Jerry H. M. Sumanti
Yesus Kristus dibangkitkan secara tubuh dari antara orang mati.Pada waktu kedatangan-Nya kembali, Ia akan membangkitkan semua orang yang telah diselamatkan untuk menerima kemuliaan yang kekal. Kebangkitan bagi anggota Tubuh Kristus terjadi sebelum Masa Sengsara (Pretribulasi), Kebangkitan bagi orang percaya yang akan masuk Kerajaan Seribu tahun akan terjadi sesudah Masa Sengsara Besar (Posttribulasi), dan sebelum Kerajaan Seribu Tahun (Premillenial), Kebangkitan bagi orang-orang yang akan binasa terjadi sesudah Kerajaan Seribu Tahun (Post Millenial). ( Lukas 24:39; 1 Korintus 15:22-24; Wahyu 20:4-6; Wahyu 20:11-15).
PENDAHULUAN
Kebangkitan! Masih merupakan misteri dalam kehidupan manusia sampai sekarang ini bahkan tetap menjadi misteri selama masih menikmati kehidupan ini. Ada yang percaya, dan ada yang tidak, bahkan ada yang tidak tahu.
D.James Kennedy menulis, bahwa sejak dulu kala, laki-laki dan perempuan menanggapi kematian mereka yang dicintainya dengan jeritan seperti yang dikumandangkan Ayub: “Kalau manusia mati, dapatlah ia hidup lagi?” (Ayub 14:14). Falsafah manusia dan agama kafir hanya bisa menjawabnya dengan tidak lebih daripada tanda tanya, angan-angan, dan harapan yang samar.[1]
Jadi semua agama dan falsafat manusia yang ada di dunia ini mengajarkan tentang kehidupan dan kematian, tetapi tentang kebangkitan masih merupakan misteri besar yang belum terpecahkan.
Hanya Alkitab dalam Kekristenan yang memberikan jawaban yang pasti dan akurat tentang kebangkitan tubuh dan keberadaan hidup manusia dalam kekekalan.
AJARAN TIDAK ALKITABIAH TENTANG KEBANGKITAN:
Ada banyak pengajaran yang tidak alkitabiah tentang kebangkitan. Beberapa pengajaran disebutkan berikut ini.
A. Tidak ada Kebangkitan/Kebangkitan sudah berlalu:
Orang Saduki, suatu golongan pemimpin agama Yahudi, ahli Torat, yang sebagian besar terdiri dari imam-imam. Mereka mendasarkan pengajarannya pada kelima kitab Musa dan menolak segala adat istiadat yang ditambahkan kemudian. Mereka tidak percaya adanya kebangkitan orang mati dan adanya malaekat (Matius 22:23-33, Markus 12:18-27, Lukas 20:27-40).
Pada zaman Rasul Paulus dan sebelumnya berkembang ajaran yang menyatakan bahwa kebangkitan sudah berlalu, dengan demikian kebangkitan tidak akan ada lagi. Orang yang mati termasuk mereka yang percaya bahwa kebangkitan telah berlalu juga orang-orang yang akan mati sampai pada masa yang akan datang tidak akan mengalami kebangkitan (1 Korintus 15:13; 2 Timotius 2:18).
B. Charles Taze Russel dan saksi-saksi Yehovah:
Charles Taze Russel dengan gerakan saksi Yehovahnya mengajarkan bahwa penciptaan baru pada waktu kematian adalah periode ketidak beradaan atau orang mati tetap mati/dimusnahkan (dibinasakan) sama sekali.
Menurut mereka bahwa orang tidak percaya/orang jahat ketika mati, dimusnahkan dan yang dibangkitkan hanyalah mereka yang percaya kepada Allah Yehovah yang nantinya akan mewarisi dunia baru.
C. Mr. Oscar Baker dengan Teori benihnya:
Mr. Oscar Baker mengajarkan bahwa pada waktu mati masih tetapi tinggal suatu elemen tubuh yang hidup yang memungkinkannya bangkit lagi.
