapa yang percaya beroleh hidup yang kekal. Siapa saja yang percaya (menerima) ia diberikan kehidupan yang kekal.
d. Yohanes 5:24:
Orang percaya berpindah dari maut ke dalam hidup. Tidak seorangpun yang dapat melakukan hal ini, kecuali Allah sendiri. Hanya Allah yang berkuasa melakukan hal ini. Jalan disediakan oleh Allah yakni percaya kepada Tuhan Yesus.
e. Yohanes 10:28 – 29:
Ketika seseorang menjadi percaya, naka pada saat itu ia telah menyerahkan hidupnya ke dalam genggaman tangan Allah, dan tak seorangpun yang dapat merebut mereka dari tangan-Nya.
f. Roma 5:9-10:
Di sini Paulus menjelaskan mengenai hasil pembenaran bahwa setiap orang yang percaya dibenarkan dan pasti diselamatkan dari murka Allah oleh hidup-Nya.
g. Roma 6:3 – 4 :
Orang percaya sudah mati bersama Kristus, bangkit dan hidup bersama Dia. Kita telah mati bagi dosa, tetapi hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.
h. Roma 8:1-39:
Pasal ini secara keseluruhan berbicara tentang kehidupan dan jaminan hidup kekal bagi orang percaya: Hidup oleh Roh, Pengharapan orang percaya, dan keyakinan dan keteguhan iman percaya serta kemenangan di dalam menghadapi tantangan-tantangan.
i. 1 Korintus 6:19-20:
Bahwa orang percaya. Hidupnya bukan miliknya sendiri (band, Galatia 2:19-20), tetapi ia menjadi milik Allah dan tubuhnya menjadi Bait Allah. Allah telah membelinya dengan harga yang telah lunas dibayar (1 Petrus 1:18-19). Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu.
j. 1 Korintus 12:12-13:
Kehidupan percaya telah dibaptiskan menjadi anggota Tubuh Kristus – Satu Tubuh, Tubuh Kristus. Pembaptisan ini dikerjakan oleh Roh Kudus, bahwa orang percaya diidentifikasikan bersama dengan Kristus, menjadi satu tubuh sekali untuk selamanya. Hal ini terjadi ketika seseorang menjadi percaya.
k. 2 Korintus 5:17 – 18:
Ketika seseorang menjadi percaya, maka ia menjadi ciptaan baru, yang lama sudah berlalu dan yang baru sudah datang. Kehidupan percaya mengenakan ciptaan baru menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusannya (Efesus 4:24), dan terus menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya (Kolose 3:10).
l. Efesus 1:13-14:
Kehidupan percaya dimeteraikan oleh Roh Kudus. Roh Kudus menjadi jaminan bagi kehidupan percaya sampai kepada kehidupan yang kekal di dalam Surga.
m. Efesus 2:5-10:
Di dalam Kristus, Allah telah menghidupkan setiap orang yang percaya dan memberi tempat bersama-sama dengan Dia di dalam Sorga, menjadi warga negara Sorga (Filipi 3:20).
n. Filipi 1:6:
Allah telah memulai pekerjaan baik dalam kehidupan percaya, Ia pula yang meneruskan sampai pada akhirnya.
o. Kolose 3:3 – 4:
Orang percaya telah mati dan dibangkitkan bersama Kristus dan hidup orang percaya tersembunyi di dalam Dia.
Itulah kutipan beberapa bagian dari Alkitab yang memberitahukan kepada kita mengenai jaminan kepastian keselamatan.
3. Persoalan kejatuhan Anak Tuhan
Persoalan yang sering dikemukakan dalam menyangga tentang kepastian keselamatan, adalah: “Bolehkah orang percaya itu berbuat dosa, kan ia sudah pasti selamat?” “Bagaimana kalau orang percaya itu jatuh dalam dosa, apakah ia masih selamat?”