Berdasarkan ayat seperti 1 Petrus 1:23, hanya mereka yang diselamatkan yang akan dibangkitkan dari kematian sebab secara pribadi mereka memiliki hidup yang kekal. Mereka sama sekali gagal membedakan antara hidup jasmani dan rohani, hidup yang kekal yang ada dalam Kristus (Yohanes 3:16, 36).
D. Mr. Otis Q Sellers:
Mr. Otis Q Sellers berpandangan bahwa kebangkitan menyebabkan bukan hanya semata-mata satu bagian tubuh manusia yang dibangkitkan tetapi seluruhnya. Ketika manusia mati, maka manusia mati seluruhnya yakni tubuh jiwa dan roh, karenanya ketika dibangkitkan maka seluruhnya dibangkitkan.
Pandangan ini juga dianut oleh Gerakan Adventisme, yakni orang-orang yang tidur (mati: tubuh, jiwa dan roh) dalam lebu tanah dibangunkan.
E. Teori Reinkarnasi:
Pandangan teori ini bahwa roh akan mendiami tubuh yang lain, bereinkarnasi (dilahirkan kembali dalam tubuh yang lain, atau menjadi mahluk lain) dan ini terjadi berulangkali sampai mencapai kesempurnaan, sedangkan tubuh yang lama sesungguhnya tidak dibangkitkan.
Pandangan ini banyak dianut dalam agama-agama purba, Hindu, dan Budha. Pandangan ini sangat bertentangan dengan doktrin Alkitabiah tentang kebangkitan orang mati.
F. Teori Identitas:
Teori ini beranggapan bahwa manusia akan dibangkitkan dalam bentuk (tubuh) ketika mereka mati, sekalipun demikian mereka akan dimuliakan. Jadi kalau mati ketika masih bayi akan dibangkitkan seperti itu juga, dan demikian pula yang cacat pada waktu mati akan dibangkitkan dalam keadaan seperti itu juga, dsb.
AJARAN ALKITABIAH TENTANG KEBANGKITAN:
Di atas telah disampaikan mengenai beberapa pandangan yang tidak Alkitabiah tentang kebangkitan. Jenius besar dari falsafah Yunani, Plato, ditanya: “Apakah kita akan hidup kembali?” Tanggapannya: “Aku harap demikian, tetapi tiada orang yang bisa tahu.”[2] Ya diukur dari keterbatasan manusia, maka tidak ada seorangpun yang bisa tahu, oleh karena itu maka Allah melalui Alkitab Firman-Nya memberitahu manusia tentang kematian dan kebangkitan dengan sangat jelas.
Jadi Alkitab mengajarkan secara jelas dan dalam banyak tempat kebenaran tentang adanya kebangkitan tubuh. Kebangkitan tubuh pada pokoknya merupakan penyataan Alkitabiah, karena falsafah Yunani, yang memandang tubuh sebagai suatu rintangan, hanya mengajarkan ketidak binasaan jiwa.[3] Kebangkitan adalah suatu fakta.[4]
Berikut ini pandangan Alkitabiah tentang kebangkitan,
A. AJARAN DALAM PERJANJIAN LAMA:
Perjanjian Lama mengajarkan dan menubuatkan tentang adanya kebangkitan. Kata “menurut Kitab suci: dalam 1 Korintus 15:3-4 menunjukkan bahwa tulisan dalam Perjanjian Lama telah mengajarkan dan menubuatkan tentang adanya kebangkitan. Perjanjian Lama mencatat paling sedikit tiga orang yang dibangkitkan: putra seorang janda (1 Raja-raja 17:21, 22); putra perempuan Sunem (2 Raja-raja 4:32-36); dan orang yang dibangkitkan mayatnya kena kepada tulantulang Elisa (2 Raja-raja 13:21).[5]
Ajaran tentang kebangkitan telah diyakini oleh tokoh-tokoh dalam Perjanjian Lama seperti:
1. Ayub (Ayub 19:25-27):
Selama penderitaannya, Ayub merindukan kematian sebagai suatu cara pembebasan dan ingin supaya ia dapat mengetahui ada suatu pengharapan melalui kematian itu yang akan membuat penderitaannya yang sekarang dapat ditahankan (Ayub 14:13-14). Ia mengungkapkan pengharapan itu dalam pasal 19:25-27).
Suatu pengharapan pada Allah yang hidup yang akan membebaskan persoalannya bahkan setelah kematiannya. Ia yakin bahwa sekalipun tubuhnya telah hancur, ia akan melihat Allah dari dagingnya (ayat 26)[6]
2. Abraham:
Abraham mempunyai keyakinan yang kokoh tentang kebangkitan. Ketika Allah memerintahkan Abraham untuk mempersembahkan Ishak anaknya sebagai korban bakaran, ia tidak keberatan karena ia mempunyai keyakinan bahwa Ishak walaupun akan dijadikan korban persembahan, tetapi nanti anaknya akan dibangkitkan kelak. Abraham tidak ragu-ragu melaksanakan perintah Allah ini.
3. Yakub:
Kitab Kejadian pasal 49 adalah cerita khusus tentang Yakub yang memberi nasehat, bimbingan dan pemberian berkat kepada anak-anaknya satu persatu menjelang akhir hidupnya. Yakub percaya bahwa ada keselamatan dan kehidupan di balik kematian. Yakub berkata di hadapan anak-anaknya, “Aku menanti-nantikan keselamatan yang dari pada-Mu, ya Tuhan.” (Kejadian 49:18).
4. Daud:
Dalam Mazmur 16:8-11, Daud menulis bahwa ia tidak akan goyah, bahkan ia bersukacita dan bersorak-sorak, karena Allah tidak menyerahkan orang percaya ke dunia orang mati dan melihat kebinasaan, melainkan Allah memberikan jalan kehidupan dan akan diam dengan tentram di hadapan Allah. Juga dalam Mazmur 17:15 Daud berkata, “… pada waktu bangun (kebangkitan) aku akan menjadi puas dengan rupaku.” Sedangkan bagi orang yang tidak tidak percaya diumpamakan pemazmur seperti domba yang meluncur ke dunia orang mati, digembalakan oleh maut dan diam di sama (Mazmur 49:15).
5. Tuhan Yesus mengajarkan tentang kebangkitan dari Perjanjian Lama.
Tuhan Yesus pada waktu mau membuktikan ajaran kebangkitan orang mati kepada orang-orang Saduki, Ia mengutip Firman Allah yang terdapat dalam Keluaran 3:6 sebagai bukti fakta kebangkitan (Matius 22:31-32).
Ryrie menjelaskan bahwa, argumen ini didasarkan pada kenyataan bahwa ketika Allah menyatakan diri-Nya kepada Musa pada semak duri yang menyala-nyala, Ia menghubungkan diri-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub dalam suatu hubungan yang tidak berhenti pada saat kepala keluarga tersebut mati.[7]
6. Masih banyak tulisan-tulisan tentang kebangkitan yang bisa kita lihat dalam Perjanjian Lama antara lain dalam Yesaya 26:19; Yehezkiel 37; Daniel 12:2).
Dengan melihat contoh-contoh di atas maka nampaknya jelas dan memadai untuk menyatakan bahwa doktrin ini telah diajarkan dan dipercayai sepanjang periode Perjanjian Lama.[8]
B. AJARAN DALAM PERJANJIAN BARU:
Kebangkitan Kristus adalah jaminan yang pasti bahwa kebangkitan itu mutlak ada dan tidak dapat disangkal sebab itu adalah fakta yang paling menentukan dalam iman Kristiani. (1 Korintus 15:17-22).
Kata Kebangkitan dalam Perjanjian Baru bahasa Yunani “anastasis” diterjemahkan kebangkitan 42 kali, 48 kali diterjemahkan dihidupkan, 9 kali diterjemahkan menghidupkan, 18 kali diterjemahkan membangkitkan, 26 kali diterjemahkan bangkit dan hanya sekali diterjemahkan naik.[9]
Banyak mujizat yang telah terjadi sebelum Yesus disalibkan, khususnya mujizat tentang kebangkitan orang mati, seperti berikut,
1. Yairus, anak perempuan dari seorang kepala rumah ibadah di Galilea, telah dibangkitkan oleh Yesus walaupun sebelumnya orang-orang di sekitar itu menertawakan Dia, karena Dia berkata, “anak itu tidak mati, tetapi tidur … “ (Matius 9:24:25).
2. Di Kota Nain, Yesus membangkitkan seorang anak muda yang sedang diusung keluar kota untuk dikuburkan. Hal ini membuat kegemparan di kota itu bahkan sampai keseluruhan daerah Yudea dan sekitarnya (Lukas 7:14-15).
3. Lazarus yang telah beberapa hari dikuburkan, pada saat Yesus berseru dengan suara keras, “Lazarus, marilah keluar!” Lazaruspun keluar dengan kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanyapun masih tertutup dengan kain peluh (Yohanes 11:43-44).
4. Dorkas yang dibangkitkan oleh Rasul Petrus dalam Kisah Rasul 9:40-41.
5. Rasul Paulus juga pernah membangkitkan Eutikus yang telah mati karena terjatuh dari tingkat tiga dari suatu bangunan di mana Paulus mengajar sampai larut malam (Kisah 20:9-12). Juga dalam 1 Korintus pasal 15 Rasul Paulus dengan sangat jelas dan penuh keyakinan mengajarkan tentang adanya kebangkitan tubuh ini.
6. Ajaran tentang kebangkitan ini diajarkan oleh Yesus sendiri dengan sangat jelas (Yohanes 5:28, 29, 39, 44, 54; Lukas 14:13-14; 20:35-36). Yesus sendiri mengatakan bahwa Dialah Kebangkitan dan hidup; barang siapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati (Yohanes 11:25).
7. Para Rasul juga mengajarkan dengan penuh keyakinan tentang adanya kebangkitan tubuh (Kisah 24:15; 1 Korintus 15:1; 1 Tesalonika 4:13-18; Filipi 3:11-21; Wahyu 20:4-6, 12, 13).
8. Kebangkitan Kristus adalah jaminan yang pasti akan kebangkitan secara tubuh (Roma 8:11, 1 Korintus 6:14, 1 Korintus 15:20-22, 2 Korintus 4:14). Kristus “telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa” ( 2 Timotius 1:10). Oleh karena itu jelas bahwa Perjanjian Baru secara cukup luas dan memadai mengajarkan adanya kebangkitan tubuh.[10]
SIFAT KEBANGKITAN FISIK:
Alkitab dengan jelas mengajarkan/menyatakan tentang adanya kebangkitan tubuh (Ayub 19:25-26; Mazmur 16:9; Yohanes 5:28-29; 1 Korintus 15:44. Alkitab berbicara tentang tiga jenis kebangkitan: Kebangkitan berdasarkan hukum yaitu ketika orang percaya dibangkitkan bersama Kristus (Roma 6:4-5, Efesus 2:5-6, Kolose 2:12-13); Suatu kebangkitan rohani, yang sepadan dengan kelahiran kembali atau pembaharuan (Yohanes 5:25-26); Serta kegangkitan fisik (Yohanes 5:28-29).[11] Baik orang percaya maupun orang tidak percaya akan mengalami kebangkitan. Jadi semua orang yang sudah mati akan dibangkitkan dan hidup dalam kekekalan.
A. Fakta Kebangkitan
Baker menulis bahwa kebangkitan merupakan pokok pengajaran besar dalam Alkitab Perjanjian Baru. Kita membaca apa yang ditulis Paulus tentang Juruselamat Yesus Kristus, “dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.” (1 Timotius 1:10). Pusat kebenaran dalam Perjanjian Baru adalah tentang kebangkitan Kristus. [12]
Thiesen menulis bahwa Alkitab memakai paling tidak empat cara untuk menunjukkan bahwa tubuh akan dibangkitkan,
1. Dengan pernyataan-pernyataan yang gamblang tentang hal itu (Mazmur 16:9-10, Daniel 12:2, Yohanes 5:28-29)
2. Dalam pernyataan bahwa tubuh kita termasuk dalam penebusan kita (Roma 8:23, 1 Korintus 6:13-15, 19-20).
3. Dalam jenis tubuh yang dimiliki Kristus ketika Ia dibangkitkan. Kristus dibangkitkan dalam tubuh fisik (Lukas 24:39, Yohanes 20:27). Mengingkari kebangkitan fisik berarti mengingkari kebangkitan fisik Kristus (1 Korintus 15:130.
4. Dalam kedatangan Kristus kembali serta penghakiman-penghakiman menurut arti kata yang sesungguhnya. Manusia Kristus Yesus akan kembali untuk menghakimi bukan roh-roh yang tanpa tubuh, melainkan orang-orang yang memiliki tubuh ( 1 Tesalonika 4:16-17, Wahyu 20:11-13).[13]
B. Sifat Kebangkitan Tubuh Fisik.
Alkitab mengajarkan bahwa tubuh yang dibangkitkan bukanlah tubuh yang sama sekali baru, atau tubuh yang lain. Tubuh yang dibangkitkan adalah tubuh ini yang diubahkan dan disempurnakan.
1. Sifat kebangkitan Tubuh Orang Percaya:
Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa ketika dibangkitkan ada pengubahan tubuh, dibangkitkan dengan mengenakan tubuh yang sudah diubahkan dan disempurnakan,
a. Tubuh merupakan bagian dalam karya penebusan yang telah dikerjakan oleh Yesus Kristus. Kebangkitan tubuh merupakan penebusan final bagi kehidupan percaya (Roma 8:23).
b. Kebangkitan tubuh merupakan pengubahan dan penyempurnaan tubuh ini menjadi serupa dengan tubuh Kristus yang mulia (Filipi 3:21; 1 Korintus 15:13, 43, 49; Yohanes 20:27; Lukas 24:39; 1 Yohanes 3:2),
c. Kebangkitan tubuh menghasilkan tubuh yang tidak dapat binasa (1 Korintus 15:42, 53, 54),
d. Kebangkitan tubuh menghasilkan tubuh yang kuat (1 Korintus 15:43),
e. Kebangkitan tubuh merupakan pengubahan dan penyempurnaan tubuh ini menjadi tubuh rohani atau tubuh sorgawi (1 Korintus 15:44, 47-49; 2 Korintus 5:1-2).
2. Sifat Kebangkitan Tubuh Orang Tidak Percaya:
Sifat kebangkitan tubuh orang yang tidak percaya, tidak banyak dibicarakan, namun yang pasti mereka akan dibangkitkan untuk penghukuman (Wahyu 20:11-12; Yohanes 5:28-29; Daniel 12:2). Karena Alkitab tidak menjelaskan lebih terperinci tentang bagaimana rupa tubuh kebangkitan dari orang tidak percaya, maka harus puas dengan hal-hal yang telah dinyatakan-Nya dan mebiarkan pertanyaan sejauh mana Alkitab tidak menyatakannya.
PENTINGNYA KEBANGKITAN YESUS KRISTUS
Kebangkitan Yesus Kristus adalah sangat penting dalam kehidupan percaya, karena:
A. Menjadi dasar kebangkitan manusia nanti (1 Korintus 15:13-18),
B. Menjadi dasar dari apa yang kita beritakan (1 Korintus 15:14),
C. Menjadi dasar kesaksian para Rasul (1 Korintus 15:1-11,15).
D. Kebangkitan Yesus merupakan dasar iman percaya (1 Korintus 15:17),
E. Dan merupakan dasar atas pengharapan kita (1 Korintus 15:19).
BUKTI KEBANGKITAN YESUS KRISTUS SEBAGAI JAMINAN KEBANGKITAN KITA.
Alkitab membuktikan bahwa Yesus Kristus benar-benar bangkit dari antara orang mati.
A. Perjanjian Lama telah berulang kali menubuatkannya dan Kristus sendiri mengungkapkannya Matius 16:21).
B. Kubur yang kosong adalah bukti nyata yang disaksikan oleh para murid dan para ahli torat serta prajurit Romawi.
C. Berulangkali Dia menampakkan diri-Nya sesudah Dia bangkit dari antara orang mati (1 Korintus 15:4-9).
- Dia menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena (Yohanes 20:14-16),
- Dia menampakkan diri kepada kaum wanita ketika itu (Matius 28:8-10),
- Dia menampakkan diri kepada Petrus (Lukas 24:34),
- Dia menampakkan diri kepada dua orang yang sedang berjalan menuju Emaus (Lukas 24:13-31),
- Dia menampakkan diri kepada kesepuluh murid (Markus 16:14),
- Dia menampakkan diri kepada kesebelas murid (Yohanes 20:26),
- Dia menampakkan diri kepada tujuh murid di Galilea (Matius 28:16-17),
- Dia menampakkan diri kepada keduabelas murid (1 Korintus 15:5),
- Dia menampakkan diri kepada lebih dari 500 orang (1 Korintus 15:6).
- Dia menampakkan diri-Nya kepada Yakobus (1 Korintus 15:7),
- Dia menampakkan diri kepada murid-murid-Nya ketika akan terangkat ke surga (Lukas 24:44-54),
- Dia menampakkan diri kepada Stefanus setelah beberapa waktu terangkat ke surga (1 Korintus 15:7).
- Berikut pengalaman Paulus ketika menyaksikan penampakan Yesus Kristus kepadanya (Kisah Rasul 9:1-22, 22:6-21, 26:4-23).
D. Alkitab membuktikan bahwa Dia bangkit. kebangkitan-Nya menjadi batu penjuru bagi yang percaya (Kisah 4:10-12).
E. Kebangkitan-Nya mengalahkan kuasa maut, memberikan kemenangan dan hidup bagi yang percaya (1 Korintus 15:54-57).
WAKTU KEBANGKITAN:
A. Pada Akhir Dispensasi Anugerah (Gereja)
Rasul Paulus menulis kepada jemaat di Tesalonika dan Korintus bahwa, pada saat sangkakala berbunyi di surga maka Tuhan Yesus akan datang untuk menjemput orang percaya yang tergabung di dalam Tubuh Kristus (Gereja), maka orang-orang percaya yang telah mati akan dibangkitkan kemudian diangkat bersama dengan mereka yang masih hidup dan yang telah diubahkan (1 Tesalonika 4:13-18; 1 Korintus 15:51). Kebangkitan ini akan terjadi pada akhir dispensasi Anugerah atau sebelum masa sengsara (Pretribulasi).
B. Pada akhir Masa Sengsara Besar:
Pada akhir Masa Sengsara Besar (Posttribulasi), yaitu menjelang Kerajaan Seribu Tahun dimulai (Premillenial), akan ada kebangkitan orang-orang kudus yang hidup dalam program nubuatan. Mereka akan dibangkitkan dan akan memerintah bersama-sama dengan Kristus dalam Kerajaan Damai dan kematian tidak akan berkuasa terhadap mereka (Wahyu 20:6).
C. Pada Akhir Kerajaan Seribu Tahun:
Mereka yang tidak dibangkitkan baik pada saat Kedatangan Kristus menjemput Gereja (Pretribulasi/premillenial) maupun kebangkitan pada akhir Kesusahan Besar (Posttribulasi/Premillenial) akan dibangkitkan pada akhir Kerajaan Seribu Tahun (Postmillenial) untuk menghadap tahta Putih untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatan mereka. Mereka yang dibangkitkan di sini semuanya akan dicampakkan ke dalam Lautan Api (Wahyu 20:5, 11-15).
Kebangkitan yang terjadi menjelang Kerajaan Seribu Tahun disebut kebangkitan Pertama. Mengapa hal itu disebut Kebangkitan Pertama sedangkan pada akhir Dispensasi Anugerah telah terjadi kebangkitan? Hal itu disebut demikian karena sesuai dengan Program Nubuatan hal itu disebut Kebangkitan Pertama, sedangkan yang terjadi pada Dispensasi Anugerah, walaupun secara urutan adalah pertama tetapi tidak disebut kebangkitan pertama karena peristiwa itu terjadi dalam program rahasia. Sedangkan kebangkitan kedua adalah kebangkitan pada akhir Kerajaan Seribu Tahun sebagai kebangkitan untuk penghukuman.
PENUTUP:
Berita tentang Kebangkitan Kristus telah menjawab bahwa kematian bukanlah akhir dari kehidupan ini, tetapi kematian merupakan peralihan kepada suatu kehidupan yang baru dan kekal. Kebangkitan adalah jawabannya. Karena Kristus dibangkitkan, maka iman Kristiani semakin kokoh, sebab kitalah (orang yang percaya), orang yang paling malang di dunia ini seandainya Kristus tidak dibangkitkan. Yang benar adalah Yesus telah dibangkitkan. Kebangkitan Yesus adalah tanda kemenangan mengalahkan kuasa dosa yaitu maut. Alkitab memberikan pernyataan yang sangat jelas bahwa kita tidak perlu kuatir tentang mereka yang telah mati, karena mereka akan dibangkitkan dan diangkat bersama untuk selama-lamanya tinggal di surga.
Catatan Akhir:
[1] D James Kennedy, Why I Believe (Mengapa Saya Percaya) (Batam Centre: Interaksara, 2000), 151.
[2] D James Kenneddy, 151.
[3] Charles C. Ryrie, Teologi Dasar Buku 2 (Yogyakarta: Yayasan ANDI, 1992), 360.
[4] Charles Stanley, The Glorious Journey (Perjalanan Mulia) Buku Satu (Batam Centre: Interaksara, 2000), 322.
[5] Henry C Thiessen, Teologi Sistematika (Malang: Gandum Mas, 1992), 593.
[6] Charles C. Ryrie, 360.
[7] Charles C. Ryrie, 360-361.
[8] Henry C. Thiessen, 593.
[9] Charles F. Baker, A Dispensational Theology (Grand Rapids Michigan: Grace Publications, 1972), 635-636.
[10] Henry C. Thiessen, 593.
[11] Idem, 593-594.
[12] Charles F. Baker, 634.
[13] Henry C Thiessen, 594
[2] D James Kenneddy, 151.
[3] Charles C. Ryrie, Teologi Dasar Buku 2 (Yogyakarta: Yayasan ANDI, 1992), 360.
[4] Charles Stanley, The Glorious Journey (Perjalanan Mulia) Buku Satu (Batam Centre: Interaksara, 2000), 322.
[5] Henry C Thiessen, Teologi Sistematika (Malang: Gandum Mas, 1992), 593.
[6] Charles C. Ryrie, 360.
[7] Charles C. Ryrie, 360-361.
[8] Henry C. Thiessen, 593.
[9] Charles F. Baker, A Dispensational Theology (Grand Rapids Michigan: Grace Publications, 1972), 635-636.
[10] Henry C. Thiessen, 593.
[11] Idem, 593-594.
[12] Charles F. Baker, 634.
[13] Henry C Thiessen, 594
Tidak ada komentar:
Posting Komentar