Berikut ini marilah kita melihat penjelasan Alkitab mengenai persoalan tersebut, Bolehkah orang percaya itu berbuat dosa karena ia sudah selamat? Kan tidak akan kehilangan keselamatan? Benar! Orang percaya itu tidak akan kehilangan keselamatan apabila ia jatuh di dalam dosa, tetapi Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa sangatlah tidak dibenarkan orang percaya itu untuk berbuat dosa. Ada kemungkinan orang percaya jatuh dalam dosa, tetapi jelas tidak dibenarkan untuk berbuat dosa, apalagi bertekun dalam dosa. Perhatikan Penjelasan Rasul Paulus dalam Roma 6:1, 15, “Bolehkah kita berbuat (bertekun) dalam dosa?” Jawabannya: “Sekali-kali Tidak!” Orang percaya tidak dibenarkan untuk hidup dalam dosa karena Allah di dalam Kristus telah berkorban mati bagi dosa kita dan menguduskan kita sekali untuk selamanya (Ibrani 10:10). Ia telah memerdekakan kita dari dosa, dan oleh sebab itu janganlah mempergunakan kemerdekaan itu untuk kehidupan dalam dosa (Galatia 5:1, 13).
Selanjutnya bagaimana kalau orang percaya itu jatuh dalam dosa, apakah ia masih selamat ataukah kehilangan keselamatan? Di atas telah dijelaskan bahwa tidak dibenarkan apabila orang percaya itu berbuat dosa karena ia sudah dimerdekakan dari dosa, namun tak dapat dipungkiri bahwa ada kemungkinan orang percaya itu jatuh di dalam dosa. Apakah keselamatannya hilang apabila ia jatuh dalam dosa? Jawabannya adalah sekali-kali tidak! Kejatuhan orang percaya dalam dosa tidak akan mempengaruhi keselamatannya, tetapi itu berpengaruh dalam kehidupan percayanya sekarang. Ia tidak akan kehilangan keselamatan, tetapi ia akan kehilangan damai, kehilangan sukacita, akan kehilangan persekutuan baik dengan Tuhan maupun dengan sesama orang percaya dan Ia akan kehilangan pahala. (1 Yohanes 1:5 – 8).
Apabila orang percaya itu jatuh ia, sebagai anak Allah akan dihajar oleh Allah apabila ia tidak bertobat (Ibrani 12:5-11), tetapi ia akan mengalami pengampunan apabila mengakuinya (1 Yohanes 1:9). Sebagai anak Tuhan, Alkitab Firman Tuhan menasehatkan kita untuk hidup dalam kekudusan (1 Petrus 1:13-16).
D. Penutup
Sebagai orang percaya, kita bersyukur, karena Allah di dalam dan melalui Tuhan Yesus kita telah ditebus dari dosa dan diselamatkan sekali untuk selamanya, dan Roh Kudus memeteraikan dan memberi jaminan akan keselamatan yang sudah kita miliki. Sebagai orang percaya marilah kita hidup di dalam kekudusan dan kebenaran. Hidup kita adalah miliknya. Ia telah membeli kita dengan harga telah lunas dibayar, karena itu muliakanlah Ia di dalam seluruh kehidupan kita setiap saat (Roma 12:1-3, Kolose 3:17).
Amin, Tuhan Yesus adalah Juruselamatku dan Keluargaku...
BalasHapusSaya percaya sekali selamat tetap selamat (Yoh.3:16; 10:28, 29; Roma 8:37-39). jaminan keselamatan bukan tergantung pada kesetiaan kita tetapi pada kesetiaan Tuhan Yesus. ketidak setiaan kita tidak mempengaruhi kesetiaan Tuhan (II Tim.2:13). Perbuatan baik kita bukan untuk selamat tetapi karena kita sudah selamat harus menyatakan keselamatan itu lewat perbautan baik, hidup suci dan taat (Ep.2:10; Titus 3:8). Perbautan baik kita sebagai bentuk/tanda terima kasih kepada Tuhan, dan sebagai bukti iman dan untuk memperoleh pahala/mahkota ketika menghadap kursi pengadilan Kristus (II Kor.5:10). Mahkota/pahala ditentukan dan diperoleh berdasarkan kehidup orang percaya selama hidup di dunia (I Kor.3:12-15; II Tim.4:8-10)
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus